Pengembangan
Sumberdaya Ternak Lokal Khususnya Ternak Sapi Bali
sebagai
Sapi Potong di Provinsi Bengkulu
Oleh
: Abdul Rohman
Jurusan
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Abstrack
Propinsi Bengkulu memiliki
potensi sumberdaya alam dan agroklimat yang mendukung pengembangan ternak sapi
potong. Lahan budidaya seluas 1.222.685 Ha berpotensi untuk pengembangan usaha
peternakan, baik untuk usaha khusus temak sapi potong maupun dalam bentuk
integrasi ternak sapi dengan usaha perkebunan (Gunawan dan Daryanto, 2004). Jumlah
populasi sapi potong Bengkulu pada tahun 2010 sebanyak 103.262 ekor dimana pada
tahun 2011 terjadi penurunan angka populasi sebesar 4.314 ekor. Untuk jumlah
pemotongan sapi potong mengalami peningkatan sebanyak 7.379 ekor pada tahun
2011. Dimana pada tahun 2010 sebanyak 10.948 ekor dan pada tahun 2011 sebanyak
18.327 ekor (BPS Bengkulu, 2011).Beberapa kelebihan yang dimiliki sapi Bali,
seperti mempunyai fertilitas dan persentase karkas yang tinggi, kadar lemak
daging yang rendah, dan mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah, serta
memberikan respon cukup baik dalam perbaikan pakan, menunjukkan bahwa sapi bali
berpotensi dan cocok untuk dikembangkan pada kondisi lapang di Indonesia pada
umumnya, (Eko Handiwirawan, dan Subandriyo, 2004) khususnya provinsi Bengkulu.
Kata
Kunci : Pengembangan, Potensi, Sapi Bali.
Pendahuluan
Dewasa
ini kebutuhan akan nilai gizi masyarakat, khususnya protein hewani per kapita
masih belum tersadarkan dalam kehidupan masyarakat. Walaupun jumlah ternak
meningkat apabila dibandingkan dengan tingkat kebutuhan yang juga meningkat,
tetap saja terjadi kesenjangan. Hal ini telah pula diantisipasi oleh pemerintah
dengan mencanangkan Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014. Hal ini tidak
terlepas dari kenyataan bahwa impor daging sapi bakalan cenderung terus
meningkat dalam dua dasawarsa terakhir ini. Untuk turut serta berpartisipasi
dalam program ini dan sekaligus dapat memenuhi
kebutuhan protein hewani per kapita maka perlu ada peningkatan produksi
di bidang peternakan.
Provinsi
Bengkulu merupakan daerah agraris dimana didukung dengan wilayah yang sebagian
besar penduduk berprofesi sebagai petani. Perhatian pemerintah yang lebih besar
terhadap upaya pengembangbiakan ternak di Indonesia, selanjutnya diwujudkan
dengan dikeluarkannya Undang Undang No. 6 tahun 1967 yang merupakan landasan
bagi upaya pengembangbiakan ternak untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu
bangsa ternak di Indonesia melalui upaya pemurnian atau melalui persilangan
antar bangsa ternak (Djarsanto, 1997 dikutip oleh Eko Handiwirawan dan
Subandriyo, 2004)
Tabel 1. Luas Daerah menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Bengkulu, 2011
Kabupaten
|
Luas (km2)
|
Persentase Luas Bengkulu
|
Bengkulu Selatan
|
1186,10
|
5,95
|
Rejang Lebong
|
1639,98
|
8,23
|
Bengkulu Utara
|
4424,60
|
22,21
|
Kaur
|
2369,05
|
11,21
|
Seluma
|
2400,44
|
12,05
|
Mukomuko
|
4036,70
|
20,27
|
Lebong
|
1929,00
|
9,68
|
Kepahiang
|
665,00
|
3,34
|
Bengkulu Tengah
|
1123,94
|
5,64
|
Kota Bengkulu
|
144,52
|
0,73
|
Jumlah Total
|
19919,33
|
100,00
|
Sumber
: BPS RI, Statistik Indonesia 2011 dikutip dari Bengkulu Dalam Angka 2012.
