Pages

Sunday, September 2, 2012

TINGKAH LAKU REPRODUKSI DAN TINGKAH LAKU HARIAN RUSA TIMOR (Cervus timorensis)


  
Oleh : Sari Murti
Fakultas Peternakan,Universitas Bengkulu
Abstrak
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberi informasi serta mencermati tingkah laku reproduksi dan tingkah laku harian rusa timor ( Cervus Timorensis ) dalam upaya pengembangan serta peningkatan produktivitas.. Tingkah laku reproduksi yang dimiliki rusa meliputi; sniffing, flehmen, kissing, kicking, nuding, mounthing serta coitus. Adapun tingkah laku harian  yang ditunjukan rusa timor meliputi, tingkah laku social dibuktikan dengan hidup berkelompok dengan menempati shelter (tempat berlindung) yang memiliki ketersediaan pakan dan minum, tingkah laku merumput (ingstive), tingkah laku istirahat, approach (saling mendekati), serta tingkah laku urinasi
Kata kunci : Tingkah laku reproduksi, Tingkah laku harian  dan Rusa timor

PENDAHULUAN
Rusa timor dikenal sebagai hewan yang potensial. Rusa timor memiliki ukuran sedang, panjang kepala dan badan 1,3-2,1 m dan panjang ekor 10-31 cm. Tinggi badan rusa 0,8-1,1 m dengan berat badan 103-155 kg ( Worlddeer,2005). Rusa timor memiliki cirri-ciri telinga lebar, pada rusa jantan terdapat ranggah (tanduk) dengan ukuran yang dapat membesar sesuai dengan pertambahan umur rusa jantan.  Bila merasa terancam, rusa akan berdiri tegang sambil menatap lurus terhadap bahaya sambil mengeluarkan suara lenguhan yang keras sebelum akhirnya lari dengan kencang (Mukhtar, 2004).
Ditinjau dari ukuran tubuh, rusa timor ini sangat cocok untuk dikembangkan. Daging rusa sudah banyak dikenal diberbagai macam negara, karena daging rusa memiliki rasa serta kandungan gizi yang tinggi dan telah banyak hasil olahan dari daging rusa ini (Syaifullah, 2001).Namun terdapat kendala terhadap populasi rusa timor. Populasi rusa timor masih sngat sedikit. Hal ini terhambat karena adanya masalah perkawinan rusa timor (Cervus Timorensis). Masalah perkawinan yang dimaksud seperti, siklus reproduksi rusa yang memiliki musim kawin sehingga rusa tidak dapat kawin setiap waktu.
Menurut Schroder (1976), Rusa timor umumnya berkembang biak pada bulan Juni sampai September dan masa buntingnya sekitar sembilan bulan. Rusa betina mencapai dewasa kelamin pada umur 7-9 bulan. Umur berkembang biak pertama (Minimun breeding age) adalah 15-18 bulan dan Maksimum breeding age 15-18 tahun. Lama menyusui anak rusa adalah 2-3 bulan dan paling lambat 5 bulan, sedangkan lama kebuntingan Rusa timor adalah 8-9 bulan dan jumlah rusa yang dilahirkan terdiri dari 1-2 ekor namun pada umumnya satu ekor (PHPA, 1988 dalam Manggung, 1997).  Musim kawin ini akan menghambat produktivitas rusa timor.
Untuk meningkatkan  produktifitas rusa timor, maka dilakukan upaya manipulasi reproduksi. Dasar melakukan manipulasi reproduksi, perlu diketahui pula tingkah laku seksual alami dari rusa timor.
Tingkah Laku Rusa Timor ( Cervus Timorensis )
Tingkah laku hewan adalah ekspresi suatu hewan yang ditimbulkan oleh semua faktor yang mempengaruhinya, baik faktor dari dalam maupun dari luar yang berasal dari lingkungannya (Suratmo, 1976). Untuk praktisnya, tingkah laku dapat diartikan sebagai gerak-gerik organisme. Sehingga perilaku merupakan perubahan gerak termasuk perubahan dari bergerak menjadi tidak bergerak sama sekali atau membeku, dan perilaku hewan merupakan gerak-gerik hewan sebagai respon terhadap rangsangan dalam tubuhnya dengan memanfaatkan kondisi lingkungannya.
