Monday, May 6, 2013

“Penggunaan Mengkudu dalam Ransum Ternak Unggas”




Oleh : Muhammad Yusuf, NPM. E1C010008
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
ABSTRAK
Buah mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak  sekali kita jumpai di daerah tropis termasuk di Indonesia. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam buah mengkudu sangat banyak, sehingga tidak hanya buah dan daunnya saja yang dapat kita manfaatkan, tetapi ampasnya juga masih dapat kita jadikan sebagai feed supplement dalam ransum ternak unggas. Buah Mengkudu merupakan tanaman obat yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat karena mengandung beberapa zat yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh seperti: alkaloid, antrakinon, flavonoid, tanin dan saponin, yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan seperti radang saluran pencernaan  dan juga dapat meningkatkan efesiensi metabolisme tubuh. Daun mengkudu kaya akan β-karoten, sehingga penambahan tepung daun mengkudu dalam ransum sebanyak 21% berpengaruh nyata dapat meneurunkan kandungan kolesterol karkas ayam broiler. Selain kaya akan β-karoten, buah mengkudu juga mengandung antibiotika yang dapat memperbaiki FCR pada ternak ayam ras petelur, dimana pemberian ampas mengkudu sebanyak 5 g/kg ransum dapat memberikan hasil pertambahan bobot telur dengan konversi ransum yang lebih rendah dibandingkan perlakuan kontrol.
Kata Kunci : Buah Mengkudu, Feed Supplemen, β-karoten, Antibiotika, Unggas.

Wednesday, April 17, 2013

TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI TIKTOK SEBAGAI PENGHASIL DAGING POTENSIAL.




Oleh : Marisya Tenti
ABSTRAK
Tiktok (mule duck ) merupakan hasil persilangan antar spesies itik (Anas platyrhychos) dengan entok (Cairina muscovy).Itik ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu mudah beradaptasi dengan lingkungan, tahan terhadap penyakit, serta dapat memanfaatkan pakan berkualitas rendah secara efisien menjadi daging. Namun masalahnya tiktok ini belum dipelihara dalam skala besar, tetapi hanya sebagai usaha sambilan dan bersifat tradisional.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan tiktok adalah kesulitan memperoleh bibit day old tiktok (DOT), belum adanya standar formulasi pakan, dan penanganan pascapanen yang belum optimal. Untuk memecahkan permasalahan tersebut perlu dilakukan pengembangan melalui teknik inseminasi buatan (IB) untuk meningkatkan jumlah DOT, memperbaiki kualitas pakan dengan mengkombinasikan bahan pakan lokal yang seimbangan nutriennya baik, serta melakukan penanganan pascapanen yang tepat.

Wednesday, April 3, 2013

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR SAWIT FERMENTASI MENGGUNAKAN NEOROSPORA SP UNTUK PAKAN TERNAK




OLEH : WAJULI HARYADI

ABSTRAK

Pakan merupakan kebutuhan primer dalam dunia peternakan, dan merupakan biaya terbesar (70%) dari total produksi. Untuk memenuhi kebutuhan pakan, pemanfaatan limbah pertanian merupakan salah satu alternatifnya. Namun nilai gizinya yang rendah dan serat kasar yang tinggi merupakan kendala dalam proses metabolisme ternak unggas. Lumpur sawit merupakan salah satu limbah industri minyak sawit yang sampai saat ini belum umum digunakan untuk pakan unggas, karena mempunyai beberapa faktor pembatas seperti kadar protein dan asam amino yang rendah dan kadar serat kasar yang tinggi. Penggunaan teknologi fermentasi dapat meningkatakan nilai nutrisi dan menurunkan serat kasar bahan limbah pertanian maupun limbah industri. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui produk fermentasi  limbah lumpur sawit dan pemanfaatanya pada berbagai ternak unggas, seperti ayam broiler dan itik jantan sedang tumbuh. Produk fermentasi limbah lumpur sawit dengan menggunakan neuro spora sp pada ternak unggas dapat digunakan dengan level 10% dalam ransum ayam broiler dan pada itik yang sedang tumbuh dapat digunakan sebanyak 15%.