Dalam
rangka memenuhi target produksi daging sapi lokal, Kementerian Pertanian
mencanangkan Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) Tahun 2014, yang terdiri
dari 5 Program Pokok yaitu: (1) Penyediaan bakalan/daging sapi lokal, (2)
Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal, (3) Pencegahan
pemotongan sapi betina produktif, (4) Penyediaan bibit sapi, dan (5) Pengaturan
stock daging sapi dalam negeri.
Jumlah
ternak sapi potong di Provinsi Bengkulu tahun 2009 sebanyak 97.500 ekor dan
pada tahun 2010 sebanyak 103.262 ekor sehingga mengalami peningkatan sebesar
1,06%. Provinsi Bengkulu berdasarkan data angka pemotongan ternak sapi dalam
beberapa tahun terakhir telah terjadi penurunan pemotongan ternak sapi cukup
tinggi yaitu dari 11.078 ekor pada tahun 2003 menjadi 7.277 ekor pada tahun
2006 dan meningkat kembali menjadi 10.948 ekor pada tahun 2010. (BPS Bengkulu,
2011
Tabel 2. Populasi dan Pemotongan Ternak Besar (Ekor) menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Bengkulu 2011
Kabupaten
|
Populasi
|
Pemotongan
|
||
Sapi
|
Kerbau
|
Sapi
|
Kerbau
|
|
Bengkulu Selatan
|
11.371
|
4.178
|
2.076
|
4.808
|
Rejang Lebong
|
6.653
|
713
|
963
|
240
|
Bengkulu Utara
|
33.939
|
3.257
|
2.017
|
771
|
Kaur
|
6.028
|
4.292
|
114
|
1.365
|
Seluma
|
12.576
|
775
|
6.327
|
569
|
Mukomuko
|
14.307
|
1.962
|
237
|
-
|
Lebong
|
438
|
477
|
323
|
81
|
Kepahiang
|
2.455
|
317
|
682
|
166
|
Bengkulu Tengah
|
6.575
|
3.693
|
384
|
326
|
Kota Bengkulu
|
4.606
|
307
|
5.204
|
359
|
Jumlah Total
|
98.948
|
19.971
|
18.327
|
8.685
|
2010
|
103.262
|
33.738
|
10.948
|
2.250
|
Sumber
: Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu,2011 dikutip dari Bengkulu Dalam Angka
2012
Dari
jumlah populasi dan jumlah pemotongan yang terkadang terjadi peningkatan maupun
penurunan. Maka perlu diimbangi dengan produktifitas dalam menunjang
ketersediaan daging tersebut. Salah satu upaya yang telah dicanangkan oleh
pemerintah pada Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) pada tahun 2014. Dimana
salah satu dari 5 program pokok yaitu, Peningkatan produktivitas dan
reproduktivitas ternak sapi lokal. Maka perlu pengembangan sumberdaya ternak
lokal khususnya sapi bali dimana kondisi dan luaus lahan di propinsi Bengkulu
cukup memadai sebagai lahan pengembangan program tersebut.
Tabel
3. Pemanfaatan lahan di Provinsi Bengkulu dan luasnya
Lahan
|
Luas lahan (ha)
|
Perkebunan
|
293.495
|
Sawah
|
55.497
|
Ladang
|
27.841
|
Hutan/Belukar
|
837.186
|
Lain-lain
|
8.666
|
Jumlah
|
1222.685
|
Sumber
: Gunawan dan Daryanto, 2004
Dari data dari tabel pemanfaatan lahan diatas,
lahan budidaya seluas 1.222.685 Ha berpotensi untuk pengembangan usaha
peternakan, baik untuk usaha khusus temak sapi potong maupun dalam bentuk
integrasi ternak sapi dengan usaha perkebunan. Propinsi Bengkulu memiliki
potensi sumberdaya alam dan agroklimat yang mendukung pengembangan ternak sapi
potong (Gunawan dan Daryanto, 2004). Beberapa kelebihan yang dimiliki sapi
Bali, seperti mempunyai fertilitas dan persentase karkas yang tinggi, kadar
lemak daging yang rendah, dan mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah,
serta memberikan respon cukup baik dalam perbaikan pakan, menunjukkan bahwa
sapi bali berpotensi dan cocok untuk dikembangkan pada kondisi lapang di
Indonesia pada umumnya, (Eko Handiwirawan, dan Subandriyo, 2004) khususnya
provinsi Bengkulu.
