PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH UDANG (Tepung Rese) SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG IKAN DALAM RANSUM BROILER
Septi Susanti
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
Jalan Raya Kandang Limun, Bengkulu
Abstrak
Kebutuhan protein hewani semakin meningkat, hal ini mengakibatkan industri unggas khusus nya ayam briler meningkat. Penggunaan bahan baku lokal dari limbah agro industri merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan biaya ransum. Tinggi atau rendahnya harga bahan baku pakan akan sangat menentukan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh dari usaha tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan ternak akan zat gizi tertentu bahan baku pakan yang berkualitas masih didatangkan dari luar negeri. Oleh karena itu, penggunaan bahan pakan lokal alternatif perlu diupayakan secara optimal, dengan catatan bahan baku pakan tersebut ditingkatkan kualitasnya dan terjamin ketersediaannya sepanjang tahun.
Latar Belakang
Ketersediaan pakan yang cukup, berkualitas, dan berkesinambungan sangat menentukan keberhasilan budi daya ternak. Biaya yang dikeluarkan untuk bahan pakan (ransum) pada peternakan unggas adalah biaya terbesar yaitu berkisar 60 – 70 persen dari seluruh biaya produksinya. Tepung ikan adalah bahan baku pakan yang menyebabkan mahalnya harga ransum, karena tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, sehingga lebih dari setengah, yaitu 200 ribu ton/tahun kebutuhan tepung ikan Indonesia disuplai dari impor. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan peternak skala kecil dan menengah perlu bahan pakan alternatif sebagai pengganti tepung ikan ini. Salah satu bahan pakan alternatif adalah limbah udang (shrimp head waste).
Industri pengolahan udang beku Indonesia berkembang sangat pesat pada beberapa tahun terakhir ini, sejalan dengan meningkatnya produksi udang. Indonesia termasuk negara pengekspor udang terbesar di dunia. Data BPS tahun 2004 menunjukkan produksi udang Indonesia sebesar 240.000 ton dan produksi ini meningkat sebesar 14 % per tahun. Tahun 2005 produksi udang mencapai angka 250.000 ton. Apabila udang segar ini diolah menjadi udang beku, maka sebesar 35% – 70% dari bobot utuh akan menjadi limbah udang, kualitasnya bervariasi tergantung jenis udang dan proses pengolahannya.
Ekspor udang umumnya berupa udang tidak beku, udang beku dan udang dalam kaleng. Produk udang beku sebagian besar berupa produk tanpa kepala (headless) dan produk udang kupasan (peeled). Dari bagian udang yang terbuang tersebut ada bagian yang masih layak bagi konsumsi, misalnya bagian kepala dan dada udang (cephalothorax). Namun karena nelayan belum memiliki teknologi mempertahankan kesegaran udangnya, bagian tubuh udang tersebut tidak tertangani dengan baik sehingga cepat rusak dan membusuk sehingga daripada menjadi beban, limbah udang tersebut lebih baik dibuang.Oleh karena itu dirasa perlu dilakukan pembahasan yang lebih mendalam mengenai kemungkinan penggunaan tepung limbah udang ini untuk menggantikan tepung ikan dalam ransum broiler.
Deskripsi Limbah Udang
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan yang merupakan sisa sampai tidak mungkin untuk dimanfaatkan kembali. Salah satu usaha pengolahan limbah adalah menjadikannya sebagai pakan ternak. Proses pengolahan limbah menjadi pakan ternak dapat dilakukan secara kering (tanpa fermentasi) yaitu dengan mengeringkannya, baik menggunakan alat pengering atau maupun dengan sinar matahari. Kemudian dicincang, selanjutnya dijemur pada sinar matahari sampai kering yang ditandai dengan cara mudah dipatahkan atau mudah hancur kalau diremas. Setelah kering limbah ditumbuk menggunakan lesung atau alat penumbuk lainnya, kemudian dilakukan pengayakan (Anonima, 2008).