Berbagai macam tingkah laku rusa timor yang telah diamati oleh peneliti-peneliti, baik tingkah laku harian maupun tingkah laku reproduksi. Tingkah laku seksual pada hewan, yang tidak saling memilih pasangannya, akan menguntungkan proses domestikasi suatu jenis, juga akan menguntungkan program pemuliaan yang menggunakan beberapa keturunannya yang terbatas. Jantan ruminansia akan agresif selama musim kawin. Sifat jantan untuk mengawini betina dan keberhasilan terjadinya perkawinan, tergantung pada: a) tingkat agresifitas yang terjadi pada jantan, b) daya tarik yang terjadi di antara jantan dan betina yang sedang berahi, c) tahapan interaksi tingkah laku sebagai hasil dari kesediaan betina untuk kawin (mating) yang ditunjukkan dengan posisi tubuhnya untuk dapat dikawini dan d) reaksi pejantan untuk menaiki betina untuk copulas (Moen, 1973; Alexander et al., 1980).
Tingkah laku reproduksi sangat penting diketahui agar dapat mengembang serta meningkatkan produktifitas populasi rusa timor. Rusa timor memiliki tingkah laku memilih shelter (tempat berlindung) yang memiliki ketersediaan  sumber pakan dan minum,serta tersedianya naungan yang jauh  dari gangguan manusia. Rusa timor memiliki kebiasaan hidup berkelompok. Kebiasaan lain dari rusa timor ini adalah membuang kotoran (feses) bersamaan dengan mengkonsumsi pakan.Untuk tingkah laku reproduksi rusa timor dimulai dari mating ratio, jumlah rusa timor pejantan tiap kelompok berjumlah 1 :  5 dan memiliki sifat superior pejantan yang menjadi pemimpin dalam kelompok (Daud Samsudewa, Siti Susanti,2006). Tingkah laku reproduksi pada betina diawali dengan tingkah laku berahi. Saat rusa timor betina berahi lebih sering menyendiri, nafsu makan menurun, dan relatif diam saat didekati pejantan. Berahi rusa timor dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Musim hujan dengan pakan yang melimpah akan meningkatkan kuantitas dan kualitas berahi betina.
Berbeda dengan betina, tingkah laku reproduksi pejantan apabila sedang libido, pejantan mengitari rombongan betina untuk mencari betina yang sedang berahi, apabila pada saat tersebut ada lebih dari satu pejantan yang libido, maka akan terjadi pertarungan. Hal ini dibuktikan oleh peneliti Daud Samsudewa,2006, bahwa ditemukan beberapa potongan tanduk dishelter rusa, sebagai bukti telah terjadinya pertarungan antar sesama pejantan. Libido rusa timor (Cervus timorensis) jantan dipengaruhi oleh ukuran tanduk. Jika pejantan dalam kondisi tanggalnya ranggah, maka pejantan tidak berani mendekati betina rusa timor (Cervus timorensis). Tanggalnya ranggah menyebabkan penurunan libido jantan pada rusa timor (Cervus timorensis).
Tingkah Laku Bercumbu
Rusa timor (Cervus timorensis), baik pejantan maupun betina sebelum terjadinya perkawinan, rusa timor betina dan pejantan memiliki tingkah laku percumbuan. Tingkah laku percumbuan terdiri dari Snifing (berteriak memanggil pasangan), Flehmen(mengendus-endus), Kissing (menciumi tubuh pasangan), kicking dan Nuding (menjilat dan menyepak pasangan). Tingkah laku percumbuan tersebut dilakukan secara berurutan selama 30±8 menit, 7±1,5 menit, 3±0,8 menit, 1±0,1menit (Siti Susanti,2006). Tahapan terakhir tingkah laku reproduksi rusa timor (Cervus timorensis) tingkah laku coitus. Coitus pada rusa timor diawali dari proses mounthing (pejantan menaiki betina), dilanjutkan dengan penetrasi alat reproduksi jantan kealat reproduksi betina. Mounthing dilakukan oleh pejantan rusa timor pada saat perkawinan dilakukan sebanyak tiga kali sebelum terjadi coitus (Siti Susanti,2006).  
Pada pejantan, tingkah laku mencium/mengendus ( Flehmen), dan menjilat (kicking) merupakan pola tingkah laku reproduksi mencumbu yang paling sering dilakukan. Hal ini merupakan salah satu fungsi yang sangat penting sebagai komunikasi secara kimiawi ( chemical communication) melalui indra penciuman. Tingkah laku rusa timor betina pada saat bercumbu dengan rusa jantan, lebih bersifat pasif, dalam arti kata membiarkan dicumbu oleh rusa jantan, hal ini hanya terjadi pada saat fase estrus. Namun sering juga sebaliknya, yang mencumbu yaitu rusa timor betina, dengan cara menggesek-gesekan kepalanya pada leher rusa jantan, kemudian menjilati bulu jantan disekitar perut yang menyebabkan penis jantan menjadi ereksi. Ereksi pejantan ditandai dengan keluarnya gland penis dari preputium.  (Alexander et al., 1980).