Budidaya ternak sapi potong dilakukan
dalam dua tipe, yaitu tipe peternakan
rakyat dan tipe industri/swasta yang dikelola dalam skala besar dan
dilakukan oleh perusahaan feedloter. Aktivitas usaha swasta dalam memelihara
ternak sapi potong biasanya dalam bentuk penggemukkan sapi (feedloter) dimana
sapi dipelihara dalam kurun waktu tertentu dan diberikan pakan berkualitas baik
untuk memperoleh pertambahan berat badan yang diinginkan, kemudian dijual.
Sedangkan usaha ternak sapi potong dikalangan peternak/rakyat biasanya
merupakan campuran (mix farming) antara pembesaran dan pembibitan, dengan ciri
skala usaha rumah tangga dan kepemilikan ternak sedikit, menggunakan teknologi
sederhana, bersifat padat karya, dan berbasis azaz organisasi kekeluargaan
(Aziz dalam Yusdja dan Ilham, 2004 dikutip oleh Wahyuni Amelia Wulandari,
2013).
Tabel
4. Kualitas karkas dan daging sapi Bali
Sifat karkas
|
Nilai sifat
|
Persentase karkas
|
52-57,7
|
Komposisi karkas (kg/100kg)
|
|
Tulang
|
14,72-16,95
|
Daging
|
69,24-71,03
|
Lemak
|
13,81-14,25
|
Komposisi kimia daging (%)
|
|
Kadar air
|
72,07-74,93
|
Kadar protein
|
19,65-21,28
|
Kadar Lemak
|
2,01-6,86
|
Kadar abu
|
1,17-1,78
|
Marbling
|
0
|
Warna daging
|
Merah coklat tua
|
Sumber:
Arka,1984 dikutip oleh Gunawan dan Daryanto, 2004
Kesimpulan
Propinsi
Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam dan agroklimat yang mendukung
pengembangan ternak sapi potong. Lahan budidaya seluas 1.222.685 Ha berpotensi
untuk pengembangan usaha peternakan, baik untuk usaha khusus temak sapi potong
maupun dalam bentuk integrasi ternak sapi dengan usaha perkebunan. Propinsi
Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam dan agroklimat yang mendukung
pengembangan ternak sapi potong. Lahan budidaya seluas 1.222.685 Ha berpotensi
untuk pengembangan usaha peternakan, baik untuk usaha khusus temak sapi potong
maupun dalam bentuk integrasi ternak sapi dengan usaha perkebunan.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada Bapak Prof Ir. Urip Santoso, M.Sc, Ph. D., dan semua teman –
teman yang membantu dalam penulisan artikel ini, serta memberi saran dalam
mengerjakan artikel ini dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Daftar
Pustaka
Badan
Pusat Statistik . 2012. Bengkulu Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bengkulu
Biro
Pusat Statistik. 2011. Bengkulu Dalam Angka. Biro Pusat Statistik, Bengkulu
Gunawan
dan Daryanto, 2004. Prospek Pengembangan Usaha Sapi Potong Di Bengkulu Dalam
Mendukung Agribisnis Yang Berdaya Saing. Lokakarya Nasional Sapi Potong 2004,
Bengkulu
Handiwirawan
Eko, dan Subandriyo, 2004. Potensi Dan Keragaman Sumberdaya Genetik Sapi Bali. Lokakarya
Nasional Sapi Potong 2004, Bogor
Wulandari
Amelia Wahyuni, 2013. Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging
Sapi/Kerbau Di Provinsi Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu 2013, Bengkulu
Nama : Rizky Saputra
ReplyDeleteNPM : E1C013113
Kelas : A
Menurut saya Pak, dari penelitian dari saudara Abdul Rohman judulnya terlalu spesifik, karena kenapa dalam judul tersebut "Pengembangan Sumberdaya Ternak Lokal Khususnya Ternak Sapi Bali
sebagai Sapi Potong di Provinsi Bengkulu" itu terlalu monoton. Di dalam judul tersebut tercantum, ternak lokak, sedangkan di Provinsi Bengkulu sendiri mempunyai ternak lokal yaitu sapi kaur (Jarmuji, S.Pt., M.Si) jadi sapi kaur lah yang harus dikembangkan di Provinsi Bengkulu. Sapi kaur juga tidak jauh beda produksinya dengan sapi bali menurut Jarmuji, S.Pt., M.Si. Apabila sapi kaur dikembangkan sebagai ternak lokal maka dapat mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu.
