Monday, July 2, 2012

Penggunaan Ampas Sagu (Metroxylon sago) Fermentasi Sebagai Pakan Ternak Unggas


Oleh: Diah Kasmirah
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
ABSTRAK
Ampas sagu  (Metroxylon sago) merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan sagu, kaya akan karbohidrat dan bahan organik lainnya. ampas clanelod. Ampas yang dihasilkan dari proses extraksi ini sekitar 14% dari total berat basah batang sagu (Flach, 1997). Hasil analisis komposisi zat makanan ampas sagu yang dilakukan oleh Hangewa (1992) sebagai berikut : protein kasar 2,3%, serat kasar 18,86%, BETN 70,04% dan gross energi 4148 Kkal . Dari hasil analisis ini tergambar bahwa ampas sagu masih cukup tersedia sebagai sumber energi bagi ternak, akan tetapi yang menjadi faktor pembatas adalah kandungan protein kasar rendah dan serat kasar tinggi. Sehingga perlu dilakukan fermentasi untuk meningkatkan nilai gizi pada ampas sagu. Pemanfaatan kapang Aspergillus niger sebagai starter  dalam proses fermentasi ini dirasa paling cocok dan sesuai dengan tujuan fermentasi, yaitu untuk menurunkan kadar serat dan sekaligus dapat meningkatkan kadar protein kasarnya. Natamijaya (1988) telah  membuktikan bahwa penambahan ampas sagu non fermentasi dan fermentasi sampai kadar 10% dan 25% dari total ransum, memberi respon yang cukup baik terhadap pertumbuhan ayam buras periode grower.
Kata kunci: ampas sagu, ferementasi, unggas