Kata kunci : Limbah pertanian, produk fermentasi, unggas

Sunday, March 24, 2013

Pengaruh Penggunaan Bungkil Biji Jarak (jatropha curcas linn) Pada Ayam Broiler



 Oleh : Redo Putra
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

ABSTRAK
Meningkatnya impor dan harga bahan pakan ternak menimbulkan permasalahan bagi peternak untuk mengembangkan dan meningkatkan produktifitas daging pada ayam broiler. Salah satu alternatif yang baik untuk mengatasi hal ini adalah memanfaatkan limbah lokal yang ada didalam negeri, yaitu limbah Bungkil Biji Jarak Pagar (jatropha curcas linn). Bungkil Biji Jarak Pagar (BBJP) mengandung protein mencapai (58%-60%),namun pemanfaatannya sebagai bahan baku pakan segar sangat rendah. Hal ini disebabkan, karena ada beberapa zat antinutrisi yang terkandung dalam (BBJP) tersebut, yaitu curcin dan phorbolesther. Zat antinutrisi tersebut dapat mengganggu metabolisme dan sintesis protein dalam tubuh ternak. Bungkil biji jarak yang di berikan secara kimiawi bertujuan untuk mengurangi kandungan anti nutrisi yang ada di dalamnya, pemberian bungkil biji jarak ini di berikan sebanyak 4 % dalam campuran pakan yang di kontrol terhadap ayam broiler. Pemberian Bungkil Biji Jarak Pagar (BBJP) pada peformens ayam broiler ini, menunjukkan hasil yang positif terhadap peformens ayam broiler dan tidak menyebabkan kematian pada ayam broiler.
Kata kunci: ayam broiler, bungkil biji jarak pagar, Peformens dan pertumbuhan

Wednesday, March 20, 2013

“Efisiensi Pemanfaatan Kotoran Sapi Menjadi Biogas Pada Peternakan Rakyat”



Oleh : Yusuf Kurniawan
 
ABSTRAK
Dengan kondisi cadangan energy utama ( Minyak bumi ) Indonesia sebesar 8.4 miliar barel ( IPB. 2008 ) yang dipresiksi akan habis 18 tahu kedepan maka perlu dalukan usaha – usaha untuk mengantisipasi terjadinya defesiensi bahan bakar yang akan menyebakkan lumpuhnya perekonomian Nasional. Salah satu langkah yang telah dilakukan yaitu dengan menyiapkan energy alternative yang dapat diperbaharui berupa Bio-diesel, Bio-ethanol, Bio-oil, dan Biogas. Untuk biodiesel jumlah terpasang masih 1 persen dari potensi yang bisa dimanfaatkan di Indonesia (Teguh Wikan Widodo, Ana N., A.Asari dan Astu Unadi, 2006) dengan banyak manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan Biodegister / instalasi biogas (Teguh Wikan Widodo, Ana N., A.Asari dan Astu Unadi, 2006) dan juga nilai ekonomis dari pemasangan instalasi bogas ini (Hendra Siswahyudi. 2010) maka usaha ini sangat baik untuk diterapkan di peternakan rakyat.
Kata kunci : kotoran ternak, biogas.