Udang sebagai salah satu komoditi ekspor terbagi atas tiga macam, yaitu (1) produk yang terdiri dari bagian badan dan kepala secara utuh , (2) badan tanpa kepala dan (3) dagingnya saja. Pengolahan produksi udang berdasarkan ketiga macam produk tersebut, menyebabkan terdapat bagian-bagian udang yang terbuang seperti kepala, ekor dan kulitnya. Bagian tersebut merupakan limbah industri pengolahan udang beku yang disebut limbah udang (Mudjima,1986 dalam Abun 2009).
Klasifikasi udang secara ilmiah :
Kerajaan :Animalia
Filum :Arthropoda
Upafilum :Crustacea
Kelas :Malacostraca
Ordo :Decapoda
Upaordo :Pleocyemata
Infraordo : Caridea
Filum :Arthropoda
Upafilum :Crustacea
Kelas :Malacostraca
Ordo :Decapoda
Upaordo :Pleocyemata
Infraordo : Caridea
Proses Pembuatan Tepung Limbah Udang
Tepung limbah udang (LU) terbuat dari limbah udang sisa hasil pengolahan udang setelah diambil bagian dagingnya, sehingga yang tersisa adalah bagian kepala, cangkang dan udang kecil utuh dalam jumlah sedikit. Kualitas dan kandungan nutrien LU sangat tergantung pada proporsi bagian kepala dan cangkang udang (Djunaidi. dkk, 2009).
Menurut (Mirzah, dkk. 2007) proses pembuatan tepung udang terdiri dari beberapa tahapan antara lain :
1. Mempersiapkan limbah udang yang dapat diperoleh dari pasar tradisional, industri pengalengan atau pembekuan udang.
2. Sebelum diolah limbah udang ini dibersihkan dari benda-benda asing yang melekat dan dicuci dengan air segar.
3. Perendaman dengan larutan filtrat air abu sekam (FAAS) 20 % selama 48 jam. Untuk memperoleh larutan abu sekam padi 20 % dilakukan dengan melarutkan 200 g abu sekam padi dalam 1 liter air bersih. Larutan ini dibiarkan selama 24 jam, lalu disaring untuk memperoleh filtratnya dan siap digunakan.
4. Selanjutnya dipanaskan dengan autoclave selama 45 menit, dan langsung digiling menjadi bentuk pasta.
5. Dilanjutkan dengan proses fermentasi dengan EM-4 dengan dosis 20 ml/100 gram substrat dengan lama fermentasi 11 hari.
6. Kemudian di keringkan dengan cahaya matahari lalu digiling
Penggunaan bahan kimia sebenarnya dapat dihindari dengan menggunakan larutan filtrat air abu sekam (alkali) yang tidak bersifat polutan. Hasil penelitian Mirzah (2006), menunjukkan bahwa perendaman limbah udang dalam larutan filtrat air abu sekam (FAAS) 10% selama 48 jam dan dikukus selama 45 menit dapat menurunkan kitin dari 15,2% menjadi 9,87% dan meningkatkan kecernaan protein kasar dari 50% menjadi 70,50%, sedangkan kandungan zat-zat makanan lain tidak banyak berubah, yaitu bahan keringnya 86,40%, protein kasar 38,98%, lemak 4,12%, kalsium 14,63%, fosfor 1,75%, dan asam amino kritis seperti metionin 0,86%, lisin 1,15%, triptopan 0,35%, serta retensi nitrogen 66,13% dan energy termetabolis 2204, 54 kkal/kg. TLU hasil olahan dengan FAAS 10% tersebut lebih baik dibandingkan TLU tanpa diolah, yaitu dengan kandungan protein kasar 42, 6%, lemak 5,43%, kitin 15,24%, retensi nitrogen 55,23%, energi
termetabolis 1984,87 kkal/kg, dan kecernaan protein 52,00%, namun kualitas TLU olahan itu perlu dievaluasi secara biologis melalui pemberian ransum kepada ayam broiler.
Pengolahan limbah udang digunakan filtrat air abu sekam (FAAS) 10%. Filtrat air abu sekam sebagai larutan untuk perendam dibuat dengan cara sekam padi yang telah diabukan secara sempurna dilarutkan dalam air bersih. Larutan abu sekam padi 10% diperoleh dengan melarutkan 100 g abu sekam padi dalam 1 liter air bersih. Larutan ini dibiarkan selama 24 jam, lalu disaring untuk memperoleh filtratnya dan siap digunakan. Setelah direndam selanjutnya limbah udang dikukus selama 45 menit, dan dikeringkan dengan cahaya matahari dan akhirnya digiling. Kandungan zat-zat makanan TLU tanpa olahan dan diolah dibandingkan dengan tepung ikan.