Pendahuluan
Indonesia memiliki areal tanaman sagu yang sangat luas, yang diperkirakan mencapai 850.000ha (Soekarto dan Wijandi, 1983). Salah satu kendala yang dihadapi oleh usaha peternakan adalah belum tercukupinya kebutuhan nutrisi terutama protein pakan, sehingga ternak belum dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pakan di daerah tropis kebanyakan bermutu rendah dengan serat kasar yang tinggi. Keadaan ini merupakan tantangan bagi sektor peternakan, karena perlu mencari pakan alternatif untuk meningkatkan produksi ternak.
Pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal merupakan langkah strategis dalam upaya mencapai efisiensi usaha produksi ternak unggas di Indonesia. Hal ini akan semakin nyata, apabila sumber daya tersebut bukan merupakan kebutuhan langsung bagi kompetitor, seperti manusia atau jenis ternak lain. Oleh karena pakan sangat erat kaitannya dengan produktivitas dan biaya produksi, maka pemanfaatan bahan baku lokal secara efisien akan berpengaruh nyata terhadap perkembangan ternak. Penetapan prioritas bahan baku lokal perlu didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan daya kompetisi secara ekonomi dan kualitas. Kriteria yang perlu
menjadi perhatian dalam kaitannya dengan efisiensi dan kompetisi adalah jumlah dan ketersediaan bahan pakan. Agar efisien, bahan tersebut harusnya tersedia dalam jumlah yang besar, ada sepanjang tahun dan terkonsentrasi.
Bahan baku yang mempunyai karakter tersebut umumnya terkait dengan industri, yang menghasilkan berbagai produk baik yang bersifat sampingan maupun limbah. Bahan baku lokal untuk tiap daerah berbeda tergantung pada kondisi daerah tersebut. Maluku yang dikenal sebagai daerah produsen sagu mempunyai limbah dari industri pengolahan tepung sagu yang berlimpah. Sagu merupakan salah satu sumber daya nabati di Indonesia yang mulai akhir tahun tujuh puluhan makin meningkat pemanfaatannya, sebagai akibat dari program pemantapan swasembada pangan nasional dan permintaan akan bahan baku industri dan energi. Potensi sagu di Maluku cukup besar, walaupun pada beberapa wilayah telah terjadi pengalihan status pemanfaatan lahan sagu untuk pemanfaatan lain (Louhenapessy 1998).
Ampas sagu merupakan limbah yang didapatkan pada proses pengolahan tepung sagu, dimana dalam proses tersebut diperoleh tepung dan ampas sagu dalam perbandingan 1 : 6 (Rumalatu 1981). Jumlah limbah yang banyak tersebut, sampai saat ini belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya hanya dibiarkan menumpuk pada tempat - tempat pengolahan tepung sagu sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Kalaupun ada ternak yang memanfaatkannya, hanya ternak-ternak yang berada di sekitar lokasi pengolahan tepung sagu, yang langsung mengkonsumsi di tempat penumpukan ampas tanpa dikontrol. Pemanfaatan limbah atau ampas sagu sebagai pakan alternatif merupakan suatu hal yang baik, walau disadari bahwa pemanfaatannya perlu mendapat sentuhan teknologi, karena ampas sagu mempunyai keterbatasan untuk digunakan sebagai pakan yaitu kandungan serat kasarnya tinggi dan proteinnya rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan pendahuluan sebelum diberikan kepada ternak. Cara pengolahan limbah yang sudah dikenal antara lain pengolahan fisik, kimia dan biologi.
Produksi dan pengembangan usaha ternak unggas di pedesaan ditentukan sistem pemeliharaan, Produktivitas ternak rendah membutuhkan perhatian khusus clan penanganan pembibitan untuk penyediaan bibit yang baik (dalam jumlah clan kualitas) Kompiang (1995) mengatakan bahwa salah satu penunjang perkembangan peternakan ayam buras adalah tersedianya pakan dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Ampas sagu  (Metroxylon sago) merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan sagu, kaya akan karbohidrat dan bahan organik lainnya. Pemanfaatannya masih terbatas dan biasanya dibuang begitu saja ketempat penampungan atau  kesungai yang ada disekitar daerah penghasil. Olehnya itu ampas sagu berpotensi menimbulkan dampak pencemaran lingkungan.
Pada pengolahan sagu dijumpai limbah/hasil ikutan yang berupa kulit batang, ampas clanelod. Ampas yang dihasilkan dari proses extraksi ini sekitar 14% dari total berat basah batang sagu (Flach, 1997) . Di sentra-sentra produksi limbah ampas sagu pada umumnya belum dimanfaatkan,
Komposisi Ampas Sagu
Dari batang sagu ini melalui proses ekstraksi diperoleh tepung sagu. Limbah yang dihasilkan pada proses pengolahan tersebut, yaitu terutama ampas dan limbah cair belum banyak dimanfaatkan, sehingga sering menimbulkan masalah karena mengakibatkan pencemaran lingkungan. Pangsopan et al. (1984) menyatakan bahwa ampas sagu dapat dipergunakan sebagai bahan pakan untuk sapi Peranakan Onggol sampai tingkat 45% dalam ransum. Kendala utama dalam penggunaan ampas sagu untuk pakan ternak, terutama untuk ternak monogastrik, karena nilai gizinya rendah dan kandungan serat kasarnya tinggi . Haryati et al. (1995) mendapatkan bahwa kandungan protein pada ampas sagu hanya 1,65%, akan tetapi kandungan patinya masih cukup tinggi, yaitu 45,90%.
Di daerah Maluku tersedia dan belum banyak dimanfaatkan oleh peternak akibat kurangnya informasi penggunaannya . Hasil analisis komposisi zat makanan ampas sagu yang dilakukan oleh Hangewa (1992) sebagai berikut : protein kasar 2,3%, serat kasar 18,86%, BETN 70,04% dan gross energi 4148 Kkal . Dari hasil analisis ini tergambar bahwa ampas sagu masih cukup tersedia sebagai sumber energi bagi ternak, akan tetapi yang menjadi faktor pembatas adalah kandungan protein kasar rendah dan serat kasar tinggi. Tepung sagu dapat diolah menjadi bahan yang kaya akan protein dan vitamin untuk makanan ternak, dengan teknologi fermentasi . Ampas sagu yang telah difermentasi meningkat kadar proteinnya sampai 14% (puslit13 Angnak, 1997).
kandungan Zat Nutrisi Ampas Sagu Sebelum dan Sesudah fermentasi