Monday, March 4, 2013

Bawang Putih Sebagai Feed Additive Untuk Ayam



Oleh : Putri Anggraini

ABSTRACK

Penggunaan antibiotik sintetik dalam dunia peternakan ayam dapat menimbilkan dampak negatif bagi kesehatan ternak dan manusia. Antibiotik sintetik mengakibatkan residu bahan kimia berbahaya dalam produk yang dihasilkan dan menyebabkan resistensi bakteri – bakteri berbahaya yang terdapat didalam tubuh ayam.bawang putih memiliki kandungan senyawa aktif yang terbukti mampu menggantikan fungsi dari antibiotik sintetik didalam tubuh ayam. beberapa senyawa aktif yang terkandung didalam umbi bawang putih adalah allicin, selenium dan metilatil trisulfida. Ketiga senyawa aktif ini mampu membantu terjadinya proses metabolisme di dalam tubuh ayam yang jauh lebih baik. Adanya beberapa kandungan senyawa aktif ini membuat bawang putih berpotensial untuk digunakan sebagai feed additive pengganti antibiotik sintetik pada ternak ayam. Sudah banyak para ahli yang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian bawang putih tarhadap performans, produktivitas serta kesehatan ayam. Mereka mencampurkan ekstrak bawang putih kedalam ransum yang akan diberikan kepada ayam. Hasil penelitian dibandingkan dengan hasil penelitian yang tidak menggunakan bawang putih tetapi menggunakan antibiotik sintetik. menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulbardi dan Bintang ( 2007) pemberian tepung bawang putih sebanyak 0,02% mampu merangsang pertambahan bobot badan ayam broiler lebih cepat, dengan pencapaian konversi pakan sebesar 1,81 dan diikuti dengan penurunan jumlah konsumsi pakan oleh ayam broiler. Sedangkan untuk ayam petelur, menurut Maryam et al (2003), pemberian ektrak bawang putih sebanyak 4% pada ransum ayam petelur yang diinfeksi aflaktosin 0,4 mg AFB1/kg BH dapat meningkatkan bobot badan dan produksi telur serta dapat mengurangi kadar residu aflaktosin pada telur yang dihasilkan.

Kata kunci : ayam, bawang putih, feed additive, antibiotik sintetik, allicin.

Monday, February 18, 2013

Teknologi Produksi Anak Ayam Kampung Dengan Teknik Inseminasi Buatan ( IB ) Dan Penetasan Telur Dengan Mesin Tetas



Oleh : Yusuf Kurniawan 
 
ABSTRACT
Usaha penyediaan anak ayam kampung merupakan peluang usaha yang sangat potensial dengan terus meningkatnya kebutuhan daging dan telur ayam kampung karena dari segi nutrisi, ayam kampung memiliki kandungan lemak 10.3 % sedangkan ayam ras pedaging kandungan lemaknya sebesar 11.3 % (Serlly Oktarini. 2008). Untuk kandungan  protein, ayam kampung mengandung protein sebesar 13.4 % dan pada ayam ras pedaging mengandung protein sebesar 12.7 % (Serlly Oktarini. 2008). Kemudian untuk pelaksanaan IB pada ayam dilakukan dengan sangat higienis karena sperma dapat rusak/mati jika tercemar oleh kotoran. Kemudian ketepatan waktu IB menjadi hal yang cukup penting mengingat induk ayam melakukan peneluran maksimal pada pukul 12.00, sehingga pelaksanaan IB harus di atas jam 12.00 untuk menghindari sperma terbuang sia-sia ( Edi prayetno. 2010 ). Pengenceran sperma dilakukan dengan perbandingan 1:1 agar campuran merata. Larutan yang dipakai sebagai pengencer yaitu NaCl Fisiologis. Untuk peletakan sperma yang memilikii persentase keberhasilan lebih baik yaitu pada bahian intravagina dengan persentase keberhasilan sebesar 90 % (Ferry Bun, 2010).  Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma dapat dilakukan dengan menambah pakan suplemen untuk ayam pejantan (Krista, Bambang, Bagus Haryanto. 2010).