Tingkah Laku Reproduksi Saat kawin
Perkawinan terjadi setelah proses mencumbu. Tingkah laku reproduksi pejantan saat kawin dengan usaha menaiki (mounting) rusa timor betina, dengan cata menaiki punggung betina dari arah samping dengan kaki depannya, dagunya diletakkan diatas punggung betina, kemudian intromission dan akhirnya ejakulasi, yang berlangsung singkat antara 2-3 detik. Waktu yang diperlukan dari mulai menaiki betina sampai terjadinya ejakulasi berlangsung selama 2-3 menit. Setelah ejakulasi rusa timor jantan turun dari punggung betina (Semiadi, 2004).
Rusa timor (Cervus Timorensis) betina siap untuk kawin ( mating), setelah terangsang seksual. Tingkah laku rusa betina pada saat kawin yaitu dengan berdiri tegak, bagian belakang pantat agak direndahkan, dan membiarkan dirinya dinaiki oleh pejantan. Menurut penelitian Alexander et.al,1980 rusa betina yang masih muda dan dalam keadaan berahi, umumnya agak ”takut” untuk dikawini rusa pejantan. Hal ini dibuktikan pada saat jantan berusaha mendekat untuk mengawini rusa betina muda, rusa betina sering kali berlari cepat bahkan seringkali merebahkan dirinya ketanah, kemudian rusa jantan akan mendorongnya untuk bangun. Sedangkan rusa betina dewasa dan telah beranak, pada umumnya lebih tenang menghadapi rusa jantan. Rusa betina muda memiliki pola kurang sempurna, pada respon perkawinan dan tidak mencari pejantan
Hal lain yang perlu diketahui mengenai tingkah laku rusa timor selain tingkah laku reproduksinya adalah tingkah laku keseharian rusa timor (Cervus timorensis). Adapun tingkah laku harian rusa meliputi, tingkah laku makan dan minum (Ingesti), investigative, grooming (membersihkan diri), bergerak (movement) serta  tingkah laku sosial.
Tingkah Laku Makan (Ingestive)
Secara umum baik rusa timor jantan maupun betina melakukan aktivitas ingestive (makan-minum) lebih banyak pada pagi dan sore hari, sedangkan pada siang hari lebih banyak waktu digunakan untuk istirahat. Secara relatif  ada perbedaan alokasi waktu yang digunakan untuk aktivitas harian diantara rusa jantan dan betina. Untuk aktivitas makan, terlihat rusa betina relatif menggunakan waktu lebih lama dibanding rusa jantan baik pagi maupun sore hari, begitu pula untuk aktivitas lainnya  (Ishak 1996).
Pada waktu merumput ini rusa akan lebih memilih hijauan yang paling disukai disekitar areal tempat habitat rusa sampai batas tertentu, kemudian akan kembali ketempat semula memilih jenis hijauan lainya. Rusa timor menyukai hijauan berdaun lunak dan basah serta bagian yang muda seperti jenis legum dan rumput-rumputan. Saat merumput terdapat rusa yang menjadi ketua rombongan yaitu betina tua. Hal ini dikarenakan rusa betian lebih tanggap dalam memilih rumput. Betina juga lebih tanggap terhadap bahaya luar dengan memberi tanda atau isyarat kepada anggotanya dengan mengeluarkan suara atau berhenti sejenak merumput. Jika telah aman betina akan menuntun kembali dalam merumput.(Wirdateti,et al.2000).
Tingkah Laku Sosial