Zat Nutrisi
Sebelum Fermentasi
Sesudah fermntasi
Peningkatan (%)


protein (%)
3,84
23,08
601,04



Lemak (%)
1,48
1.90
128,38



Abu (%)
5.40
9.50
175,93



Ca (%)
0,32
0,48
150



P (%)
0,05
0,48
960.00



Lemak Kasar (%)
14,51
28,89
199.10



Energi (Kkal/kg)
1.352
1.543
144.13




Peningkatan Nilai Gizi Ampas Sagu
Potensi penggunaan ampas sagu sebagai pakan memiliki faktor pembatas adalah kandungan protein kasarnya rendah dan serat kasar tinggi. Agar  menjadi bahan pakan ternak yang kaya akan protein dan vitamin, berdasar riset ini maka ampas sagu dapat diolah dengan teknologi fermentasi .  Dengan proses fermentasi, kadar protein ampas sagu dapat meningkat sampai 14 %. Prosedur fermentasi ampas sagu sama dengan prosedur fermentasi.
Tahapan Fermentasi ampas sahu
1.        Ampas sagu yang digunakan dijemur sampai kering selanjutaya diayak untuk memisahkan tepung elasagu dari serat.
2.        Tepung ampas sagu kering dibasahi sampai agak lembab (basah), lalu dikukus selama 30 menit atau sampai terasa lengket .
3.        Ampas sagu yang telah matang dibiarkan dingin betul, kemudian ditimbang dan ditambahkan urea sebanyak 3% dari berat ela sagu basah diaduk sampai rata lalu ditambahkan Aspergillus niger (dapat juga mengunakan ragi tape) sebanyak 3 – 5 gram/kg ela sagu, dicampur hingga homogen.
4.        Ampas sagu yang telah diberi ragi ditempatkan dalam wadah yang bersih, bebas air dan minyak, ditutup rapat selama 48 - 72 jam baru dibuka.
5.        Ampas sagu yang telah mengalami fermentasi sempurna memiliki ciri-ciri sebagai berikut : aroma khas/aroma buah atau beraroma seperti tape ketan, warna agak kemerahan, teksturnya lembut dan rasanya agak manis. Hasil fermentasi dijemur sampai kering dan siap digunakan dalam ransum
Proses fermentasi mempunyai kelebihan antara lain: tidak mempunyai efek  samping yang negatif, mudah dilakukan, relatif tidak membutuhkan peralatan khusus dan biaya relatif murah.  Pemanfaatan kapang Aspergillus niger sebagai starter  dalam proses fermentasi ini dirasa paling cocok dan sesuai dengan tujuan fermentasi, yaitu untuk menurunkan kadar serat dan sekaligus dapat meningkatkan kadar protein kasarnya. Aspergillus niger merupakan kapang yang sangat mudah tumbuh dalam suasana aerob, bersifat selulolitik dan sangat cepat perkembangbiakannya.  Banyak penelitian proses fermentasi yang telah dilakukan menggunakan Aspergillus niger,  utamanya dalam upaya penurunan kadar serat bahan pakan dan peningkatan kadar proteinnya.
Penggunaan  Ampas Sagu Dalam Ransum Unggas
Pemakaian tepung sagu dalam ransum ayam buras umur 12 minggu juga menghasilkan pertambahan berat badan yang cukup tinggi dibandingkan dengan pemberian ransum tanpa tepung sagu, hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Natamijaya (1988). Secara umum, riset ini membuktikan bahwa penambahan ampas sagu non fermentasi dan fermentasi sampai kadar 10% dan 25% dari total ransum, memberi respon yang cukup baik terhadap pertumbuhan ayam buras periode grower.
Harry Tum dan Batsebat Wiro (1999) telah memberikan ampas sagu terhadap ayam buras selama 8 (delapan) minggu di Desa Koya Barat, Kotamadya Jayapura. Pada pengkajian ini pertambahan bobot badan ayam buras tertinggi sebesar 100 gr/minggu berada dibawah rata-rata hasil pengkajian terdahulu (120 gr/minggu) dengan tambahan 20% sagu (Uhi et al ., 1997) .
Natamijaya et al. (1988) melaporkan bahwa pemakaian tepung sagu dalam ransum ayam buras umur 12 minggu menghasilkan pertambahan berat badan yang cukup tinggi dibandingkan dengan ransum tanpa tepung sagu, dengan angka konversi pakan sebasar 3,5. Bamualim et al. (1991) melaporkan penggunaan tepung putak yaitu isi batang gewang (Coriphagebanga) yang dikombinasi dengan jagung sampai dengan tingkat 80% pada ayam buras periode grower menghasilkan rata-rata pertambahan berat badan sebesar 380-470 gram/ekor/bulan, dengan angka konversi sebesar 3,1- 4,09 .
