Pages

Monday, August 10, 2015



Pengembangan Sumberdaya Ternak Lokal Khususnya Ternak Sapi Bali
sebagai Sapi Potong di Provinsi Bengkulu

Oleh : Abdul Rohman

Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Abstrack
Propinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam dan agroklimat yang mendukung pengembangan ternak sapi potong. Lahan budidaya seluas 1.222.685 Ha berpotensi untuk pengembangan usaha peternakan, baik untuk usaha khusus temak sapi potong maupun dalam bentuk integrasi ternak sapi dengan usaha perkebunan (Gunawan dan Daryanto, 2004). Jumlah populasi sapi potong Bengkulu pada tahun 2010 sebanyak 103.262 ekor dimana pada tahun 2011 terjadi penurunan angka populasi sebesar 4.314 ekor. Untuk jumlah pemotongan sapi potong mengalami peningkatan sebanyak 7.379 ekor pada tahun 2011. Dimana pada tahun 2010 sebanyak 10.948 ekor dan pada tahun 2011 sebanyak 18.327 ekor (BPS Bengkulu, 2011).Beberapa kelebihan yang dimiliki sapi Bali, seperti mempunyai fertilitas dan persentase karkas yang tinggi, kadar lemak daging yang rendah, dan mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah, serta memberikan respon cukup baik dalam perbaikan pakan, menunjukkan bahwa sapi bali berpotensi dan cocok untuk dikembangkan pada kondisi lapang di Indonesia pada umumnya, (Eko Handiwirawan, dan Subandriyo, 2004)  khususnya provinsi Bengkulu.
Kata Kunci : Pengembangan, Potensi, Sapi Bali.



