Oleh: Muhammad Yusuf
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu.
ABSTRAK
Beternak
ayam broiler menjadi alternatif untuk
mewujudkan program pemerintah yaitu swasembada daging 2014. Cara ini dirasa
paling efektif mengingat budidaya yang mudah dan umur panen yang relatif lebih cepat
dibandingkan dengan ternak besar lainya. Ayam broiler dapat dipanen pada umur
5-6 minggu dengan rata-rata bobot badan
1,3 – 1,6 kg. Namun pada usaha peternakan, pakan menjadi faktor yang sangat
penting untuk kita perhatikan. Dimana biaya pakan ini
mencapai 70% untuk ayam pedaging dan 90% untuk ayam petelur dari total biaya
produksi ( Widodo, 2012 ). Untuk mengatasi masalah tersebut perlu kita
kembangkan potensi yang ada disekitar kita sebagai bahan pakan ternak. Salah
satu bahan yang tersedia melimpah dan masih belum banyak dimanfaatkan adalah
limbah pengolahan minyak sawit yang berupa lumpur sawit. Bahan ini mengandung
serat kasar yang tinggi dan kadar protein yang rendah yaitu protein
kasar (PK) 12,63-17,41% dan serat kasar (SK) 9,98-25,79%, Sehingga perlu
adanya sedikit sentuhan teknologi untuk dapat meningkatkan kadar protein dan
menurunkan kadar serat kasarnya. Sentuhan teknologi yang dimaksud adalah limbah
lumpur sawit difermentasi menggunakan mikro organisme anaerob, sehingga dapat
langsung diberikan sebagai bahan pakan ternak unggas. Limbah lumpur sawit yang
sudah difermentasi dapat menggantikan penggunaan jagung samapi taraf 10 % total
ransum.
Kata Kunci :
Ayam Broiler, Lumpur sawit, Fermentasi