Menurut Muller (1977) tepung sagu kelas dua atau ampas sagu sebagai pengganti jagung atau biji-bijian dalam ransum ayam dan babi pada semua periode umur yang perlu diperhatikan adalah kandungan serat kasar . Bila kandungan serat kasar di atas 5% maka kandungan amilosanya cukup tinggi sebaiknya digunakan dalam ransum pertumbuhan dan induk dan tidak cocok untuk anak ayam.
Faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum adalah tingkat energi, keseimbangan asam amino, tingkat kehalusan ransum, keaktifan ternak, berat badan, kecepatan pertumbuhan dan suhu lingkungan. Dari hasil pengujian ini disimpulkan bahwa  penambahan ampas sagu non fermentasi dan fermentasi sampai dengan kadar 10% dan 25% dari total ransum memberikan respon yang cukup baik terhadap pertumbuhan ayam buras periode grower .
Kesimpulan
Pemberian ampas sagu terhadap ternak sangatlah terbatas karena kandungan protein kasarnya rendah dan serat kasar tinggi. Agar  menjadi bahan pakan ternak yang kaya akan protein dan vitamin, berdasar riset ini maka ampas sagu dapat diolah dengan teknologi fermentasi. Proses fermentasi mempunyai kelebihan antara lain: tidak mempunyai efek  samping yang negatif, mudah dilakukan, relatif tidak membutuhkan peralatan khusus dan biaya relatif murah.
DAFTAR PUSTAKA
Bamualim, U., A. Fuah dan A. Bamualim . 1991 . Pengaruh Kombinasi Beberapa Level Putak dan Jagung dalam Ransum Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Telur Ayam Buras. Laporan Tahunan SBPT Lili . Compos, E. J. 1976 . Some Observation on Poultry Production
Compos, E. J. 1976 . Some Observation on Poultry Production in Tropic and Subtropic . Vet Med. Rev. : 1 Pp 32 - 54 .
Dinas Pertanian Maluku. 1984 . Pemakaian Tepung Sagu dan Ampasnya dalam Ransum Ternak sebagai Sumber Energi . Buletin Informasi Pertanian No. 4 Tahun 1984/1985 . Ambon.
Flach, . M 1997 . Yield Potential of the sago palm (Metroxyloan sagu) and its realisation . Proc . Sago Conference in Serawak. Malaysia .
Kompiang, IP. 1993. Prospect of Biotechnology on Improvement of Nutritional Quality of feedstuff. IARD Journal. 15 (4): 86 – 90.
Louhenapessy JE. 1998. Sagu di Maluku (harapan dan tantangan dalam pembangunan) Disampaikan dalam Seminar Berkala pada Pusat Studi Maluku, Unpatti, Ambon.
Muller, Z. O. 1977. An Animal Nutritionists View of The Equatorial Swamp. In : Sago - 76 : pp 255 - 264. Proc . Of First International Sago Symposium. Kuching, Malaysia 5 - 7 July
Natamijaya, a. G.j. Hermawati, h. Resnawati dan a. Habibier. 1988 . Penggunaan Tepung Sagu Sebagai Bahan Ransum Anak Ayam Buras.Prosiding Seminar
Nasional Peternakan dan Forum Peternakan Unggas dan Aneka Ternak II Bogor Pp 231 -237 .
Soekarto, S.T . dan S. Wijandl 1983 . Prospek pengembangan sagu sebagai sumber pangan di  Indonesia. Biro Koordinasi dan Kebijaksanaan Ilmiah, LIPI . Jakarta.
Rumalatu FJ. 1981. Distribusi dan Potensi Pati Beberapa Sgu (Metroxylon , sp) di Daerah Seram barat .Karya Ilmiah . Fakultas Pertanian/Kehutanan yang Berafiliasi dengan Fateta IPB. Bogor.
UHi, H.T ., UsmAN, . S. TIRAJoH, dan B. TIRO. 1997. Pengkajian pemanfaatan pakan ternak potensial di Irian Jaya . Laporan Hasil Pengkajian LPTP Koya Barat, Jayapura .
Ulfah T.A . dan Umar Bamualim 2002. Pemanfaatan Ampas Sagu (Metroxylon Sp) Non Fermentasi Dan Fermentasi Dalam Ransum Terhadap Pertumbuhan Ayam Buras Periode Grower. Balai Pengembangan Pengkajian Teknologi Pertanian. 248-250.