Untuk meningkatkan kualitas dan memaksimalkan pemanfaatan limbah udang ini, maka sebelum diberikan pada ternak perlu dilakukan pengolahan, yaitu yang dapat meningkatkan kecernaan dan menurunkan kandungan khitinnya. Penggunaan teknologi pengolahan pakan yang tepat guna, untuk tujuan meningkatkan kualitas nutrisi limbah udang sangat diperlukan agar pemanfaatan proteinnya maksimal. Berbagai perlakuan pengolahan dapat dilakukan antara lain perlakuan fisik, kimia dan biologis serta kombinasinya.
Namun waktu fermentasi cukup lama, yaitu sampai 14 hari. Waktu pengolahan yang sangat lama ini tidak efektif dan efisien dalam penyediaan bahan baku pakan unggas. Selain Lactobacillus sp, juga dapat digunakan inokulum EM-4, yaitu bakteri fermentasi yang berisi kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan pruduksi ternak, sebagian besar terdiri dari genus Lactobacillus sp, bakteri fotosintetik, Actinomycetes sp, Sreptomyces sp, jamur pengurai selulosa dan ragi yang berfungsi menguraikan selulosa atau khitin pada limbah udang (Kyusey Nature Farming Societies, 1995; Indriani, 2003).
Pengolahan dengan menggunakan kultur campuran EM-4 dapat meningkatkan kandungan nilai gizi dan kualitas nutrisi TLU dibandingkan TLU hasil preparasi dengan FAAS saja. Penggunaan inokulum dengan kultur campuran (EM-4) lebih baik dibandingkan inokulum dengan mono kultur (Lactobacillus sp). Produk TLU olahan terbaik diperoleh pada pengolahan dengan menggunakan EM-4 dengan dosis 20 ml/100 gram substrat dngan lama fermentasi 11 hari.
Kandungan Nutrisi Tepung Limbah Udang
Tepung limbah udang mengandung semua asam amino essensial, juga sebagai sumber asam amino aromatik seperti fenilalanin dan tirosin yang kandungannya lebih tinggi daripada tepung ikan, lisin cukup tinggi yaitu 4,58% serta sumber asam amino bersulfur (S) dengan kandungan metionin sebesar 1,26 % (Purwatiningsih,1990). Perbandingan kandungan nutrisi antara tepung limbah udang dan tepung ikan terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Antara TLU dan Tepung Ikan.
Nutrien | TLU tanpa diolah | TLU olahan | Tepung Ikan |
Air (%) | 8,96 | 14,60 | 8,21 |
Bahan kering (%) | 91,04 | 86,40 | 91,79 |
Protein kasar (%) | 39,62 | 39,48 | 49,81 |
Lemak (%) | 5,43 | 4,09 | 4,85 |
Serat kasar (%) | 21,29 | 18,71 | 1,78 |
Abu (%) | 30,82 | 30,94 | 16,29 |
Kalsium (%) | 15,88 | 14,63 | 3,17 |
Fosfor (%) | 1,90 | 1,75 | 0,37 |
Khitin (%) | 15,24 | 9,48 | - |
Metionina (%) | 1,16 | 0,86 | 1,58 |
Lisin (%) | 2,02 | 1,15 | 3,51 |
Triptopan (%) | 0,53 | 0,35 | 0,59 |
Retensi nitrogen (%) | 55,23 | 66,13 | 77,20 |
Energi metabolis (kkal/kg) | 1984,87 | 2204,54 | 3080,00 |
Kecernaan protein (in vitro) | 52,00 | 70,47 | 80,62 |
udang cukup baik meskipun tidak sebaik yang dimiliki oleh tepung ikan. Hal ini memperlihatkan bahwa potensi tepung limbah udang dapat di rekomendasikan kepada peternak untuk menggantikan tepung ikan karena selain mudah untuk didapatkan, bahan ini tentu saja lebih ekonomis dibandingkan bila menggunakan tepung ikan. Terdapat perbedaan kandungan nutrisi antara tepung limbah udang tanpa diolah dan Tepung limbah udang yang telah mengalami proses pengolahan.
