Pages

Sunday, March 18, 2018

Penggunaan Tepung Buah Mengkudu pada Unggas


Oleh: Tamrin Simbolon
Abstrak
Mengkudu memiliki beberapa senyawa aktif, diantaranya dapat meningkatkan proses penyerapan zat gizi dalam usus. Mengkudu dapat digunakan sebagai pakan tambahan dan  diharapkan dapat meningkatkan tampilan ternak khususnya unggas. Zat-zat nutrisi yang terkandung dalam buah mengkudu terdiri atas protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin (Jones, 2000). Mengkudu juga memiliki khasiat obat, merangsang sistem kekebalan tubuh, mengatur fungsi sel dan regenerasi sel jaringan tubuh yang rusak, serta kandungan air buah mengkudu matang sekitar 52%, sisanya berupa komponen-komponen yang terdiri dari enzim, vitamin, mineral, senyawa-senyawa asam (Bangun dan Sarwono,2002). Kandungan zat aktif yang terdapat di dalam buah mengkudu adalah sebagai berikut: Scopoletin, Pektin, Caproic, Caprylic, Arachidonic acid, Emodin, Terpenoid, Asperuloside, Galaktosa, arabinosa dan asam gluronat. Tepung buah mengkudu mengandung protein 16,7%, lemak 2,06%, serat kasar 33,7%, air 8,7%, abu 5,4%, calsium 0,08%, phospor 0,076%, dan energi metabolisme 3183 kkal/kg. Penambahan tepung buah mengkudu di dalam ransum dapat menggantikan fungsi antibiotik, tanpa mengganggu pertumbuhannya. Tepung buah mengkudu (Morinda citrifolia L) sampai level 2% dalam pakan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian, konversi pakan, nilai biologis dan retensi N pada ayam pedaging.
Kata kunci: Tepung Buah Mengkudu, Bobot Badan, Ayam broiler.


PENDAHULUAN
Daging ayam merupakan produk peternakan yang banyak keunggulannya. Namun karena daging ini kaya lemak dan kolestrol, dicurigai sebagai salah satu penyebab serangan stroke dan penyakit jantung koroner pada manusia. Masalahnya sekarang mungkinkah manfaatkan gizi daging ayam tanpa dampak buruklemak dan kolestrolnya ? untuk menjawab pertanyaan tersebut dicari bahan pakan yang menghasilkan karkas rendah lemak dan kolestrol.
            Komposisi kimiawi suatu produk yang dihasilkan unggas sangat ditentukan oleh bagaimana komposisi pakan yang diberikan, kandungan gizi pakan diantaranya asam lemak yang dapat dimanipulasi kedalam karkas, sehingga daging ayam selain bergizi tinggi juga disinyalir sebagai sumber kolestrol ( Bijanti dkk, 2006). Lemak karkas sebagian besar berasal dari lemak bahan makanan dan lemak dalam tubuh unggas yang meliputi asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat (Anggordi 1995 ). Ayam pedaging atau broiler memerlukan pakan yang berkualitas tinggi untuk menopang pertumbuhannya, disamping itu keberadaan pakan tambahan (feed additive) dalam pakan terbukti meningkatakan efisiensi pakan sehingga dapat menguntungkan para peternak ( Akhadiarto ,2002). Pada saat ini sudah banayak pemakaian feed additive yang berasal dari tanaman berkhasiat, salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia) yang bermanfaat dapat menjaga daya tahan tubuh dan membantu metabolisme tubuh.
            Mengkudu adalah tanaman liar yang tumbuh di hutan-hutan atau daerah pantai sampai kira-kira 1000 mdpl dan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan secara agrobisnis.Tanaman ini menyebar di tanam di Malaysia, Australia, New Zealand,Kepulauan Fasifik, Hawai,Puertorico,Karabia dan Kanada sampai ke Indonesia (Rukmana,2002; Amar dkk. 2004). Morinda citrifoliatermasuk dalam familia rubiacea memiliki banyak manfaat dan sebagai tanaman serba guna banyak jenis produk yang dapat dikembangkan baik dari akar, batang maupun buahnya dan produk olahan dari buah yang banyak dijumpai saat ini adalah sari buah, kapsul dan bumbu pure ( Amar dkk, 2004 ; Blanco 2006 ).
Kandungan kimia penting pada sari buah mengkudu adalah asam lemak yang meliputi : asam kaproat, kaprilet, kalmitet, stearat dan asam olet ( Ngakan dkk, 2000). Kandungan nutrisi yang terkandung dalam buah mengkudu adalah protein, mineral (Se), Vitamin C sebagai anti oksidan dan asam lemak rantai pendek yang menyebabkan bauk yang menyengat ( Amar dkk, 2004 ).
            Vitamin C merupakan sanyawa esensial untuk metabolisme dan berperan melawan stress dengan jalan menghambat peningkatan hormon kortikosteroid dan glandula adrenal, karena pungsi steroid untuk mengurangi Na plasma dan meningkatkan K plasma. Akibatnya kandungan Na darah tetap baik sehingga integritas sel terjaga dan tidak terjadi dehidrasi (Linder, 1992). Vitamin C dapat berpengaruh terhadap integritas sel, menurut Prawirokusumo ( 1995 ) Vitamin C perlu diberikan melalui air minum terutama pada ayam pedaging atau brioler yang akan dipotong agar kualitas karkas dapat dijaga. Selain itu Vitamin C, Vitamin E dan Curcumine yang diisolasi dari temulawak juga mempunyai afek anti oksidan yang kuat dan dapat menghambat terbentuknya radikal bebas ( Sudjarwo at all, 2002, Wahyuni dkk 2003 ).

Klasifikasi Tanaman Mengkudu
Mengkudu tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah Noni (bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu (bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi). Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totoltotol dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam (Djauhariya et al. 2006).  
Untuk klasifikasi dari tanaman mengkudu adalah : kerajaan Plantae, Ordo Gentianales, Famili Rubiaceae, Genus Morinda dan spesies M. Citrifolia. Sejak jaman kuno tanaman ini digunakan sebagi obat, di Vietnam akarnya digunakan untuk mengatasi kaku-kaku dan tetanus dan terbukti melawan ketegangan arteri. Daunnya untuk menyembuhkan disentri, diare, kolik, mual-mual dan kejang-kejang, tonik dan antiseptik. Buahnya sebagai diuretik dan laksatif, digunakan juga untuk pengobatan asma dan gangguan pernapasan lainya, obat encok dan sejenis peradangan lainya. 
Komposisi atau kandungan nutrisi buah mengkudu
Zat-zat nutrisi yang terkandung dalam buah mengkudu terdiri atas protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Kandungan air buah mengkudu matang sekitar 52%, sisanya berupa komponen-komponen yang terdiri dari enzim, vitamin, mineral, senyawasenyawa asam (Bangun dan Sarwono, 2002).
Di dalam buah mengkudu ditemukan scopoletin yang mampu mengikat serotonin yaitu senyawa kimia yang menjadi penyebab terjadinya penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat. Senyawa inilah yang dapat dijadikan obat alternatif untuk menurunkan tekanan darah (Solomon, 1998).
Selanjutnya hasil penelitian Nishigakidan Waspodo (2003), menunjukkan bahwa senyawa coumarin dan asam lemak yang ada di dalam mengkudu bermanfaat untuk memperlebar pembuluh darah dan menghilangkan oksigen aktif superoksida serta memperpanjang umur nitric oxide (NO). Buah mengkudu yang banyak mengandung zat bioaktif merupakan suatu potensi alami yang mudah diperoleh, gampang diproses bahkan diprediksi sebagai material yang tidak akan terlalu menambah beban nilai input suatu usaha, akan tetapi justru dapat memperbaiki kualitas produk daging ayam yang dihasilkan (kadar kolesterol yang rendah dan kualitas karkas yang baik). Penelitian tentang manfaat tepung buah mengkudu pada ayam broiler belum ditemukan, sehingga belum diketahui berapa dosis yang tepat untuk memperbaiki kualitas karkas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dosis tepung buah mengkudu terhadap kualitas karkas dan mendapatkan dosis tepung buah mengkudu yang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol serta menghasilkan kualitas karkas optimal pada ayam broiler.
Ada banyak sekali kandungan gizi yang terdapat di dalam buah mengkudu seperti senyawa-senyawa terpenoid yaitu senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat pada lemak/ minyak esensial yang berfungsi dalam sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh. Selain itu juga terdapat asam askorbat atau sumber vitamin C yang merupakan salah satu  antoksidan yang hebat, berfungsi sebagai penetralisir radikal bebas akibat proses metabolisme di dalam tubuh. Sedangkan anti bakteri yang terdapat di dalam buah mengkudu berupa acubin, L. asperuloside, alizarin, dan beberapa zat antraquinon yang dapat melawan bakteri Pseudonzonas aeruginosa, Proteus morganii, Stapylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli (Dewi, 2012).


Acubin, Asperuloside, Alizarin dan beberapa zat Antraquinon telah terbukti sebagai zat anti bakteri. Zat-zat yang terdapat di dalam buah mengkudu telah terbukti menunjukkan kekuatan melawan golongan bakteri infeksi: Pseudonmonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli (Waha 2000; Winarti 2005). 
Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa secara umum buah mengkudu mampu merangsang sistem kekebalan, pengaturan fungsi sel dan regenerasi seluler dari sel-sel yang mengalami kerusakan. Buah mengkudu mengandung zat aktif enzim proxeronase dan alkaloid proxeronine, kedua zat ini akan membentuk zat aktif xeronine di dalam tubuh. Proxeronine merupakan prekursor atau zat pembentuk xeronine yang merupakan zat yang sangat diperlukan oleh mahkluk hidup.   Xeronine adalah sejenis alkaloid yang dihasilkan oleh tubuh manusia atau hewan untuk menggerakan enzim-enzim supaya berfungsi lebih sempurna, tetapi jumlahnya sangat sedikit.  Zat tersebut dibawa oleh darah menuju selsel tubuh, sehingga sel-sel bekerja lebih aktif dan terjadi perbaikan struktur maupun fungsi (Heinicke, 1985).
Tepung buah mengkudu peranannya langsung dalam saluran darah dan dapat menetralisir lemak yang akan disalurkan pada pembentukan daging (Nishigaki dan Waspodo, 2003). Selanjutnya Piliang dan Djojosoebagio (2000) menyatakan bahwa bila lingkungan asam menyebabkan aktivitas enzim lipase menjadi terbatas sehingga pencernaan lemak berkurang dan selanjutnya pembentukan lemak tubuh pun menjadi lebih rendah.
 Walaupun mengkudu mengandung senyawa-senyawa yang berguna untuk kesehatan, tepung buah mengkudu juga mengandung serat kasar yang tinggi yaitu 36% (Ctahari 2006). Hal ini menjadi kendala dalam penggunaannya sebagai campuran ransum ayam. Penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum sampai 10% belum mempengaruhi bobot karkas (Marsadayanti 2004).
Ketersediaan buah mengkudu
            Buah mengkudu sangat mudah di temukan karena hampir di seluruh wilayah Indonesia dapat tumbuh bahkan di daerah pesisir pantai. Di Bengkulu sendiri buah mengkudu mudah ditemukan. Disamping itu mengkudu tidak memerlukan penanganan yang efektif untuk tumbuh dengan baik, atau dengan kata lain tidak di urus sekalipun dapat tumbuh dengan baik dan berbuah lebat, hal inilah yang menjadi salah satu keuntungan apabila di laksanankan secara optimal.

Analisis Penggunaan pada unggas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bayu Widianto (2008), Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa penambahan tepung buah mengkudu pada pakan itik Hibrida tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan. Hal ini menunjukkan bahwa di antara perlakuan pakan yang mengandung tepung buah mengkuduoleh adanya kandungan nilai gizi yang terdapat di dalam pakan terutama dalam imbangan kalori protein serta aktivitas ternak tersebut. Sifat khusus unggas adalah mengkonsumsi makanan untuk memenuhi energi, jadi makanan yang dimakan cenderung berhubungan erat dengan kadar energinya. Menurut Rose (2005),  kebutuhan energi metabolis selalu dijadikan dasar dalam memprediksi konsumsi ternak unggas. Hal ini dikarenakan jumlah pakan yang dikonsumsi unggas berhubungan dengan kandungan energi dalam pakan.
Hal serupa juga dijelaskan oleh Scott, et al (1992) yang menyatakan bahwa apabila kandungan energi dalam pakan tinggi, akan menyebabkan konsumsi pakan menurun, dan sebaliknya apabila kandungan energi dalam pakan rendah maka konsumsi pakan akan meningkat. Hal ini sesuai dengan Hidayati dan Sujono (2006) yang menyatakan bahwa penambahan tepung buah mengkudu hingga level 2% dalam pakan tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap konsumsi pakan ayam pedaging umur 1 sampai 35 hari. Hal ini juga tidak berbeda dengan Sujana, dkk. (2008) yang menyatakan bahwa penambahan tepung buah mengkudu sebanyak 0,1%, 0,2%, 0,3%  dan 0,4% dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap konsumsi pakan ayam pedaging.
Sedangkan untuk pertambahan bobot badan berdasrakan penelitian Bayu Widianto (2008),  Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa penambahan tepung buah mengkudu pada pakan itik Hibrida tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan. Meskipun demikian penambahan tepung buah mengkudu di dalam pakan memberikan dampak yang lebih baik terhadap pertambahan bobot badan itik Hibrida dibandingkan dengan pakan kontrol (tanpa penambahan tepung buah mengkudu).
Hal yang sama juga dikatakan oleh Nurhayati (2010) bahwa Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa penggunaan tepung buah mengkudu sampai taraf 10 % dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap bobot potong ayam pedaging. Hal ini sejalan dengan konsumsi ransum yang juga berpengaruh tidak nyata. Sebagaimana diketahui bahwa bobot potong erat kaitannya dengan konsumsi ransum. Semakin tinggi konsumsi ransum maka zat makanan yang masuk kedalam tubuh juga akan semakin tinggi sehingga pertumbuhan ternak akan semakin baik yang pada akhirnya akan meningkatkan bobot potong yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya jika ransum yang dikonsumsi sedikit.  
Penambahan tepung buah mengkudu pada level 2% dalam pakan menunjukkan nilai konversi pakan yang terendah yaitu 4,49. Sedangkan nilai konversi pakan yang paling tinggi ditunjukkan oleh pakan kontrol (P0) yaitu sebesar 5,31. Data ini menunjukkan perlakuan penambahan tepung buah mengkudu pada level 2%  lebih efisien dalam penyerapan makanan. Hal ini mungkin terkait dengan kandungan saponin dalam ampas mengkudu. Saponin merupakan senyawa yang bersifat bioaktif pada pertumbuhan hewan dan mikroba pencernaan. Pemberian saponin dapat meningkatkan permeabilitas dinding sel pada usus, meningkatkan penyerapan zat makanan sehingga nilai konversi ransum yang dihasilkan lebih baik (Onning, et al, 1996).
Kesimpulan
Penambahan tepung buah mengkudu dalam pakan hingga level 3% belum dapat meningkatkan secara signifikan penampilan produksi unggas. Penambahan tepung buah mengkudu sebanyak 2% dalam pakan menunjukkan hasil yang terbaik ditinjau dari semua variabel yang diamati. Pemberian ransum mengandung tepung buah mengkudu tidak memberikan pengaruh nyata (P > 0,05) terhadap persentase bobot karkas dan bobot potong.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih saya sampaikan kepada :
         Prof. Ir. Urip Santoso, S. Ikom., M. Sc., Ph. D dan Heri Dwi Putranto, S.Pt., M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Penyajian Ilmiah yang selalu membimbing, mengarahkan serta memberikan ilmunya kepada kami khususnya penulis sendiri sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
        Teman-teman yang sama-sama sedang mengambil Mata Kuliah Penyajian Ilmiah yang telah memberikan motivasi, kritik serta sarannya kepada penulis sehingga kesalahan yang diperbuat oleh penulis dapat dihindari.
        Para peneliiti yang karyanya menjadi pustaka dalam makalah ini
       Penulis berharap adanya kritik dan saran ang membangun demi sempurnanya karya ilmiah ini.





DAFTAR PUSTAKA

Bangun, A.P. dan Sarwono, B., 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. AgroMedia Pustaka,       Jakarta .
Bayu Widianto (2008),Pengaruh penambahan tepung buah mengkudu (Morinda citrifolia L.)        dalam pakan terhadap penampilan produksi itik Hibrida  .©Fakultas Peternakan UB,      http://jiip.ub.ac.id/

DJAUHARIYA, E. dan TIRTOBOMA. 2001. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) tanaman           obat tradisional multikhasiat. Warta Litbang. Tan. lndustri. 7: 1-7.
Heinicke, R. M. 1999. Xeronine. Morinda Inc. Hawai Hertrampt, J. 2001. Alternative anti            bacterial performance promoters. Poult. Int. 40: 5055.
Hidayati, A dan Sujono. 2006. Pengaruh penggunaan tepung buah mengkudu (Morinda    citrifolia) terhadap pertambahan bobot badan dan tampilan pakan pada ayam    pedaging. Jurnal Protein. Vol.13 No.1.
Marsadayanti. 2004. Pengaruh Penggunaan Penggunaan Tepung Buah Mengkudu Terhadap         Bobot Karkas Ayam Pedaging Jantan. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Jambi,       Jambi
Nishigaki R. dan Waspodo, 2004.  Sehat Dengan Mengkudu.  MSF.  Jakarta
Onning, G., Wang, Q., Westrom, B. R., Asp, N. G.  and Karlsson, B. W.  1996. Influence of        oat saponins on intestinal permeability in vitro and vivo in the rat. J. Nutr.76: 141-   151.
PILIANG, W.G. dan S. DJOJOSOEBAGIO. 2000. Fisiologi Nutrisi Volume 1. Edisi ke-3.          Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rose, S. P. 2005. Principles of poultry science. CABI Publishing. Cambridge.
Scott, M. L., Nesheim, M., and Young, R. J. 1992. Nutrition of the chicken. Fifth Ed. Scott,        M. L. And Associates. Ithaca. New York.
SOLOMON, N., 1989. Natur’s Amazing Healer NONI, a 2000 year old Tropical Secret That       Helps The Body Healt Itself Woodland Fubl. Pleasant Grove Utah. 101 p.
Sujana. E., Darana, S dan Garnida, D. 2008. Efek pemberian ransum mengandung tepung             buah mengkudu (Morinda Citrifolia Linn.) terhadap performan ayam broiler. Seminar           Nasional Fakultas Peternakan Unpad. ISBN : 978-602-95808-0-8.
Winarno, R.G. 2003.  Rahasia Morinda citrifolia atau Noni.  14 Agustus 2003.       www.kompas.com

No comments:

Post a Comment