Terimakasih
prof. bagaimana cara meningkatkan PBBH sapi bali yang maksimal untuk diprovinsi bengkulu ini khususnya?
ReplyDeletemenurut saya, pengembangan sumberdaya sapi lokal di bengkulu, ini masih kurang, dan, masih belum maksimal, dan belum menjadikan bengkulu ini, sebgai pusat dari sapi poteong tersebut.
ReplyDeletedan juga untuk menilai dari artikel yang dibuat, litelatur masih kurang dan artikel ini masih belum , karena dat dari yang ad di dpat belum, spesifik denan baik, >
by. Bagus Dimas Setiawan ( E1C013061 ).
Setelah saya membaca jurnal ini, kok saya jadi tertarik ingin beternak sapi bali
ReplyDeleteSeperti yang kita ketahui, bengkulu ini adalah daerah yang relatif panas, jadi untuk potensi ternak sapi ppotong memanglah ynag baik adalah ternak sapi bali, dan ternak yng dapat bertahan pada suhu yang panas, namun dari semua itu haruslah ada dukungan dari pmerintah untuk dapat mengeambngkan sapi potong tersebut, untuk meningkatkan efektifitas yang baik.
ReplyDeletedari hal itu, potensi yang ada dapat dimanfaatkan dengan lahan yang ada dibengkulu, agardapat dimanfaatkan dengan baik dan dimaksimalkan . karena daerah bengkul ini masih daerah yang cukup luas.
dari hal ini, ternak sapi yang ada, ternak sapi kaur juga, dapat berpotensi dengan baik, karena sapi bali dan sapi kaur, hampir sama ,
nama :okta marliya
ReplyDeletenpm : e1c014015
permintaan akan daging sapi di kota bengkulu sangat meningkat, sedangkan ketersediaan daging sapi masih belum memenuhi permintaan. sehingga dengan meningkatkan sumber daya sapi bali di bengkulu sebagai sapi potong sangat cocok, dan di dukung sapi bali bisa beradaptasi dan tahan akan berbagai gangguan dari lingkungan, mengingat kondisi lingkungan (suhu) di bengkulu sangat panas.
Nama : yuni panani
ReplyDeleteNpm ; e1c014021
Menurut saya,ternak sapi bali sangat sesuai untuk di kembangkan di Bengkulu, walaupun di Bengkulu termasuk daerah yang iklim nya relatif panas, namun jenis sapi Bali dalah sapi yang cocok untuk daerah yang panas seperti Bengkulu.
dengan meningkatkan sumber daya sapi potong di bengkulu menurut saya sangatlah cocok karena permintaan daging di bengkulu sangat tinggi sedangkan ketersedian daging tersebut masih sangat kurang. Dan untuk jenis sapi yang cocok dikembangkan di bengkulu ini yaitu jenis sapi bali sebab sapi bali ini sendiri dapat bertahan di suhu yang panas sesuai dengan suhu yang ada di kota bengkulu.
ReplyDeleteArlis fajri
ReplyDeleteE1C014027
Dari judul d atas seharusnya kita sebagai putra putri bengkulu harus bangga dan konsisten dalam mempertahankan serta mengembangkan potensi ternak lokal kita. Harapannya dengan adanya pemikiran seperti itu kita akan bsa menjaadikan provinsi bengkulu swasembada daging sapi lokal, mengingat potensi lahan dan pakan sangat tinggi!!!