Bila dihitung secara nominal berdasarkan kandungan protein kasar pada limbah udang, maka pada tahun 2004 diperoleh limbah udang sebesar 66,3 ribu ton atau setara 88,5 ton protein kasar. Jumlah tersebut merupakan potensi bahan baku pakan sebagai sumber protein hewani yang sangat besar, namun dibalik beberapa kelebihan yang dimiliki limbah udang ini memiliki beberapa kekurangan seperti tingginya kandungan serat kasar dan terdapatnya kandungan zat antinutrisi khitin yang menyebabkan kecernaan terhadap protein menjadi rendah.
Senyawa Khitin
Kulit udang yang mengandung senyawa kimia khitin dan khitosan merupakan limbah yang mudah didapat dan tersedia dalam jumlah yang banyak, yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal.
Dengan adanya sifat-sifat khitin dan khitosan yang dihubungkan dengan gugus amino dan hidroksil yang terikat, maka menyebabkan khitin dan khitosan mempunyai reaktifitas kimia yang tinggi dan menyebabkan sifat polielektrolit kation sehingga dapat berperan sebagai penukar ion (ion exchanger) dan dapat berperan sebagai absorben terhadap logam berat dalam air limbah ( Hirano, 1986). Karena berperan sebagai penukar ion dan sebagai absorben maka khitin dan khitosan dari limbah udang berpotensi dalam memcahkan masalah pencemaran lingkungan perairan dengan penyerapan yang lebih murah dan bahannya mudah didapatkan.
Tingginya kandungan serat kasar yang berasal dari khitin dan mineral terutama kalsium, yang berikatan erat dalam bentuk ikatan khitin-protein-kalsium karbonat merupakan kendala dalam pemanfaatan limbah udang ini. Kandungan protein yang terikat dalam khitin tersebut bisa mencapai 50-95% dan kalsium karbonatnya sampai 15-30% (Foster dan Webber, 1960; Walton dan Blackwell, 1973). Adanya ikatan khitinprotein- kalsium karbonat yang kuat akan menurunkan daya cerna protein limbah udang ini, sehingga pemanfaatannya belum optimal dibanding dengan potensi nilai gizinya. Sebagian besar limbah udang berasal dari kulit, kepala, dan ekornya. Fungsi kulit udang tersebut pada hewan udang (hewan golongan invertebrata) yaitu sebagai pelindung (Neely dan Wiliam, 1969). Kulit udang mengandung protein (25 % - 40%), kalsium karbonat (45% - 50%), dan khitin (15% - 20%), tetapi besarnya kandungan komponen tersebut tergantung pada jenis udangnya. sedangkan kulit kepiting mengandung protein (15,60% - 23,90%), kalsium karbonat (53,70 – 78,40%), dan khitin (18,70% - 32,20%), hal ini juga tergantung pada jenis kepiting dan tempat hidupnya (Focher et al., 1992)
Kandungan khitin dalam kulit udang lebih sedikit dari kulit kepiting, tetapi kulit udang lebih mudah didapat dan tersedia dalam jumlah yang banyak sebagai limbah. Khitin adalah polisakarida alamiah yang menyebabkan kerasnya kulit crustaceae (udang) dan molusca (kerang) serta dinding sel fungi dan alga tertentu.
Protein atau nitrogen yang ada pada limbah udang ini berikatan erat dengan kitin dan kalsium karbonat dalam bentuk komplek ikatan senyawa protein-kitin-kalsium karbonat, sehingga “bioavailability” oleh ternak unggas sangat rendah, di samping itu, ternak unggas tidak mempunyai enzim kitinase pada saluran pencernaannya. (Mirzah, 2007)
Kandungan khitin yang tinggi menyebabkan limbah udang mempunyai kecernaan yang rendah yaitu kadar khitin 3 % dalam ransum ayam broiler yang akan menekan konsumsi ransum dan pertumbuhan . Oleh sebab itu sebelum digunakan sebagai bahan pakan dalam ransum broiler limbah udang itu harus mendapat penanganan dan pengolahan yang baik untuk meningkatkan nilai gizinya. Sebagian besar limbah udang berasal dari kulit, kepala, dan ekornya.