44 comments:

Unknown said...

Muhammad Yusuf( E1C010008 )
artikel yang menarik, sayangnya bahan baku ampas sagu ini tidak ada di daerah bengkulu, ada satu pertanyaan menarik yang ingin saya tanyakan pak, kandungan protein ampas sagu mengalami peningkatan yang sangat tajam setelah di fermentasi mengapa bisa sabesar itu peningkatannya, kemudian dalam artikel tersebut juga dijelaskan bahwa ampas sagu fermentasi ini sebaiknya diberikan pada ayam pada fase grower kenapa tidak pada saat stater? terimakasih.

SIKI ANDRI PUTRA said...

Assalamu'alaikum. SIKI ANDRI PUTRA ( E1C010033). saya tertarik membaca artikel ini,dilihat dari judulnya.walaupun artikel ini sering saya dengar dan mirip-mirip dengan yang lain. tadi didalam artikel disebutkan bahwa cara pengolahan limbah ampas tahu itu yang kita kenal antara lain pengolahan fisik,kimia,dan biologi. Yang menjadi pertanyaan saya pak,penjelasan untuk ketiga cara tersebut gimana...?? thank's.

Dewi C said...

artikel yang menarik.lagi lagi ampas2 yang tak berguna dapat menjadi guna dengan fermentasi terimah kasi atas info nya pak

Unknown said...

artikel ini sangat menarik pak...
setelah baca artikel ini saya baru tahu bahwa ampas sagu bermanfaat juga bagi memenuhi pakan ternak..tapi ada gak kerugian jika kita memberi ampas sagu pada ternak pak???

Unknown said...

(E1C011087)
Dengan jumlah perbandingan ampas dan tepung jadi yang 6 : 1, pengolahan pakan ternak yang berasal dari tepung sagu ini sangat efisien jika teknologi nya memadai. terima kasih pak artikelnya,,menambah wawasan saya

Unknown said...