Pendahuluan
Dewasa ini kebutuhan akan nilai gizi masyarakat, khususnya protein hewani per kapita masih belum tersadarkan dalam kehidupan masyarakat. Walaupun jumlah ternak meningkat apabila dibandingkan dengan tingkat kebutuhan yang juga meningkat, tetap saja terjadi kesenjangan. Hal ini telah pula diantisipasi oleh pemerintah dengan mencanangkan Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa impor daging sapi bakalan cenderung terus meningkat dalam dua dasawarsa terakhir ini. Untuk turut serta berpartisipasi dalam program ini dan sekaligus dapat memenuhi  kebutuhan protein hewani per kapita maka perlu ada peningkatan produksi di bidang peternakan.
Provinsi Bengkulu merupakan daerah agraris dimana didukung dengan wilayah yang sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani. Perhatian pemerintah yang lebih besar terhadap upaya pengembangbiakan ternak di Indonesia, selanjutnya diwujudkan dengan dikeluarkannya Undang Undang No. 6 tahun 1967 yang merupakan landasan bagi upaya pengembangbiakan ternak untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu bangsa ternak di Indonesia melalui upaya pemurnian atau melalui persilangan antar bangsa ternak (Djarsanto, 1997 dikutip oleh Eko Handiwirawan dan Subandriyo, 2004)
Tabel 1. Luas Daerah menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu, 2011
Kabupaten
Luas (km2)
Persentase Luas Bengkulu
Bengkulu Selatan
1186,10
5,95
Rejang Lebong
1639,98
8,23
Bengkulu Utara
4424,60
22,21
Kaur
2369,05
11,21
Seluma
2400,44
12,05
Mukomuko
4036,70
20,27
Lebong
1929,00
9,68
Kepahiang
665,00
3,34
Bengkulu Tengah
1123,94
5,64
Kota Bengkulu
144,52
0,73
Jumlah Total
19919,33
100,00
Sumber : BPS RI, Statistik Indonesia 2011 dikutip dari Bengkulu Dalam Angka 2012.
Dalam rangka memenuhi target produksi daging sapi lokal, Kementerian Pertanian mencanangkan Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) Tahun 2014, yang terdiri dari 5 Program Pokok yaitu: (1) Penyediaan bakalan/daging sapi lokal, (2) Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal, (3) Pencegahan pemotongan sapi betina produktif, (4) Penyediaan bibit sapi, dan (5) Pengaturan stock daging sapi dalam negeri.
Jumlah ternak sapi potong di Provinsi Bengkulu tahun 2009 sebanyak 97.500 ekor dan pada tahun 2010 sebanyak 103.262 ekor sehingga mengalami peningkatan sebesar 1,06%. Provinsi Bengkulu berdasarkan data angka pemotongan ternak sapi dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi penurunan pemotongan ternak sapi cukup tinggi yaitu dari 11.078 ekor pada tahun 2003 menjadi 7.277 ekor pada tahun 2006 dan meningkat kembali menjadi 10.948 ekor pada tahun 2010. (BPS Bengkulu, 2011
Tabel 2. Populasi dan Pemotongan Ternak Besar (Ekor) menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Bengkulu 2011
Kabupaten
Populasi
Pemotongan
Sapi
Kerbau
Sapi
Kerbau
Bengkulu Selatan
11.371
4.178
2.076
4.808
Rejang Lebong
6.653
713
963
240
Bengkulu Utara
33.939
3.257
2.017
771
Kaur
6.028
4.292
114
1.365
Seluma
12.576
775
6.327
569
Mukomuko
14.307
1.962
237
-
Lebong
438
477
323
81
Kepahiang
2.455
317
682
166
Bengkulu Tengah
6.575
3.693
384
326
Kota Bengkulu
4.606
307
5.204
359
Jumlah Total
98.948
19.971
18.327
8.685
2010
103.262
33.738
10.948
2.250
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu,2011 dikutip dari Bengkulu Dalam Angka 2012
Dari jumlah populasi dan jumlah pemotongan yang terkadang terjadi peningkatan maupun penurunan. Maka perlu diimbangi dengan produktifitas dalam menunjang ketersediaan daging tersebut. Salah satu upaya yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) pada tahun 2014. Dimana salah satu dari 5 program pokok yaitu, Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal. Maka perlu pengembangan sumberdaya ternak lokal khususnya sapi bali dimana kondisi dan luaus lahan di propinsi Bengkulu cukup memadai sebagai lahan pengembangan program tersebut.
Tabel 3. Pemanfaatan lahan di Provinsi Bengkulu dan luasnya
Lahan
Luas lahan (ha)
Perkebunan
293.495
Sawah
55.497
Ladang
27.841
Hutan/Belukar
837.186
Lain-lain
8.666
Jumlah
1222.685
Sumber : Gunawan dan Daryanto, 2004
 Dari data dari tabel pemanfaatan lahan diatas, lahan budidaya seluas 1.222.685 Ha berpotensi untuk pengembangan usaha peternakan, baik untuk usaha khusus temak sapi potong maupun dalam bentuk integrasi ternak sapi dengan usaha perkebunan. Propinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam dan agroklimat yang mendukung pengembangan ternak sapi potong (Gunawan dan Daryanto, 2004). Beberapa kelebihan yang dimiliki sapi Bali, seperti mempunyai fertilitas dan persentase karkas yang tinggi, kadar lemak daging yang rendah, dan mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah, serta memberikan respon cukup baik dalam perbaikan pakan, menunjukkan bahwa sapi bali berpotensi dan cocok untuk dikembangkan pada kondisi lapang di Indonesia pada umumnya, (Eko Handiwirawan, dan Subandriyo, 2004) khususnya provinsi Bengkulu.
Budidaya ternak sapi potong dilakukan dalam dua tipe, yaitu tipe peternakan  rakyat dan tipe industri/swasta yang dikelola dalam skala besar dan dilakukan oleh perusahaan feedloter. Aktivitas usaha swasta dalam memelihara ternak sapi potong biasanya dalam bentuk penggemukkan sapi (feedloter) dimana sapi dipelihara dalam kurun waktu tertentu dan diberikan pakan berkualitas baik untuk memperoleh pertambahan berat badan yang diinginkan, kemudian dijual. Sedangkan usaha ternak sapi potong dikalangan peternak/rakyat biasanya merupakan campuran (mix farming) antara pembesaran dan pembibitan, dengan ciri skala usaha rumah tangga dan kepemilikan ternak sedikit, menggunakan teknologi sederhana, bersifat padat karya, dan berbasis azaz organisasi kekeluargaan (Aziz dalam Yusdja dan Ilham, 2004 dikutip oleh Wahyuni Amelia Wulandari, 2013).
Tabel 4. Kualitas karkas dan daging sapi Bali
Sifat karkas
Nilai sifat
Persentase karkas
52-57,7
Komposisi karkas (kg/100kg)