Penggunaan Tepung Limbah Udang dalam Ransum Broiler
Pemanfaatan limbah udang sebagai pakan ayam merupakan hal yang mungkin dapat dipakai, disamping menambah variasi dan persediaan bahan baku ransum yang tidak bersaingan dengan manusia, mengurangi pencemaran lingkungan juga dapat menekan biaya ransum, dimana 60—70% dari komponen biaya produksi adalah biaya ransum.
Kesimpulan
Penggunaan tepung limbah udang (tepung rese) sebagai pengganti tepung ikan secara statistik sampai 100% dalam ransum ayam broiler tidak mempengaruhi konsumsi ransum, konversi ransum, dan Income Over Feed And Chick Cost ayam broiler namun berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2008. Limbah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Sumatra Utara. Medan.
Djunaidi, I. H, T. Yuwanta, Supadmo dan M. Nurcahyanto. Pengaruh Penggunaan Limbah Udang Hasil Fermentasi dengan Aspergillus niger terhadap Performan dan Bobot Organ Pencernaan Broiler. Malang.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, dan A.D. Tillman. 1997. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Harnentis. 2004. Pengaruh Lama Fermentasi Limbah Udang dengan Effective Microorganism 4 (EM4) terhadap Kuatitas dan Kualitas Tepung Limbah Udang. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Andalas ,Padang.
Mirzah. 2007. Penggunaan Tepung Limbah Udang yang Diolah dengan Filtrat Air Abu Sekam dalam Ransum Ayam Broiler.Media Peternakan, Desember 2007, hlm. 189-197, ISSN 0126-0472, Vol. 30 No. 3. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang. Sumatra Barat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Udang
52 comments:
Wah .. menarik sekali artikelnya,tinggal penerapannya bisa gak yah?? pengennya sih ane mencoba. hehe..., trims atas infonya.
sutriatha (E1C009019)
Berdasarkan artikel yang saya baca saya setuju-setuju aja karena limbah udang mengandung protein yang baik untuk ternak, tetapi penggunaanya harus dibatasi karena adanya khitin
Novita (E1C009018) PTR 09.
Setelah membaca artikel ini saya setuju, jika kita bisa memanfaatkan limbah udang tersebut, apa lagi jika dilihat dari kulit udang kandungan Proteinnya 25 % - 40% dan dapat meningkatkan Bobot badan ternaknya juga.
saya sangat setuju sama pemberian limbah udang, karena dilihat dari proteinnya yang tinggi sangat bagus untuk meningkatkan bobot tubuh ternak unggas.
berdasarkan artikel yang telah saya baca, maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan limbah udang bukan hanya digunakan untuk ayam kampung saja, akan tetapi juga bisa diberikan kepada ternak unggas lainya, tergantung kebutuhan yang diperlukan.
menurut saya penggunaan limbah kulit udang di dalam ransum ayam sangat potensial untuk digunakan, apalagi harganya relatif lebih murah, namun perlu diadakan penelitian lebih lanjut terhadap persentase penggunaannya di dalam ransum ayam dikarenakan adanya zat kitin sehingga dirasa perlu diberikan batasan di dalam penggunaanya,, bagi yang tertarik untuk penelitian, topik ini menarik (limbah kulit udang banyak di daerah pulau bay)....hhhh
Artikel yang menarik nih, memanfaatkan limbah kulit udang jadi pakan ternak,berapa banyak ya dosis olahan kulit udang yang diberikan ke ternak???
zohdin e1c009085
kalu menurut saya..iya sanat bagus jika inin memanfaatkan limbah udang ini sebagai pakan ternak, karena memiliki kualitas protein yang tinggi dengan komposisi asam amino esensial yang cukp lengkap.akan tetapi harus di ketahui kalau persediaannya masih sangat terbatas dan harganya pun asih cukup tinggi,,,
zohdin e1c009085
kalu menurut saya..iya sanat bagus jika inin memanfaatkan limbah udang ini sebagai pakan ternak, karena memiliki kualitas protein yang tinggi dengan komposisi asam amino esensial yang cukp lengkap.akan tetapi harus di ketahui kalau persediaannya masih sangat terbatas dan harganya pun asih cukup tinggi,,,
Satu lagi limbah yang sangat bermanfaat untuk unggas,dan lagi2 memiliki kekuranggannya,limbah kulit udang ini mengandung zat kitin.sehingga dalam pembuatannya kita harus butuh perhitungan agar hasil yang didapatkan efisien..