DENI FEBRIADI
E1C011011
saya sangat tertarik dengan artikel ini sebab sanagat membantu saya dalam mencari dan menyelasaikan tugas-tugas kulih saya,,saya perna mendengar saja bahwa ampas sagu dapat digunakan untuk pakan ternak,setelah saya membaca artikel pak urip saya mengetahui ampastahu bisa di gunakan untuk pakan ternak unggas dan mengetahui nilai protein apasaja yang terdapat pada sagu,,terimakasih pak

anton saputra said...

artikelnya bagus tapi sayang ya dibengkulu gad sagu he. . Dengan fermentasi yang memiliki protein tinggi saya rasa jika pakan ini dipasarkan akan diminati peternak karena dijelaskan di artikel ini bahwa tidak memiliki efek samping negatif . .

Unknown said...

bangun dwi cahyono(E1C011009) artikel ini sangat menarik mengenai sagu yang difermentasi menjadi makanan ternak yang lebih bermanfaat, memang hasil fermentasi akan lebih baik dengan penggolahan yang penar maka hasilnya akan baik pula.....

Anonymous said...

Lukman sugianto
E1C011003
saya sangat setuju dengan artikel ini, selain ampas kelapa, ampas sagu juga bermanfaat bagi tubuh ternak..
dan saya mau tanya ke bapak bagimana cara pengolahannya...???
terima kasih

Anonymous said...

Lukman sugianto
E1C011003
saya sangat setuju dengan artikel ini, selain ampas kelapa, ampas sagu juga bermanfaat bagi tubuh ternak..
dan saya mau tanya ke bapak bagimana cara pengolahannya...???
terima kasih

Unknown said...

lagi lagi bahan yang dulunya tidak berdayaguna menjadi mernilai guna.

menarik <<<<

Unknown said...

setelah saya baca artikel ini cukup bagus tpi kendalanya ialah apabila menggunakan ampas sagu saya rasa kurang efektif karena di daerah bengkulu ini jarang sekali kita lihat tanaman sagu,
namun saya cukup tertarik dengan penggunaan ampas sagu ini.apalagi apabila ampas sagu ini sudah di fermentasi akan menghasilkan protein yang tinggi
terimah ksihh.

Binti Nurkhasanah E1C011051 said...

Binti Nurkhasanah E1C011051
ampas tahu dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak,menarik tentang informasi yang baru saya baca ini.Tetapi kalau didaerah bengkulu saya jarang melihat pohon sagu walaupun ada hanya beberapa pohon saja.Apakah proses fermentasinya ini mudah dilakukan?dan bagaimana caranya?

Noviandi Erlangga (E1C011019) said...

Artkel yg menarik,,ampas sagu sendri mempunyai kandungan nutirisi yg cukup tinggi,,yg jdi faktor pmbatas adalh amps sgu ini kandungan protein kasarnya rendah dan serat kasar tinggi..nah yg ingin sya tnyakn mengap disebut demikian pak? apa ada dmpak bagi ternak yg mngkonsumsi amps sagu tsb
Kemudian utk pengolhny sndri dg cra difermntsi, sya kira ckup efektif utk meningktkn nutrisiny,
nmun bagi pertenk awam sndri kurng mngthui mngnai pengolhnya tsb..

AMEZA LESTARI (E1C011066) said...

Artikel ini memberikan imfomasi yang sangat bagus bagi saya, karena saya baru mengetahui kalau ampas sagu setelah di fermentasi juga besar manfaatnya bagi ternak unggas sebagai pakan...

Unknown said...

okky tarmanda
setelah saya membaca artikel ini ternyata lagi dan lagi ampas dapat bermanfaat untuk fermentasi pakan ternak.

Unknown said...

okky tarmanda
setelah saya membaca artikel ini ternyata lagi dan lagi ampas dapat bermanfaat untuk fermentasi pakan ternak.

Unknown said...