Pada kondisi alam rusa timor merupakan hewan yang hidup berkelompok, aktif pada siang dan malam hari. Jumlah kelompok rusa dapat mencapai ratusan ekor apabila musim kawin. Rusa timor sangat sensitive pada keadaan. Tingkah laku investigative merupakan tingkah laku waspada terhadap gangguan yang mencurigakan, ditandai dengan  menegakkan kepala tanpa bersuara serta memandang lurus kesatu arah yang dianggap berbahaya. Rusa betina lebih tanggap terhadap bahaya dan memberikan isyarat pada lainnya . Tingkah laku sosial rusa timor lainnya adalah sulitnya mendekati rusa jantan apabila ranggah sudah matang. Dalam hal ini rusa jantan menjadi lebih galak dan liar, jika didekati selalu ingin menyerang. Pada musim kawin rusa liar akan bergabung dengan rusa yang dipelihara. Rusa jantan akan beriringan dengan betina serta mengelilingi betina. Untuk mendapatkan betina, rusa jantan berkelahi sampai muncul pemenang, dan yang lemah akan tersingkir. Perkelahian berlangsung 3 jam, tergantung banyaknya saingan. Setelah perkawinan selesai, maka rusa-rusa tersebut akan berkumpul dan bermain seperti semula ( Wirdateti et.al.2000).
Tingkah Laku Harian Lainnya
Aktivitas istirahat biasanya dilakukan sebagai aktivitas yang menyelingi aktivitas makan, yang dilakukan dengan berbaring di bawah pohon, semak atau hutan sambil memamahbiak. Aktivitas ini juga dilakukan untuk berteduh dan berlindung dari teriknya sinar matahari pada siang hari, untuk menjaga kestabilan suhu tubuh. Aktivitas bergerak (movement) biasa dilakukan rusa untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, umumnya dari satu areal vegetasi ke areal vegetasi lainnya untuk mencari makan, atau untuk mencari tempat berlindung yang lebih aman akibat ada gangguan. Aktivitas membersihkan diri (grooming) biasanya dilakukan antar induk betina dengan anak rusa, antara jantan dengan betina atau bahkan dilakukannya sendiri disela-sela aktivitas makan dan istirahat. Grooming biasa dilakukan rusa dengan cara menjilat-jilat bagian tubuhnya untuk menghilangkan kotoran yang melekat di bagian tubuhnya ( Burhanudin Masy’ud et.al. 2007).
Kesimpulan
Dari pembahasan artikel diatas dapat disimpulkan bahwa rusa timor (Cervus timorensis) suka hidup berkelompok dan menempati shelter tertentu yang memiliki ketersediaan pakan,naungan, dan tidak tersentuh manusia. Rusa timor (Cervus timorensis) memiliki tingkah laku reproduksi antara lain, Sniffing, Flehmen, Kissing, Kicking, Nuding, Mounthing serta Coitus. Tingkah laku lain selain tingkah laku reproduksi, rusa timor juga menunjukan tingkah laku hariannya meliputi, , tingkah laku social, tingkah laku makan (ingestive), tingkah laku istirahat, approach (saling mendekati), serta tingkah laku urinasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.      Burhanuddin Masy’ud, Ricky Wijaya dan Irawan Budi Santoso. 2007. Pola Distribusi, Populasi,
dan Aktivitas Harian Rusa Timor (Cervus timorensis) di Taman Nasional Bali Barat.
2.      Daud Samsudewa dan Siti Susanti. 2006. Studi Tingkah Laku Reproduksi Rusa Timor (Cervus  
timorensis) di Kepulauan Karimun Jawa. Fakultas Peternakan Undip. Semarang
3.      Ishak M. 1996. Analisis Pola Penggunaan Waktu Populasi Rusa Jawa (Cervus timorensis) Menurut Jenis Kelamin dan Kelas Umur di Pulau Rinca Taman Nasional Komodo.
Skripsi Bogor, Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB
4.      Mukhtar SA. 2004. Populasi dan Daya Dukung Rusa dan Biawak di Taman Nasional Ujung  
Kulon. Jurnal Penelitian dan Konservasi Alam Vol. 1 : 14-25
5.      Schroder TO. 1976. Deer in Indonesia. Netherland Agricultural University Wageningen-
Netherland Nature Conservation Dept.
6.      Semiadi, G dan R.T.P, Nugraha. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis. Puslit Biologi-LIPI
Bidang Zoologi. Jakarta
7.      Syaifullah, M. 2001. Konservasi Rusa Sebuah ”Panggilan” Nurani. http://www.kompas.com.        [22 Juni 2007]
8.      Wirdateti dan Muhammad Mansyur. 2000. Pengamatan Tingkah Laku Rusa Timor (Cervus
timorensis) di PT Kuala Tembaga. Jurnal Penelitian Animal Production Vol. 7 : 121-126