MASTUTI E1C009068
Menurut saya pemberian limbah udang untuk ternak sangat baik karena udang banyak mengandung protein dan limbah udang juga mudah di dapat.
oktavia hairunisa E1C009073
WAH,,Setelah baca atikel ini saya baru tau bahwa limbah udang memiliki protein yang tinggi dan bisa meningkatkan bobot badan.
saya sangat setuju sekali dengan pemberian limbah udang untuk pakan ternak , karena dilihat dari proteinnya yang tinggi sangat bagus untuk meningkatkan bobot tubuh ternak unggas.
setelah saya membaca artikel diatas saya setuju-setuju saya karena limbah udang sangat baik untuk meningkatkan produktifitas ternak namun pemberianya dalam jumlah terbatas karena adanya zat khitin.
sungguh menarik dan menjadikan sesuatu yang berguna untuk ternak.
limbah udang bisa di jadikan pakan untuk ternak
semoga limbah2 yang lainnya bisa di jadikan makanan ternak jg.
pak gmana dengan harga limbah udang ini
mahal apa tidak
Suyanti (E1C009020)
Artikel ini cukup menarik, karena ada pemanfaatan limbah udang yang dapat menggantikan tepung ikan...
Artikel yang bagus dan juga dapat menambah wawasan terhadap dunia peternakan masa kini, akan tetapi alang-alang yang sering digunakan sebagai bahan obat-obatan teradisinal.
Dari artikel ini bayak pengetahuan yang saya peroleh,saya jadi tau bahwa limbah udang memiliki banyak protein yang terkandung didalam nya sehingga baik di berikan untuk ternak unggas sebagai pengganti tepung ikan.
Dari artikel ini bayak pengetahuan yang saya peroleh,saya jadi tau bahwa limbah udang memiliki banyak protein yang terkandung didalam nya sehingga baik di berikan untuk ternak unggas sebagai pengganti tepung ikan.
saya suka deengan apa yang di sampaikan sodari septi ,, kita ketahui bahwa udang di daerah bengkulu ini sangat berlimpah,,, sayang jika dibuang begitu saja,, terus bagaimana dengan harga tepung udang dipasaran apakah lebih murah dibandingkan tepung ikan?????? trus bagaimana jika kita membuka pabrik sendiri apakah lebih efisien atau tidak???? terimakasih
menurut saya artikel ini sangat bagus untuk di baca karena dapat menambah wawasan kita yang membacanya.
seperti nya artikel ini bila dapat di terap kan di lapangan akan lebih baik lagi, agar dapat memenuhi ketersediaan protein yang semakin meningkat.
Rina simanjuntak
Mantap,,, sampe limbah udang aja dapat dimanfaatkan untuk pakan.. Tergantung cara mengolahnya aja agar tidak memberikan pengaruh yang dapat menurunkan produktivitas dan kesehatan ternak..
Limbah udang ternyata kandungan PK nya hampir mendekati Tepung ikan, yaitu 39,48%.Sangat cocok untuk pencampuran ransum yang memiliki Kadar PK yang rendah
saya sangat tertarik dengan gagasan artikel ini, hanya saja didaerah bengkulu produksi udang sedikit terbatas. namun demikian artikel ini patut diacungi jempol karena sangat bermanfaat, Thanks admin
setelah membaca artikel ini saya setuju penggunaan limbah udang merupakan inovasi untuk menanggulangi bahan yang tidak bermanfaat menjadi manfaat sehingga mengurangi biaya produksi,, dan efisien
pemanfaatan udang sebagai pengganti tepung ikan merupakan salah satu alternative baru yang bisa digunakan untuk campuran ransum pakan ayam broiler, artikel yang sangat membantu saya dalam mendapatkan impormasi yang sangat penting dan berguna.
