Oleh: YUDHAPRAWIRA
Abstrak
Pergeseran fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian merupakan salah satu penyebab rendahnya laju peningkatan populasi ternak, khususnya ternak ruminansia. Oleh karena itu pendekatan yang perlu ditempuh adalah melakukan integrasi pemanfaatan lahan tanaman tahunan, misalnya diversifikasi usaha perkebunan dengan peternakan, khususnya ternak ruminansia. Pemanfaatan pakan alternative yang dapat menjadi pakan hijauan andalan dimasa mendatang perlu ditingkatkan dengan mengoptimalkan fungsi lahan perkebunan yang ada. Dengan tata laksana yang baik dan benar terhadap pemanfaatan produk samping tanaman kelapa sawit akan sangat membantu para pekebun dalam penyediaan pakan hijauan. Pelepah kelapa sawit yang belum dimanfaatkan seoptimal mungkin merupakan salah satu bahan pakan hijauan alternative yang perlu dikerjakan, disamping produk samping hasil pengolahan minyak sawit, seperti Lumpur sawit, serat perasan, bungkil dan tandan kosong. Batang kelapa sawit berpotensi sebagai pakan dasar untuk menggantikan hijauan sebagian atau seluruhnya. Dengan komposisi 30% batang sawit dan 70% konsentrat diperoleh pertambahan bobot badan sebesar 0,66-0,72 kg pada sapi, sebanding dengan penggunaan jerami (0,71 kg). Akan tetapi efisiensi penggunaan pakan lebih pada penggunaan batang sawit silase (FCR=8,84) dibanding dengan jerami (FCR=10,73).
Biomassa yang dapat dihasilkan dari satu luasan tanaman kelapa sawit dapat mencapai 10 ton per hektar per tahun. Jumlah tersebut sangat potensial untuk dijadikan pakan komplit berbasis produk samping kelapa sawit. Sebagai kosekuensinya tingkat produktivitas ternak ruminansia, khususnya sapi dapat ditingkatkan.
Kata kunci : Perkebunan, pelepah kelapa sawit, pakan hijauan, sapi potong.