30 comments:

  1. artikel yang menurut saya sangat bermanfaat.sepertinya di Indonesia perlu didirikan peternakan rusa baik itu rusa timorensis maupun rusa sambar selain untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan daging dalam negeri juga untuk membantu pengembangan dan perlindungan bagi kedua jenis ternak rusa ini agar tidak punah dan tidak diakui oleh negara lain.

    ReplyDelete
  2. rusa timorensis memang terkenal dengan tingkah lakunya yang mudah beradaftasi dengan lingkungan,sehingga banyak sekali yang membudidayakan jenis ternak rusa ini bahkan di idonesia pun sudah memulai ternak rusa timorensis ini al hasis populasi bertambah,inilah salah satu penyebab populasi di dunia rusa timorensis per tahunnya mengalami peningkatan dikarenakan mempunyai tingkah laku yang mudah beradaftasi dengan lingkungan yang baru.

    ReplyDelete
  3. eka saputri (E1C011063)
    setelah saya membaca artikel ini, wawasan saya bertambah tentang rusa timoresis. memang benar rusa ini mudah beradaptasi denganlingkungan yang ditinggali nya, sehingga sekarang mulai banyak yang membudidayakan rusa ini.

    ReplyDelete
  4. setalah saya membaca artikel tersebut tenyata saya dapat menyimpulkan bahwa rusa timorensis mempunyai tinggal laku yang menguntung bagi peternak apabila ingin memelihara jenis rusa ini,karena tingkah lakunya yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.....

    ReplyDelete
  5. rudi hartono
    E1C011078

    pakan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan,dan mempengaruhi tingkah laku rusa.

    ReplyDelete
  6. Asti Yosela O
    E1C011096
    Waaah artikel ini sangat menarik, rusa ini mudah dikembangkan dilihat tingkah lakunya dalam beradaptasi dengan lingkungan tak ada salahnya juga untuk kita mengembangkannya di Bengkulu apalagi hanya sedikit rusa yang dapat ditemukan disini.

    ReplyDelete
  7. Noviandi Erlangga (E1C011019)December 13, 2012 at 4:19 PM

    Artikel yg menrik,, menmbah pengtahuan saya mengenai rusa timorensis, tingkah lakun rusa ini mudah beradaftasi dengan lingkungan,,sehingga sngt menguntungkan bagi pternaknya..
    nah, mengenai pengembngan rusa di indonesia sendri sangat rendah karna di indonsia sendri rusa masih dianggap sbg satwa liar yg dilindungi,,pemeliharaany terbtas,,padahal rusa ini sngt berpotensi menjdi suatu usha yg menjanjikan krn semua bagian tubuhnya dpt dimnfattkn,, tidak hnya dgingnya yg rendah lemah dn kolesterol akn tetpi kulit maupun ranggahny snedri dpt dimnfaatkn,,sngt berpeluang mnjdi usah ptr di indo,,negra indo sndri akn lebih maju dn tidk ketingglan dg negra lain yg sudh menjdikan rusa sbg usaha komersial yg menguntungkn..