artikel yg menarik....dengan memanfaatkan limbah udang sebagai pakan ternak sebuah ide yg cemerlang,selain mudah,limbah udang juga gampang didapatkan
limbah yang bermanfaatuntuk ternak, dalam artikel ini tepung udang dikatakan memilki nilai protein yang baik untuk ternak unggas. Hanya saja perlu kecermatan dalam pengolahannya agar tidak menimbulkan dampak negatif pada ternak, karena udang memiliki zat kitin pada kulitnya.
ternyata tepung udang nilai gizi nya hampir sama dengan tepung ikan,,,,sehingga sangat bagus sebagai pakan pengganti pada tepung ikan, namun sayang nya persediaan tepung udang pun sama sulit dengan tepung ikan serta harga nya pun cukup mahal...
setelah membaca artikel ini saya bisa mengambil kesimpulan, bahwa begitu banyak limbah industri dan rumah tangga yang slma ini tidak pernah kita manfaatkan ternyata dapat diolah menjadi bahan pakan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi dan baik untuk ternka.
wajuli haryadi(E1C010014)
artikel yang menarik....
saya baru mengetahui bahwa limbah udang pun bisa diolah menjadi pakan ternak...tapi bagaimana cara pengolahanya,dan berapa batas dosis yang sesuai untuk di berikan pada ternak unggas tersebut...???
saya sangat setuju dengan artikel ini karena saya sudah juga mencoba ini terhadap itik saya dirumah dengan pemberian limbah udang dan tambahan ransum lainnya itik saya bisa bertelur secara rutin dan tleurnya pun bewarna bagus tidak pucat
saya sangat setuju dengan artikel ini karena saya sudah juga mencoba ini terhadap itik saya dirumah dengan pemberian limbah udang dan tambahan ransum lainnya itik saya bisa bertelur secara rutin dan tleurnya pun bewarna bagus tidak pucat
arikelnya bagus..kalau limbah udang dijadikan kitosan untuk pakan ternak sudah ada apa belum pak yah?
iya memang kita harus membuat pakan sendiri agar mempercepat terwujudnya swasembada daging
dengan baiknya mutu pakan yang kita buat juga nantinya akan mempengaruhi produksi ternak diantaranya dapat menaikkan bobot ternak
berdasar artikel yg saya baca di atas saya sagat mendukung program ini karena limbah udang mengandung protein dan gizi bagi pakan ternak
berdasar kan artikel yang saya baca bahwa Kandungan khitin yang tinggi menyebabkan limbah udang mempunyai kecernaan yang rendah yaitu kadar khitin 3 %,, dari kalimat tersebut timbul pertanyaan di benak saya pak,, apakah kadar kitin tersebut bisa di turun kan bahkan bisa di hilangkan dalam limbah udang tersebut karena menurut saya bisa mempengaruhi pertambahan bobot badan dari ayam tersebut sudah bagus untuk di terapkan ?
menurut saya penggunaan tepung udang sebgaai pegganti tepung ikan utk pakan ternak ini ckup efektif, karena meiliki kandungan nutirsi sprti, protein kering, protein kasar , enrgi metabolisme yg ckup tinggi..dll.
trims..
deni febriadi( e1c011011)
dengan artikel ini kita dapat memanfaatkan dari limbah udang dapat meningkatkan bobot ternak,karena di dalam limbah udang mengandung proteinyang tinggi,Penggunaan bahan baku lokal dari limbah agro industri merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan biaya ransum. Tinggi atau rendahnya harga bahan baku pakan akan sangat menentukan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh dari usaha tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan ternak akan zat gizi tertentu bahan baku pakan yang berkualitas masih didatangkan dari luar negeri,,,sekarang kita dapat memanfaatkan limbah yang kita angap tidak bisadigunakan lagi ternyata dapat di manfaatkan,,,
deni febriadi( e1c011011)
dengan artikel ini kita dapat memanfaatkan dari limbah udang dapat meningkatkan bobot ternak,karena di dalam limbah udang mengandung proteinyang tinggi,Penggunaan bahan baku lokal dari limbah agro industri merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan biaya ransum. Tinggi atau rendahnya harga bahan baku pakan akan sangat menentukan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh dari usaha tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan ternak akan zat gizi tertentu bahan baku pakan yang berkualitas masih didatangkan dari luar negeri,,,sekarang kita dapat memanfaatkan limbah yang kita angap tidak bisadigunakan lagi ternyata dapat di manfaatkan,,,
Radiyostri (E1C011071)
.