Friday, February 8, 2013

PENGGUNAAN ONGGOK FERMENTASI SEBAGAI PAKAN UNGGAS



Oleh : Juli Masdeka Sari
ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan ketersediaan bahan pakan ternak yang berkualitas, mengurangi ketergantungan pada impor, serta mendukung peningkatan produksi peternakan untuk memenuhi kebutuhan akan protein hewani, serta meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan meningkatnya populasi dan nutrisi yang lebih baik. Onggok, sebagai bahan organik mempunyai potensi sebagai bahan pakan ternak unggas. Namun, ada beberapa kendala dalam penggunaan onggok sebagai pakan unggas, diantaranya nilai gizinya (protein) rendah dan kandungan antinutrisi yang tinggi. Untuk itu dicari teknik pengolahan yang dapat meningkatkan kandungan nutrisi dan menurunkan kandungan zat antinutrisi pada onggok. Menurut Supriyati (2003), Setelah fermentasi kadar protein onggok meningkat dari sekitar 2,2 menjadi sekitar 18,6%. Produk yang dihasilkan diujicobakan pada berbagai jenis unggas. Penggunaan campuran  onggok dan ampas tahu fermentasi 30 % (RD) memberikan produksi terbaik, berat telur tertinggi dan konversi ransum terendah Hasil ujicoba ,onggok terfermentasi sampai dengan 10% dapat digunakan dalam formulasi pakan ayam pedaging. Dan terhadap persentase bobot karkas, bobot hati dan rempela juga tidak ada perbedaan yang nyata. Namun, pemberian lebih tinggi dari 10%, perlu pengkajian lebih lanjut.

Kata kunci : Onggok, fermentasi, unggas.

Saturday, January 26, 2013

PENGGUNAAN DAUN KATUK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK TERNAK UNGGAS




VERA APRILIANTI
Abstrak
Daun Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di Asia Tenggara. Katuk kaya akan klorofil, yang bermanfaat untuk membersihkan jaringan tubuh dan tempat pembuangan sisa limbah metabotisme, sekaligus mengatasi parasit, bakteri, dan virus yang ada dalam tubuh manusia.  Katuk  mengandung senyawa fitosterol yang diharapkan dapat menurunkan kolesterol. Pemberian daun katuk sebagai pengganti feed suplement untuk meningkatkan kualitas produk ternak. Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Pemberian daun katuk terhadap  ternak dapat dikombinasikan melaliu air minum dan juga lagsung dalam ransum. Pada level 4,5 g/kg ransum plus 2,25 g/l air minum.
Kata kunci : daun katuk, kualitas produk ternak, air, ransum

Wednesday, January 9, 2013

Penggunaan Daun Pepaya (Carica Papaya L.) dalam Ransum untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Ternak Unggas



Sistanto
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Jl. WR. Soepratman Kandang Limun, Bengkulu

ABSTRAK
Ternak unggas masih diandalkan sebagai sumber protein hewani dari daging dan telurnya. Meningkatnya usaha petrnakan menyebabkan tingginya permintaan terhadap pakan ternak yang berkualitas. Untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi biasanya digunakan bahan antibiotik atau obat obatan sintetis untuk merangsang pertumbuhan. Namun hal tersebut dapat membahayakan konsumen karena meningkalkan residu pada daging ternak. Bahan dari alam yang dapat digunakan sebagai alternatif adalah daun pepaya ( carica papaya .L). Daun pepaya mempunyai kandungan papain yang didalamnya terdapat asam amino kompleks.  Dari beberapa penelitian, pemanfaatan daun pepaya didalam ransum unggas memberikan beberapa manfaat, antara lain kandungan enzim proteolitiknya yang terdapat pada papain dapat menghambat pertumbuhan cacing ascaridia gali pada usus sehingga pertumbuhan unggas menjadi tidak terganggu, selain itu kandungan daun pepaya berupa betakaroten dapat memperbaiki kualitas telur yaitu meningkatnya indeks warna kuning telur yang menjadi parameter tingginya kandungan gizi di masyarakat. Meskipun penggunaannya 2-3% sudah mampu menurunkan kolesterol telur, namun penggunaan sampai batas 10 % belum mempengaruhi terhadap performa ternak unggas.
Kata kunci : Unggas, Daun Pepaya, Antibiotik, Kualitas Telur.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...