    ReplyDelete
  8. DESRI DINA(E1C011067)December 18, 2012 at 10:21 AM

    dengan kita membaca artikel ini, kita bisa tau bahwa rusa sambar mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan jadi kita ada kemudahan untuk berternak rusa.

    ReplyDelete
  9. delina s girsang (E1C011033)December 18, 2012 at 3:30 PM

    artikel ini sangat mengajarkan kita sebagai mahasiswa peternakan untuk lebih menjaga dan melestarikan peternakan yang mulai punah seperti peternakan rusa.terimakasih

    ReplyDelete
  10. binti nurkhasanah E1C011051
    Tingkah laku rusa memang unik karena rusa termasuk hewan yang beraktivitas dimalam hari dan mudah beradaptasi.Dan agar tidak punah perlu dikembngbiakkan lagi.Karena rusa termasuk hewan yang menjnjikan.Dalam kuliah produksi rusa kita telah ketahui bahwa rusa daya jualnya tinggi,bahkan tanduknya lebih mahal dari pada dagingnya sendiri.

    ReplyDelete
  11. binti nurkhasanah E1C011051
    Tingkah laku rusa memang unik karena rusa termasuk hewan yang beraktivitas dimalam hari dan mudah beradaptasi.Dan agar tidak punah perlu dikembngbiakkan lagi.Karena rusa termasuk hewan yang menjnjikan.Dalam kuliah produksi rusa kita telah ketahui bahwa rusa daya jualnya tinggi,bahkan tanduknya lebih mahal dari pada dagingnya sendiri.

    ReplyDelete
  12. E1C011088
    artikel di atas sangat membantu dan menambah wawasan saya.menurut saya untuk rusa timorensis ini dikembangkan dan di ternakan, karena rusa ini asli dari indonesia hanya tingal manajemen saja. hal ini juga agar rusa timorensis tidak punah nantinya.

    ReplyDelete
  13. Radiyostri (E1C011071)
    .
    Tingkah laku reproduksi sangat penting diketahui agar dapat mengembang serta meningkatkan produktifitas populasi rusa timor. Rusa timor memiliki tingkah laku memilih shelter (tempat berlindung) yang memiliki ketersediaan sumber pakan dan minum,serta tersedianya naungan yang jauh dari gangguan manusia.
    Artikel yang sangat membantu dan menarik untuk dipahami dan dipelajari sebelum diterapkan.

    ReplyDelete
  14. artikel yang sangat bermanfaat khusus nya kita yang menimba ilmu di bidang peternaakan khusnya rusa termosis dan mengetahui tingkah lakunya dalam bereproduksi serta cara adaftasinya , karena ternak rusa sendiri agak sedikit langka menurut saya mungkin karena minimnya pengetahuan masyarakt indonesia tentang tingkah laku rusa tersebut , semoga kedepannya makin banyak yang berternak rusa sehingga menjadi ternak yang di perdayakan dan bisa di rasakan manfaatnya.

    ReplyDelete
  15. Artikel yang sangat bermanfaat dan memberi informasi tentang tingkah laku reproduksi dan tingkah laku harian rusa timor ( Cervus Timorensis ) dalam upaya pengembangan serta peningkatan produktivitasnya,

    ReplyDelete
  16. Artikel yang sangat bermanfaat dan memberi informasi tentang tingkah laku reproduksi dan tingkah laku harian rusa timor ( Cervus Timorensis ) dalam upaya pengembangan serta peningkatan produktivitasnya,

    ReplyDelete
  17. liza tri astini
    E1C011052

    terimakasih pak,artikel nya membut saya lebih paham semua tentang rua timur ini sangat bermanfaat dan membantu di saat saya mengambil dan kuliah mk ternak rusa ...

    ReplyDelete
  18. Nama :Nazarudin
    NPM :E1C011039
    Bertambah lagi informasi saya tentang tingkah laku reproduksi dan tingkah laku harian rusa timor.
    artikel yang sangat bermanfaat bagi saya dan trimakasih atas informasinya pak!!