Pemanfaatan dan pengolahan limbah sangat perlu dilakukan karena, bila diamati dan dikaji nutrisinya banyak sekali yang bermanfaat sebagai pakan ternak. Contohnya limbah kulit udang ini, namun perlu diperhatikan dampak positive dan negativenya dari pemberiaannya, karena sebagian ada juga yang mengandung antinutrisi yang bisa beracun apabila di konsumsi.
Nama : Nazarudin
NPM : E1C011039
Sangat disayangkan, pebgguna limbah udang sangat minim sekali di daerah kita, padahal protein yang terkandung pada limbah udang, sangat tinggi sekali.
trimakasih atas informasinya pak!!
Limbah lagii,,??
ternyata banyak limbah yang bisa dimaanfaatkan,
Limbah udang ternyata bisa di gunakan dijadikan peganti tepung ikan ternyata...Dan kandungan nutrisinya hampir sama dengan Tepung ikan
artikel bagus,,bermanfaatt
terima kasih.
M ILHAM SHOLIHIN ( E1C00135 )
Limbah itu tidak semuanya samaph yang tidak berguana , ternyata keberadaan limbah sabgat membantu peternak baik limbah sawit udang dan lain lain .
Blog + materinya sangat bermanfaat pak terutama bagi kalangan mahsiswa , makasih pak
SANDI EKA PUTERA (E1C011005)
menurut saya penggunaan limbah kulit udang di dalam ransum ayam sangat potensial untuk digunakan, apalagi harganya relatif lebih murah dan banyak di Kota Bengkulu, namun perlu diadakan penelitian lebih lanjut terhadap persentase penggunaannya di dalam ransum ayam dikarenakan adanya zat kitin sehingga dirasa perlu diberikan batasan di dalam penggunaanya,
superr sekali pak ,....
wajuli(e1C010014)
gebrakan yang sangat menarik..sampai limbah udangpun bisa diolah menjadi pakan ternak.dan dilihat dari kandungan proteinya,limbah ini ternyata bisa dijadikan sebagai pakan pengganti tepung ikan..
setelh saya baca artikel ini,, saya menjadi tauh bhwa bahan dasar udang tidak hanya dimanfaatkan sebgai bhan pembuat terasai,, tapi bisa dimanfaatkan sebgai pakan ternak unggas walupun didalamnya terdapat kandungan kitin yang diketahui dapat menurunkan tingkat kecernan,,,, saya ad pertanyaan,, apakah kandungan kitin ini dapat di hilangkan atau dikurangi,, kmudian berapa % tarap pemberian yang harus diberikan kepada ternak,,. trimksih pak,,
muhammad yusuf (e1c010008)
setelah saya membaca artikel bapak ini, dapat kita lihat bahwa ternyata kandungan protein limbah kepala udang lebih tinggi dari pada tepung ikan, tapi masalahnya pakah penggunaannya lebih efesien daripada tepung ikan? terimakasih..
SIKI ANDRI PUTRA (E1C010033). Setelah saya membaca judul artikel ini,saya mempunyai banyak pertannyaan pak diantaranya, apakah bisa limbah udang menggantikan limbah ikan untuk ayam broiler tersebut pak,, seperti kita ketahui bahwa udang dengan ikan itu berbeda,berarti kandungan nilai gizinyaoun pasti berbeda, gimana pak dengan kasus ini...????
denik pusnawati(e1c010026)
saya setuju dengan artikel ini karena limbah udang bisa di manfaatkan sebagai pakan untuk ternak yang sangat menbantu dalam mmemenuhikebutuhan pakan ternak.
Post a Comment