Monday, August 10, 2015



Pengembangan Sumberdaya Ternak Lokal Khususnya Ternak Sapi Bali
sebagai Sapi Potong di Provinsi Bengkulu

Oleh : Abdul Rohman

Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Abstrack
Propinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam dan agroklimat yang mendukung pengembangan ternak sapi potong. Lahan budidaya seluas 1.222.685 Ha berpotensi untuk pengembangan usaha peternakan, baik untuk usaha khusus temak sapi potong maupun dalam bentuk integrasi ternak sapi dengan usaha perkebunan (Gunawan dan Daryanto, 2004). Jumlah populasi sapi potong Bengkulu pada tahun 2010 sebanyak 103.262 ekor dimana pada tahun 2011 terjadi penurunan angka populasi sebesar 4.314 ekor. Untuk jumlah pemotongan sapi potong mengalami peningkatan sebanyak 7.379 ekor pada tahun 2011. Dimana pada tahun 2010 sebanyak 10.948 ekor dan pada tahun 2011 sebanyak 18.327 ekor (BPS Bengkulu, 2011).Beberapa kelebihan yang dimiliki sapi Bali, seperti mempunyai fertilitas dan persentase karkas yang tinggi, kadar lemak daging yang rendah, dan mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah, serta memberikan respon cukup baik dalam perbaikan pakan, menunjukkan bahwa sapi bali berpotensi dan cocok untuk dikembangkan pada kondisi lapang di Indonesia pada umumnya, (Eko Handiwirawan, dan Subandriyo, 2004)  khususnya provinsi Bengkulu.
Kata Kunci : Pengembangan, Potensi, Sapi Bali.

Monday, May 4, 2015

Pemanfaatan Tepung Kulit Pisang Sebagai Pakan Tambahan Pada Ternak Unggas



Oleh : Erik Angga Saputra
NPM : E1C011025

Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Jln. WR. Soepratman Kandang Limun, Bengkulu

Abstrak
            Tepung kulit pisang pisang memiliki kandungan nutrien yang cukup tinggi, terutama provitamin A, yaitu beta-karoten sebanyak 5.127 mg/100g. Tepung kulit pisang juga mengandung karbohidrat, yaitu BETN 45.48% dan serat kasar 11.51%. hal ini menunjukan tepung kulit pisang mempunyai potensi untuk mengganti sebagian beta-karoten jagung yang memiliki beta-karoten 3.3 mg/100g. Beta-karoten juga merupakan karotenoid yang berperan sebagai pigmen kuning telur, sehingga dapat meningkatkan skor warna kuning telur produksi. Penelitian Hernawati et al. (2009) menunjukkan pemberian pakan yang mengandung tepung kulit pisang hingga taraf 30% pada ayam kampung dapat meningkatkan produksi ayam kampung dilihat dari pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, kadar kolesterol dalam serum darah, daging, hati, feses, dan berat organ pencernaan menghasilkan nilai yang cukup baik. Hasil analisis kulit pisang yang dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Brawijaya (Susilowati, 1997) diperoleh komposisi nutrient sebagai berikut : BK=12.6%, BO=80.36%, PK=8.36%, Gula Reduksi=42.34%, dan Gula Terlarut=5.41%. Penelitian sebelumnya menunjukan pemberian tepung kulit pisang dalam ransum ternak unggas dapat meningkatkan produksi ayam kampung yang dilihat dari pertambahan berat badan, konsumsi pakan, konversi pakan, kadar kolesterol dalam srum darah, daging, hati,feses, dan berat organ pencernaan. Pemberian tepung kulit pisang dalm ransum unggas juga dapat menurunkan kadar kolesterol pada ayam broiler serta meningkatkan warna yolk pada ayam petelur.

Kata kunci : Beta-karoten, Tepung Kulit Pisang, dan Produksi unggas.

PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI PAKAN UNGGAS


 
Oleh
Suci Wulandari (E1C012010)

Abstrak

Limbah pisang merupakan masalah yang dihadapi oleh pengusaha pisang yang banyak bertebaran didaerah daerah penghasil pisang, dan jika dibiarkan berpotensi untuk mencemari lingkungan yang dapat merusak ekosistem dikawasan tersebut. kandungan nilai gizi kulit pisang yaitu Protein kasar 6,56 %, Serat kasar 15,32 %, lemak 6,7 % dan abu 11,15 % dan dapat meningkat menjadi Protein kasar 14,88%, Serat kasar 11,43 %, lemak 7,0% dan abu 23,86% setelah difermentasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa limbah kulit pisang yang awalnya hanya menjadi sampah, ternyata berpeluang untuk dimafaatkan sebagai salah satu bahan baku pakan ternak.

Kata Kunci : Limbah, Pisang, Pakan Ternak.

Sunday, March 15, 2015

PENGGUNAAN JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU PADA KAMBING




Oleh : Asti Yosela Oktaviana, NPM. E1C011096
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

ABSTRAK
Kerusakan yang sering terjadi pada semen kambing selama proses pembekuan dapat disebabkan karena pembentukkan kristal-kristal es, sehingga dapat terjadi penurunan kualitas semen khususnya penurunan motilitas, membran plasma utuh, daya hidup dan tudung akrosom spermatozoa setelah thawing. Penggunaan berbagai jenis pengencer dapat membantu mencegah terjadinya kerusakan semen. Jenis pengencer yang digunakan dapat berupa pengencer gliserol, pengencer tris, pengencer kuning telur dan air kelapa. Dari beberapa penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dari penambahan pengenceran gliserol 6% dan pengencer tris mampu melindungi spermatozoa dari berbagai kerusakan selama proses kriopreservasi semen beku pada kambing etawa, sedangkan untuk pengencer semen dengan menggunakan kuning telur dan air kelapa mampu mempertahankan kualitas semen kambing nubian jika menggunakan pengenceran 75% kuning telur dengan 25% air kelapa dan pengencer 50% kuning telur dengan 50% air kelapa, sehingga dapat mempertahankan kualitas semen yang selanjutnya layak untuk digunakan dalam program IB pada berbagai jenis kambing.
Kata kunci : Jenis Kambing, pengencer, kualitas semen.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...