Oleh: WAHYUTI DWI NINGSIH
ABSTRAK
Dewasa ini masyarakat cendrung selektif dalam memilih daging dengan kriteria yang sesuai dengan selera, diantaranya adalah daging dengan kandungan lemak yang rendah, perdagingan yang banyak serta aman bagi kesehatan tubuh. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui performans ayam broiler yang diberi ransum tepung buah mengkudu. Ayam broiler yang digunakan adalah berupa DOC sebanyak 100 ekor dengan Strain Arbor Accres MB 202 Platinum. Masing-masing terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 5 DOC. Pakan ayam broiler yang diberikan adalah sama kecuali konsentrasi tepung buah mengkudu. P0 sebagai kontrol yaitu pakan tanpa buah mengkudu, P1 mengandung 0,75% tepung buah mengkudu dalam rannsum, P2 mengandung 1,5% tepung buah mengkudu dalam ransum, P3 mengandung 2,25% tepung buah mengkudu dalam ransum, dan P4 menganndung 3% tepung buah mengkudu dalam ransum. Selama penelitian pakan dan minum diberikan secara ad libitum. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Analisis data dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung buah mengkudu sampai level 3% dalam ransum ayam broiler tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum, konversi ransum, dan pertambahan bobot badan.
Kata kunci : Ayam broiler, Tepung buah mengkudu, Performans
Pendahuluan
Dalam mengembangkan usaha ternak ayam pedaging, pada umumnya peternak memberikan ransum komersil karena ransum komersil telah memenuhi standar kebutuhan zat–zat makanan yang telah ditetapkan. Walaupun harganya relatif mahal, karena beberapa bahan penyusunnya masih diimpor, tetapi ransum komersil banyak tersedia di pasaran dan mudah didapat. Selain itu, di dalamnya sudah terkandung bahan pakan tambahan (feed additive) seperti tetracycline, procaine, penicilin, teramycin dan tylosin. Pencampuran feed additive ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya simpan ransum dan memacu pertumbuhan ternak. Namun penggunaan feed aditive yang terus menerus akan mengakibatkan terdapatnya produk metabolit berupa residu antibiotik seperti tylosin, penicillin, oxytetracyeline dan kanamycin (Rusiana dan Iswarawanti, 2004). Oleh karena itu penggunaan feed additive alami merupakan alternatif untuk mengurangi akumulasi residu feed additive dalam daging (Ahmad dan Elfawati, 2008).