M ILHAM SHOLIHIN ( E1C011035 )

Ternyata selain ampas tahu yang bisa digunakan untuk pakan ternak ampas sagu juga bisa dijadikan sebagai pakan ternak asalkan dengan pengolahan yang sempurna untuk mendapatkan hasil yang baik , Artikelnya sangat bermanfaat pak semakin menambah wawasan dan pengetahuan saya .

Unknown said...

SANDI EKA PUTERA (E1C011005)

waw superr sekali pak ternyata ampas sagu juga bisa dimanfaatkan menjadi pakan ternak unggas. Tapi sayang sekali pak kalau ampas sagu sangat jarang dan sulit untuk didapatkan di daerah bengkulu. mungkin hal ini juga bisa menjadi bahan pertimbangan.
Dengan jumlah perbandingan ampas dan tepung jadi yang 6 : 1, pengolahan pakan ternak yang berasal dari tepung sagu ini sangat efisien. hal ini mesti didukung peralatan bahan dan teknologi yang memadai pak. terimakasih pak :)

Dewi Syafani said...

Dewi Puspitasari ( E1C011090 )

artikel yang menarik,.. ternyata apapun bisa diolah menjadi pakan ternak unggas, bahkan ampas sagu dengan kandungan proteinya. dan bila di berikan pada ayam buras pada hasil penelitian bisa meningkat pertambahan bobot badan nya dalam perminggu pada fase grower. tapi sayangnya bengkulu bukan penghasil sagu,

Unknown said...

Radiyostri (E1C011071)
.
Artikel yang sangat menarik, Dengan proses fermentasi, kadar protein ampas sagu dapat meningkat sampai 14 %. Apa alasannya pak ?

Anonymous said...

Nama Nazarudin
NPM E1C011039
Memang sangat menarik sekali artikel-artikel ini, sangat bermanfaat bagi pembaca,terutama bagi para mahasiswa peternakan..
trimakasih atas informasinya..

riko herdiansah ( E1C011065 ) said...

artikel yang sangat bgus, ternyata selain ampas tahu, ampas sagu juga bisa di olah menjadi pakan ternak...

vebby valentine said...

vebby valentine E1C011095
menurut saya artikel ini sangat bagus saya baru mengetahui bahwa ampas sagu ternyata buat pakan ternak untuk unggas

Anonymous said...

Slam kenal pak
artikel bpk sangat bermanfaat,kebetulan daerah sy sentra penghasil sagu di KEPRI,untk informasi yg lbh lngkp sy mhon kepada bpk untk memberikan alamt dan No Telp yg bs dihubungi,agar daerah sy bs dan mampu mengolah limbah sagu dgn baik dan benar,terima kasih

Redo Putra E1C010018 said...

sangat Menarik sekali pak artikel nya apalagi di dukung dengan masyarakat yang ada di kbupaten bnyak mendirikan industri pengolahan sagu,, sehingga ini menjadi salah satu dukungan untuk mengembangkan alternatif ini, ,.. memang seluruh limbah hampir 90%dapat di manfaatkan dan bisa diolah menjadi pakan ternak unggas, bahkan ampas sagu dengan kandungan proteinya. dan bila di berikan pada ayam buras pada hasil - hasil penelitian bisa meningkat pertambahan bobot badan nya dalam perminggu pada fase grower. tapi sayangnya bengkulu bukan penghasil sagu,

Anonymous said...

fitri evianyta.s (E1C010021)
setelah saya membaca arikel ini saya sangat tertarik, dan penetahuan saya semakin bertambah,ternyata ampas sagu juga dapat digunakan sebagai pakan ternak,
saya sangat setuju bila pemanfaatan atau penggunaan ampas sagu ini terus dikembangkan.

...trimakasih pak...

Anonymous said...

MILA ENJELIKA S (E1C010059)
banyak juga nih pemanfaatan ampas-ampas jadi pakan ternak.
apakah ada cara lain selain fermentasi untuk meningkatkan kandungan Nutrisi ampas sagu ??

Anonymous said...

Desi Rustiani (E1C010027)

wah artikelnya sangat menarik karena ampas sagu dapat digunakan sebagai pakan ternak,,namun penggunaannya perlu dibatasai karena serat kasarnya yang lumayan cukup tinggi.

rizki ganteng said...

artikel ini sangat berimbang, dengan banyaknya media pakan ternayata ampas sagu jga digunakan untuk pakan ternak. semoga lebi bbanyak lagi media-media pakan lainya dalam hidup ini

rizki ganteng said...

artikel ini sangat berimbang, dengan banyaknya media pakan ternayata ampas sagu jga digunakan untuk pakan ternak. semoga lebi bbanyak lagi media-media pakan lainya dalam hidup ini

juli masdeka sari E1C010046 said...

ampas sagu merupakan alternatif pakan yang sangat baik,.. alhamdulilah didaerah temapt saya tinggal bnyak sagu sagu yang ditanam warga

Anonymous said...

Hendri Afrizal (E1C008012)
setelah saya membaca arikel ini saya sangat tertarik, dan penetahuan saya semakin bertambah,ternyata ampas sagu juga dapat digunakan sebagai pakan ternak,
saya sangat setuju bila pemanfaatan atau penggunaan ampas sagu ini terus dikembangkan.
dan sangat bermanfaat bagi saya sebagai mahasiswa yang sangat butuh ilmu.

Anonymous said...

Hendri Afrizal (E1C008012)
setelah saya membaca arikel ini saya sangat tertarik, dan penetahuan saya semakin bertambah,ternyata ampas sagu juga dapat digunakan sebagai pakan ternak,
saya sangat setuju bila pemanfaatan atau penggunaan ampas sagu ini terus dikembangkan.
dan sangat bermanfaat bagi saya sebagai mahasiswa yang sangat butuh ilmu.

Anonymous said...

dian sanata (E1C010029)
setelah difermentasi kandungan serat kasarnya apa berkurang pak..?

Aan afrizal(E1C010006) said...

menurut saya,artikel ini sangat baik untuk menambah wawasan tentang pemanfaatan ampas sagu sebagai pakan ternak,setelah saya membaca artikel ini saya baru tahu bahwa sagu bukan hanya dimanfaatan sebagai makanan pokok khususnya bagi masyarakat indonesia bagian timur,ternyata limba sagu tersebut juga bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan pakan ternak.

Anonymous said...

artikel ini sangat menarik, Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia).Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisi., selain itu ternayata ampas sagu jga digunakan untuk pakan ternak..,

Anonymous said...

TRIYO INDIKA PUTRA (E1C010041)
ARTIKEL yang sangat menarik,, Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan

achmad purba said...

achmad purba
E1C010004
wah snagt bagus artikel ini membuat pengetahuan makin luas

achmad purba( e1c010004 said...

artikel yang sangat bagus
membuat penegtahuan bahwa ampas juga bisa dijadikan pakn ternak

Anonymous said...

denik pusanawati ec1010026
menarik sekali artikel ini ...bahwa pengunaan ampas sagu yang sudah di fermintasi..
berapa persen pemberian ampas sagu pada ayam yang masih fase grower

Anonymous said...

LISNAWATI ANGGRAINI
E1C010039
Apakah dengan kandungan 45 % pati dapat digunakan sebagai pengganti karbohidrat dalam ransum unggas pak??

Anonymous said...

MILA ENJELIKA S ( E1C010059 )

meskipun ampas tahu memiliki kandungan protein kasar yang rendah dan serat kasar yang tinggi tinggi, ternyata tidak menghalagi pemanfaatannya sebagai pakan ternak.karena dengan teknologi fermentasi dapat meningkatkan kadar protein,,,

Anonymous said...

denik pusnawati
e1c010026
artikelnya menarik.cuma bagaimna cara memfermentasikan ampas sagu ini.
n di tambah dengan bahan pakn yang lain gak pak???

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...