Tulang
14,72-16,95
Daging
69,24-71,03
Lemak
13,81-14,25
Komposisi kimia daging (%)

Kadar air
72,07-74,93
Kadar protein
19,65-21,28
Kadar Lemak
2,01-6,86
Kadar abu
1,17-1,78
Marbling
0
Warna daging
Merah coklat tua
Sumber: Arka,1984 dikutip oleh Gunawan dan Daryanto, 2004
Kesimpulan
Propinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam dan agroklimat yang mendukung pengembangan ternak sapi potong. Lahan budidaya seluas 1.222.685 Ha berpotensi untuk pengembangan usaha peternakan, baik untuk usaha khusus temak sapi potong maupun dalam bentuk integrasi ternak sapi dengan usaha perkebunan. Propinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam dan agroklimat yang mendukung pengembangan ternak sapi potong. Lahan budidaya seluas 1.222.685 Ha berpotensi untuk pengembangan usaha peternakan, baik untuk usaha khusus temak sapi potong maupun dalam bentuk integrasi ternak sapi dengan usaha perkebunan.
Ucapan Terimakasih                                                                                                                  
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Prof Ir. Urip Santoso, M.Sc, Ph. D., dan semua teman – teman yang membantu dalam penulisan artikel ini, serta memberi saran dalam mengerjakan artikel ini dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik . 2012. Bengkulu Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bengkulu
Biro Pusat Statistik. 2011. Bengkulu Dalam Angka. Biro Pusat Statistik, Bengkulu
Gunawan dan Daryanto, 2004. Prospek Pengembangan Usaha Sapi Potong Di Bengkulu Dalam Mendukung Agribisnis Yang Berdaya Saing. Lokakarya Nasional Sapi Potong 2004, Bengkulu
Handiwirawan Eko, dan Subandriyo, 2004. Potensi Dan Keragaman Sumberdaya Genetik Sapi Bali. Lokakarya Nasional Sapi Potong 2004, Bogor
Wulandari Amelia Wahyuni, 2013. Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau Di Provinsi Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu 2013, Bengkulu

21 comments:

  1. Nama : Rizky Saputra
    NPM : E1C013113
    Kelas : A

    Menurut saya Pak, dari penelitian dari saudara Abdul Rohman judulnya terlalu spesifik, karena kenapa dalam judul tersebut "Pengembangan Sumberdaya Ternak Lokal Khususnya Ternak Sapi Bali
    sebagai Sapi Potong di Provinsi Bengkulu" itu terlalu monoton. Di dalam judul tersebut tercantum, ternak lokak, sedangkan di Provinsi Bengkulu sendiri mempunyai ternak lokal yaitu sapi kaur (Jarmuji, S.Pt., M.Si) jadi sapi kaur lah yang harus dikembangkan di Provinsi Bengkulu. Sapi kaur juga tidak jauh beda produksinya dengan sapi bali menurut Jarmuji, S.Pt., M.Si. Apabila sapi kaur dikembangkan sebagai ternak lokal maka dapat mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu.
    Terimakasih

    ReplyDelete
  2. prof. bagaimana cara meningkatkan PBBH sapi bali yang maksimal untuk diprovinsi bengkulu ini khususnya?