    ReplyDelete
  19. M.ILHAM SHOLIHIN ( E1C011035 )
    Artikelnya menarik pak , ternyata ternak rusa bisa dikembangkan diindonesia karena tingkah laku dan mudah beradaptasi dengan wilayah diindonesia .
    wacana ini menarik bagi peternak rusa dan tak ada salahnya untuk membaca , terima kasih atas pengetahuannya .

    ReplyDelete
  20. After getting more than 10000 visitors/day to my website I thought your livestock-livestock.blogspot.com website also need unstoppable flow of traffic...

    Use this BRAND NEW software and get all the traffic for your website you will ever need ...

    = = > > http://get-massive-autopilot-traffic.com

    In testing phase it generated 867,981 visitors and $540,340.

    Then another $86,299.13 in 90 days to be exact. That's $958.88 a
    day!!

    And all it took was 10 minutes to set up and run.

    But how does it work??

    You just configure the system, click the mouse button a few
    times, activate the software, copy and paste a few links and
    you're done!!

    Click the link BELOW as you're about to witness a software that
    could be a MAJOR turning point to your success.

    = = > > http://get-massive-autopilot-traffic.com

    ReplyDelete
  21. ARTIEKEL nya sangat bermanfaat,, karena setelah membaca artikel ini saya menjadi tau tingka laku dari ternakm rusa,, dan ini juga menjadi bahan untuk mempermudah dalam mendomestikasi ternak..

    ReplyDelete
  22. MILA ENJELIKA S (E1C010059)
    bisa dikatakan rusa merupakan ternak yang jarang dipelihara oleh peternak.Terutama diIndonesia sendiri, baik manajemen perkandangan maupun manajemen pakan masih kurang bagus. selain itu masyarakat Indonesia juga masih jarang sekali ada yang mengonsumsi daging rusa,,,

    ReplyDelete
  23. sebenarnya apabila rusa diperbolehkan untuk dipelihara secara bebas di masyarakat, pasti populasinya akan meningkat dan masyarakat akan lebih memahami bagaimana tingkah laku rusa sebenarnya. tapi sayangnya sampai saat ini di indonesia rusa masih menjadi hewan yang dilingdungi

    ReplyDelete
  24. menurut pelajaran yang saya dapatkan selama perkuliahan potensi rusa diIndonesia sangatlah besar, maka seharusnya pemerintah lebih intensif memperhatikan rusa-rusa dIIndonesia khususnya rusa timor

    ReplyDelete
  25. nama : ressy gita rizki, E1C009077.
    artikel ini sangat berguna bagi adek2 tingkat yang belum mengambil mata kuliah manajemen ternak rusa. sebagai pedoman untuk membuat tugas. rusa perlu sangat untuk dipelihara apa lagi didaerah kota bengkulu. karna kesediaanya telah hampir punah.

    ReplyDelete
  26. nama : Kardinal alsepto gandi, E1C010058.
    artikelnya sangat bagus, sangat menambh wawasan saya tentang rusa. trims.

    ReplyDelete
  27. eka saputri E1C011063
    Tingkah laku rusa memang unik karena rusa termasuk hewan yang beraktivitas dimalam hari dan mudah beradaptasi.Dan agar tidak punah perlu dikembngbiakkan lagi.Karena rusa termasuk hewan yang menjnjikan.

    ReplyDelete
  28. sekedar review aja, itu di belakang kalimat atau paragraf banyak sitasinya. tapi kok yang dimasukin daftar pustaka cuma dikit. ketahuan copas.

    ReplyDelete
  29. Nama :HelsenLaexander
    Npm :E1C012036

    setelah membaca Artikel ini saya banyak mengetahui tentang rusa timor

    ReplyDelete
  30. Riki Susanto, E1C014030
    Artikel nya sangat bagus pak, dimana rusa ini sangat menjanjikan apa bila di kembangkan biakan, dan juga saya bisasa mengetahui rusa timor, terimakasih

    ReplyDelete