Nama :ayu hariza
ReplyDeleteNpm :e1c013034
Menurut saya beternak sapi bali di daerah bengkulu merupakan langkah yang sangat efisien ,karena harga yang sangat tinggi dan sapi bali ini merupakan tipe sapi yang mudah di pelihara dan dikembang biakkan
Nama : Riki Susanto
ReplyDeleteNpm : E1C014030
kalau menurut saya sapi bali ini memang sapi yang paling mudah untuk beradaptasi di daerah mana saja dia akan di kembangkan , asalkan pakan nya selalu terpenuh, sedangkan di bengkulu ini lahan tempat menanam pakan masih tersedia, jadi sangat cocok untuk di kembangkan di bengkulu
Nama : Riki Susanto
ReplyDeleteNpm : E1C014030
kalau menurut saya sapi bali ini memang sapi yang paling mudah untuk beradaptasi di daerah mana saja dia akan di kembangkan , asalkan pakan nya selalu terpenuh, sedangkan di bengkulu ini lahan tempat menanam pakan masih tersedia, jadi sangat cocok untuk di kembangkan di bengkulu
Nama : Hasna Umi Zahrah
ReplyDeleteNPM : E1CSetelah
Setelah saya membaca hasil penilitian saudara Abdul Rahman: menurut saya memang sangat bagus jika di Provinsi Bengkulu ini akan di kembangkan sapi lokal yaitu sapi bali, tetapi alangkah baiknya jika di Provinsi Bengkulu mengembangkan sapi Lokal yaitu sapi Kaur, karena jika sapi kaur di kembangkan di Provinsi Bali maka akan sangat banyak dan bertambahnya populasi sapi kaur di Bengkulu.
Nama : Ria Resnia Ancelda.T
ReplyDeleteNPM : E1C014091
menurut saya seharusnya pengembangan ternak lokal, Sapi yang harus dikembangkan adalah sapi kaur karna sapi ini adalah sapi lokal bengkulu.
Terima kasih
Nama : Ria Resnia Ancelda.T
ReplyDeleteNPM : E1C014091
menurut saya seharusnya pengembangan ternak lokal, Sapi yang harus dikembangkan adalah sapi kaur karna sapi ini adalah sapi lokal bengkulu.
Terima kasih
Nama : Ria Resnia Ancelda.T
ReplyDeleteNPM : E1C014091
menurut saya seharusnya pengembangan ternak lokal, Sapi yang harus dikembangkan adalah sapi kaur karna sapi ini adalah sapi lokal bengkulu.
Terima kasih
Nama : Helsen Alexander
ReplyDeleteNpm : E1C012036
setelah membaca jurnal ini menurut pendapat saya tentang Pengembangan Sumberdaya Ternak Lokal Khususnya Ternak Sapi Bali sebagai Sapi Potong di Provinsi Bengkulu sangat bagus,tetapi kita lihat di provinsi bengkulu ini mempunyai ternak lokal seperti sapi KAUR yang seharusnya di kembangkan di provinsi bengkulu ini
nama : wisnu abdi sulaiman
ReplyDeletenpm : e1c014111
ternak lokal pada umumnya harus dapat kita jadikan plasma nutfa yang menjadi cikal bakal yang harus kita bersama kembangkan salah satu contohnya adalah plasma nutfa dari ternak ruminansia ini yaitu sapi bali. sehigga plasma nutfa yang kita miliki dapat terus ada dan menjadi icon dari negara kita sendiri. jayalah peternakan ku
Abdurrahman
ReplyDeleteE1C013101
Sapi Bali bukan merupakan sapi lokal khususnya di Bengkulu, jadi peningkatan sumberdaya lokal bisa digunakan sapi flasma Nuftah dari Bengkulu khususnya sapi KAUR, bisa coba dikenalkan dengan masyarakat sehingga dapat berkembang dengan baik sebagai sapi potong.
Nama : Roni Saeful Anwar
ReplyDeleteNPM : E1C014067
Provinsi Bengkulu memang sangat berpotensi dalam pengembangan sektor peternakan, namun jika berbicara sumberdaya lokal, sapi kaur rasnya lebhih tepat ditekankan sebagai sumberdaya lokal bengkulu walaupun pada dasarnya kita masih menungu adanya publikasi dari pihak pemerintah mengenai kejelasan sapi kaur sebagai sebagai sapi garis murni. trimaksih
Arlis fajri
ReplyDeleteE1c014027
Pengembangan Sumberdaya Ternak Lokal Khususnya Ternak Sapi Bali
sebagai Sapi Potong di Provinsi Bengkulu, saya setuju dgn karya ilmiah ini karena kita swbagai mahasiswa peternakan haruslah mengembangkan potensi yang ada di daerah kita agar potensi itu bisa kita jadikan manfaat lebih