    ReplyDelete
  3. menurut saya, pengembangan sumberdaya sapi lokal di bengkulu, ini masih kurang, dan, masih belum maksimal, dan belum menjadikan bengkulu ini, sebgai pusat dari sapi poteong tersebut.
    dan juga untuk menilai dari artikel yang dibuat, litelatur masih kurang dan artikel ini masih belum , karena dat dari yang ad di dpat belum, spesifik denan baik, >
    by. Bagus Dimas Setiawan ( E1C013061 ).

    ReplyDelete
  4. Setelah saya membaca jurnal ini, kok saya jadi tertarik ingin beternak sapi bali

    ReplyDelete
  5. Seperti yang kita ketahui, bengkulu ini adalah daerah yang relatif panas, jadi untuk potensi ternak sapi ppotong memanglah ynag baik adalah ternak sapi bali, dan ternak yng dapat bertahan pada suhu yang panas, namun dari semua itu haruslah ada dukungan dari pmerintah untuk dapat mengeambngkan sapi potong tersebut, untuk meningkatkan efektifitas yang baik.
    dari hal itu, potensi yang ada dapat dimanfaatkan dengan lahan yang ada dibengkulu, agardapat dimanfaatkan dengan baik dan dimaksimalkan . karena daerah bengkul ini masih daerah yang cukup luas.
    dari hal ini, ternak sapi yang ada, ternak sapi kaur juga, dapat berpotensi dengan baik, karena sapi bali dan sapi kaur, hampir sama ,

    ReplyDelete
  6. nama :okta marliya
    npm : e1c014015

    permintaan akan daging sapi di kota bengkulu sangat meningkat, sedangkan ketersediaan daging sapi masih belum memenuhi permintaan. sehingga dengan meningkatkan sumber daya sapi bali di bengkulu sebagai sapi potong sangat cocok, dan di dukung sapi bali bisa beradaptasi dan tahan akan berbagai gangguan dari lingkungan, mengingat kondisi lingkungan (suhu) di bengkulu sangat panas.

    ReplyDelete
  7. Nama : yuni panani
    Npm ; e1c014021
    Menurut saya,ternak sapi bali sangat sesuai untuk di kembangkan di Bengkulu, walaupun di Bengkulu termasuk daerah yang iklim nya relatif panas, namun jenis sapi Bali dalah sapi yang cocok untuk daerah yang panas seperti Bengkulu.

    ReplyDelete
  8. dengan meningkatkan sumber daya sapi potong di bengkulu menurut saya sangatlah cocok karena permintaan daging di bengkulu sangat tinggi sedangkan ketersedian daging tersebut masih sangat kurang. Dan untuk jenis sapi yang cocok dikembangkan di bengkulu ini yaitu jenis sapi bali sebab sapi bali ini sendiri dapat bertahan di suhu yang panas sesuai dengan suhu yang ada di kota bengkulu.

    ReplyDelete
  9. Arlis fajri
    E1C014027
    Dari judul d atas seharusnya kita sebagai putra putri bengkulu harus bangga dan konsisten dalam mempertahankan serta mengembangkan potensi ternak lokal kita. Harapannya dengan adanya pemikiran seperti itu kita akan bsa menjaadikan provinsi bengkulu swasembada daging sapi lokal, mengingat potensi lahan dan pakan sangat tinggi!!!

    ReplyDelete
  10. Nama :ayu hariza
    Npm :e1c013034

    Menurut saya beternak sapi bali di daerah bengkulu merupakan langkah yang sangat efisien ,karena harga yang sangat tinggi dan sapi bali ini merupakan tipe sapi yang mudah di pelihara dan dikembang biakkan

    ReplyDelete
  11. Nama : Riki Susanto
    Npm : E1C014030

    kalau menurut saya sapi bali ini memang sapi yang paling mudah untuk beradaptasi di daerah mana saja dia akan di kembangkan , asalkan pakan nya selalu terpenuh, sedangkan di bengkulu ini lahan tempat menanam pakan masih tersedia, jadi sangat cocok untuk di kembangkan di bengkulu

