Oleh: Supratman Waras
Abstrak
Bulu ayam berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber protein pakan alternatif pengganti sumber protein konvensional seperti bungkil kedele dan tepung ikan. Bulu-bulu itu dapat pula dimanfaatkan untuk makanan ternak (ruminansia, non ruminansia dan unggas). Jumlah ayam yang dipotong terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga bulu ayamyang dihasilkan juga meningkat dan sekaligus menimbulkan permasalahan apabila tidak dikelola dengan baik. metode pengolahan untuk meningkatkan nilai nutrisi bulu unggas yaitu, perlakuan fisik dengan pengaturan temperatur dan tekanan, secara kimiawi dengan penambahan asam dan basa (NaOH, HCL), secara enzimatis dan biologis dengan mikroorganisme dan kombinasi ketiga metode tersebut. Bulu ayam mengandung protein kasar yang cukup tinggi, yakni 80-91 % dari bahan kering (BK), Tingkat kecernaan bahan kering dan bahan organik bulu ayam secara in vitro masing-masing hanya 5,8 % dan 0,7 %. Uji biologis penggunaan tepung bulu ayam sebagai pengganti sumber protein pakan konvensional (bungkil kedelai) hingga taraf 40 % dari total protein ransum memberikan respons sebaik ransum control untuk domba dan perlakuan campuran bulu ayam, Ca-PUFA, Mg-PUFA (mineral makro organik) dan Zn, Cu, Se, dan Cr, lisinat (mineral mikro organik) dapat meningkatkan kecernaan bahan organik, energi, pertambahan bobotbadan, dan efisiensi ransum untuk kambig peranakan Etawah jantan. Bulu ayam yang diolah dengan NaOH dapat dipakai sampai level 15 % (75 % pengganti tepung ikan) dalam ransum broiler. Hal ini dilihat dari konsumsi ransum, PBB, dan konversi ransum yang sama dengan ransum tanpa bulu ayam.
Kata kunci: tepung bulu ayam, potensi, pakan ternak.
Pendahuluan
Salah satu kendala pada pengembangan domba di Indonesia adalah fluktuasi ketersediaan dan rendahnya kualitas pakan. MCDOWELL (1992) melaporkan bahwa hijauan pakan di daerah tropis jarang dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi ternak Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dicari sumber pakan baru yang punya potensi sebagai pakan ternak. Limbah perkebunan dan pabriknya dapat dijadikan sebagai pakan alternatif dan sampai sekarang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Untuk tumbuh secara optimal ternak memerlukan pakan tambahan yang mengandung nutrien dan bernilai ekonomis yang tinggi seperti bungkil kedelai, tepung ikan, jagung, produk samping gandum/ polar dan beberapa pakan tambahan seperti mineral dan vitamin. Sebagian besar bahan-bahan tersebut masih diimpor dengan harga yang cukup mahal. Oleh arena itu, perlu diupayakan alternatif penyediaan dan penggunaan bahan pakan lokal secara optimal. Salah satu produk samping yang tersedia dalam jumlah banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan baku pakan adalah bulu ayam/ unggas. Bulu ayam berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber protein pakan alternatif pengganti sumber protein konvensional seperti bungkil kedele dan tepung ikan. Bulu-bulu itu dapat pula dimanfaatkan untuk makanan ternak (ruminansia, non ruminansia dan unggas). Jumlah ayam yang dipotong terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga bulu ayamyang dihasilkan juga meningkat dan sekaligus menimbulkan permasalahan apabila tidak dikelola dengan baik.
Bulu ayam mengandung protein kasar yang cukup tinggi, yakni 80-91 % dari bahan kering (BK) melebihi kandungan protein kasar bungkil kedelai 42,5 % dan tepung ikan 66,2 % (Anonimus, 2003). Sayangnya kandungan protein kasar yang tinggi tersebut tidak diikuti dengan nilai biologis yang tinggi. Tingkat kecernaan bahan kering dan bahan organik bulu ayam secara in vitro masing-masing hanya 5,8 % dan 0,7 %. Nilai kecernaan yang rendah tersebut disebabkan bulu ayam sebagian besar terdiri atas keratin yang digolongkan ke dalam protein serat. Keratin merupakan protein yang kaya akan asam amino bersulfur, sistin.Ikatan disulfida yang dibentuk diantara asam amino sistin menyebabkan protein ini sulit dicerna, baik oleh mikroorganisme rumen maupun enzim proteolitik dalam saluranpencernaan pasca rumen. Keratin dapat dipecah melalui reaksi kimia dan enzim, sehinggab pada akhirnya dapat dicerna oleh tripsin dan pepsin di dalam saluran pencernaan.
Dengan demikian bila bulu ayam digunakan sebagai bahan pakan sumber protein, sebaiknya perlu diolah terlebih dahulu untuk meningkatkan kecernaannya. Tepung Bulu Terolah/ TerhidrolisaSebagai makanan ternak tentu saja bulu unggas itu tidak cukup dikeringkan kemudian digiling, tetapi harus melalui suatu proses pengolahan terlebih dahulu dan hasilnya inilah yang dinamakan tepung bulu terolah, salah satu bahan makanan asal hewan yang potensial untuk mengurangi harga ransum dan pemanfaatan limbah.
Metode Pengolahan untuk Meningkatkan Nilai Nutrisi Bulu Unggas
Berdasarkan hasil studi di dalam dan di luar negeri, nilai biologis bulu ayam dapat ditingkatkan dengan pengolahan dan pemberian perlakuanyang benar. Sebagai contoh, bulu ayam yang diolah dengan proses NaOH 6 % dan dikombinasikan dengan pemanasan tekanan memberikan nilai kecernaan 64,6 %. Lama pemanasan juga dapat meningkatkan kecernaan pepsin bulu ayam hingga 62,9 %. Namun, pemanasan yang terlampau lama dapat merusak asam amino lisin, histidin dan sistin serta menyebabkan terjadinya reaksi kecoklatan (browning reaction). Kandungan nutrisi tepung bulu terolah tertera pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Tepung Bulu Terolah/ Terhidrolisa
Dilaporkan oleh Rasyaf, 1990
Penggunaan Tepung Bulu Ayam untuk Ternak
Dari hasil pengujian biologis, tepung bulu dapat digunakan sebagai pengganti komponen bahan pakan penyusun konsentrat untuk ternak ruminansia. Pada domba, penggunaan tepung bulu ayam memberikan prospek yang menjanjikan. Uji biologis penggunaan tepung bulu ayam sebagai pengganti sumber protein pakan konvensional (bungkil kedelai) hingga taraf 40 % dari total protein ransum memberikan respons sebaik ransum control.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perlakuan campuran bulu ayam, Ca-PUFA, Mg-PUFA (mineral makro organik) dan Zn, Cu, Se, dan Cr, lisinat (mineral mikroorganik) dapat meningkatkan kecernaan bahan organik, energi, pertambahan bobot badan, dan efisiensi ransum untuk kambig peranakan Etawah jantan(muhtarudin et al.) UMI ADIATI et al (2004) menyatakan bahwaBulu ayam sebagai limbah atau produk samping dari TPA tersedia cukup banyak dan dapat dipergunakan sebagai sumber protein pakan dan bemilai tambah bila diproses menjadi tepung bulu ayam. Pemanfaatan dan penggunaan tepung bulu ayam sebagai salah satu komponen suplemen protein makanan ternak ruminansia belum banyak dilakukan. Tepung bulu ayam dapat dipergunakan sebagai salah satu komponen makanan ternak rurninansia sebagai sumber protein ransum maksimal 40%. Disarankan agar pemakaiannya dilakukan setelah melalui suatu proses pengolahan agar ikatan sistin dalam bulu ayam dapat terurai . Pemanfaatan tepung bulu ayam sebagai bahan makanan ternak ruminansia sebaiknya diperuntukkan bagi ternak yang sedang tumbuh (f 10% protein dalam ransum).
Hasil Penelitian Erpomen et al. (2005) Ransum perlakuan dengan susunan sebagai berikut : A = Ransum tanpa TBA (kontrol), B = Penggantian 25 % protein tepung ikan dengan TBA, C = Penggantian 50 % protein tepung ikan dengan TBA, D = Penggantian 75 % priotein tepung ikan dengan TBA, E = Penggantian 100 % protein tepung ikan dengan TBA. Peubah yang diamati selama penelitian : konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konvensi ransum. Dari hasil penelitian tahap I terlihat bahwa tidak terdapat interaksi (P>0,05) antara dosis NaOH dengan lama pengukusan terhadap BK, PK, LK dan pengukusan fermentasi TBA memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,05) terhadap BK, PK, LK dan daya cerna protein (TBA). Dari hasil analisis tahap 2 menunjukkan bahwa bulu ayam yang telah diolah pada tahap I memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap konsumsi ransum, PBB dan konversi ransum. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Konsentrasi NaOH dan lama pemanasan yang terbaik adalah 0,2 % dengan lama pemanasan 90 menit yang memeberikan daya cerna protein tertinggi 45,02 % dan kandungan lemak kasar terendah 13,37 % serta protein kasar 53,79 %. Bulu ayam yang diolah dengan NaOH dapat dipakai sampai level 15 % (75 % pengganti tepung ikan) dalam ransum broiler. Hal ini dilihat dari konsumsi ransum, PBB, dan konversi ransum yang sama dengan ransum tanpa bulu ayam.Jadi dapat disimpulkan bahwa : Konsentrasi NaOH dan lama pemanasan yang terbaik adalah 0,2 % dengan lama pemanasan 90 menit yang memeberikan daya cerna protein tertinggi 45,02 % dan kandungan lemak kasar terendah 13,37 % serta protein kasar 53,79 %. Bulu ayam yang diolah dengan NaOH dapat dipakai sampai level 15 % (75 % pengganti tepung ikan) dalam ransum broiler. Hal ini dilihat dari konsumsi ransum, PBB, dan konversi ransum yang sama dengan ransum tanpa bulu ayam.
Kesimpulan
Adiati, umi.dkk 2004.peluang Pemanfaatan Tepung Bulu Ayam Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Wartazoa vol. 14 no. 1
Anonimus, 2003. Bulu Unggas Untuk Pakan Ruminansia. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Volume 25 No. 6.
http://lp.unand.ac.id/?pModule=home&psub=home&pAct=view&_haeder=home
http://yunilasyarja.blogspot.com/2009/2/potensi-limbah-bulu-ayam-sebagai-bahan.html.
HOGAN, J. 1996. Ruminant Nutrition and Production in the Tropics and Subtropics. Australian Centre for International Agricultural Research. Canberra.
Muhtarudin dan Ali H, 2004. Pengaruh Suplementasi Hidrolisat Bulu Ayam dan Mineral Organik terhadap Kecernaan Zat Makanan, Pertambahan Bobot Badan, dan Efisiensi Ransum Kambing Peranakan Etawah Jantan. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi.UNILA
MCDOWELL, L.R. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. Academic Press, London.
NATIONAL RESEARCH COUNCIL. 1985. Nutrient Requirements of Sheep. National Academy Press. Washington D.C.
Siregar, zulfikar.2005. Pengaruh suplementasi hidrolisat bulu ayam, mineral esensial dalam ransum berbasis limbah perkebunan terhadap penggunaan, nilai hayati protein dan efisiensi ransum (the effect of hidrolyzed poultry feather and mineral essential supplementation in plantation by-product based ration on utilization, biological value of protein, and efficiency of ration).seminar nasional teknologi peternakan dan veteriner 2005
Abstrak
Bulu ayam berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber protein pakan alternatif pengganti sumber protein konvensional seperti bungkil kedele dan tepung ikan. