Oleh: Urip Santoso
Mempelajari sejarah bukan hanya sekadar menghafal angka-angka, rentetan peristiwa dan sebagainya, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita mampu mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Kita bisa mengambil hikmah sejarah pada semua makhluk di alam semesta ini. Pada kesempatan kali ini, penulis mengajak pembaca untuk mengambil hikmah sejarah domestifikasi ayam. Sengaja topik ini penulis ajukan mengingat ayam sangat akrab dalam kehidupan manusia Indonesia, namun hikmah yang ada di dalamnya belum banyak digali. Telah diketahui bahwa untuk mengenal masa kini dan masa yang akan datang, perlu bagi kita memahami masa lampau. Domestifikasi hewan merupakan salah satu penemuan yang besar dalam sejarah perkembangan manusia. Juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan pertanian dan masyarakat kota.
Berdasarkan kejadian arkaelogi dan berlandasan tanda-tanda domestifikasi dari Cina, Asia dan Eropa, serta juga berdasarkan kejadian palaloklimatik dari Cina, maka ayam pertama kali didomestifikasi dari jenis ayam Red Jungle Fowl Gallus Gallus di Asia Tenggara sebelum milenium ke-6 Sebelum Masehi (SM). Ayam kemudian menjalar ke Cina sekitar tahun 6.000 SM. Selanjutnya ayam masuk ke Jepang melalui Korea pada zaman Yayoi (300 SM – 300 Sesudah Masehi). Domestifikasi ayam di India sekitar tahun 2.000 SM yang merupakan perembesan dari Asia Tenggara, atau memang berasal dari India itu sendiri. Walaupun zama besi merupakan periode utama penyebaran ayam ke Eropa, namun ayam telah ada di beberapa daerah Eropa pada zaman neolitik akhir dan awal zama perunggu. Diduga ayang tersebut berasal dari Cina melalui Rusia. Namun teori ini belum dapat dibuktikan mengingat arkaelog Uni Soviet belum menyelidiki kebenarannya.
Walaupun para ahli sependapat bahwa ayam yang didomestifikasi itu berasal dari Jungle Fowl di India dan Asia Tenggara, mereka masih berbeda pendapat tentang bentuk ayam liar sebagai nenek moyangnya. Sebagaian para ahli berpendapat bahwa nenek moyang ayang sekarang ini adalah Red Jungle Fowl (bentuk domestik Gallus gallus), dan sebagian lainnya berpendapat bahwa ayam modern ini berasal dari kombinasi spesies Jungle Fowl (domestik dari Gallus domesticus).
Dari sedikit uraian tersebut dapat dilihat bahwa terdapat tanda-tanda atau bekas-bekas yang dapat dijadikan pedoman oleh para ahli untuk menelusuri masa lampau. Namun dalam menelusuri sejarah masa lampau, hendaknya kita dapat mengambil pelajaran yang berguna buka saja untuk di dunia saja, tapi juga untuk di akhirat. Misalnya dengan memperhatikan hikmah yang terkandung dalam sejarah masa lampau dilihat dari kaca mata seorang muslim. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam surat Al Mu’minun ayat 82 yang artinya:
”Maka pakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka.” (Al Mu’minun: 82).