    ReplyDelete
  12. Nama : Riki Susanto
    Npm : E1C014030

    kalau menurut saya sapi bali ini memang sapi yang paling mudah untuk beradaptasi di daerah mana saja dia akan di kembangkan , asalkan pakan nya selalu terpenuh, sedangkan di bengkulu ini lahan tempat menanam pakan masih tersedia, jadi sangat cocok untuk di kembangkan di bengkulu

    ReplyDelete
  13. Nama : Hasna Umi Zahrah
    NPM : E1CSetelah
    Setelah saya membaca hasil penilitian saudara Abdul Rahman: menurut saya memang sangat bagus jika di Provinsi Bengkulu ini akan di kembangkan sapi lokal yaitu sapi bali, tetapi alangkah baiknya jika di Provinsi Bengkulu mengembangkan sapi Lokal yaitu sapi Kaur, karena jika sapi kaur di kembangkan di Provinsi Bali maka akan sangat banyak dan bertambahnya populasi sapi kaur di Bengkulu.

    ReplyDelete
  14. Nama : Ria Resnia Ancelda.T
    NPM : E1C014091
    menurut saya seharusnya pengembangan ternak lokal, Sapi yang harus dikembangkan adalah sapi kaur karna sapi ini adalah sapi lokal bengkulu.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  15. Nama : Ria Resnia Ancelda.T
    NPM : E1C014091
    menurut saya seharusnya pengembangan ternak lokal, Sapi yang harus dikembangkan adalah sapi kaur karna sapi ini adalah sapi lokal bengkulu.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  16. Nama : Ria Resnia Ancelda.T
    NPM : E1C014091
    menurut saya seharusnya pengembangan ternak lokal, Sapi yang harus dikembangkan adalah sapi kaur karna sapi ini adalah sapi lokal bengkulu.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  17. Nama : Helsen Alexander
    Npm : E1C012036
    setelah membaca jurnal ini menurut pendapat saya tentang Pengembangan Sumberdaya Ternak Lokal Khususnya Ternak Sapi Bali sebagai Sapi Potong di Provinsi Bengkulu sangat bagus,tetapi kita lihat di provinsi bengkulu ini mempunyai ternak lokal seperti sapi KAUR yang seharusnya di kembangkan di provinsi bengkulu ini

    ReplyDelete
  18. nama : wisnu abdi sulaiman
    npm : e1c014111

    ternak lokal pada umumnya harus dapat kita jadikan plasma nutfa yang menjadi cikal bakal yang harus kita bersama kembangkan salah satu contohnya adalah plasma nutfa dari ternak ruminansia ini yaitu sapi bali. sehigga plasma nutfa yang kita miliki dapat terus ada dan menjadi icon dari negara kita sendiri. jayalah peternakan ku

    ReplyDelete
  19. Abdurrahman
    E1C013101

    Sapi Bali bukan merupakan sapi lokal khususnya di Bengkulu, jadi peningkatan sumberdaya lokal bisa digunakan sapi flasma Nuftah dari Bengkulu khususnya sapi KAUR, bisa coba dikenalkan dengan masyarakat sehingga dapat berkembang dengan baik sebagai sapi potong.

    ReplyDelete
  20. Nama : Roni Saeful Anwar
    NPM : E1C014067

    Provinsi Bengkulu memang sangat berpotensi dalam pengembangan sektor peternakan, namun jika berbicara sumberdaya lokal, sapi kaur rasnya lebhih tepat ditekankan sebagai sumberdaya lokal bengkulu walaupun pada dasarnya kita masih menungu adanya publikasi dari pihak pemerintah mengenai kejelasan sapi kaur sebagai sebagai sapi garis murni. trimaksih

    ReplyDelete
  21. Arlis fajri
    E1c014027
    Pengembangan Sumberdaya Ternak Lokal Khususnya Ternak Sapi Bali
    sebagai Sapi Potong di Provinsi Bengkulu, saya setuju dgn karya ilmiah ini karena kita swbagai mahasiswa peternakan haruslah mengembangkan potensi yang ada di daerah kita agar potensi itu bisa kita jadikan manfaat lebih

    ReplyDelete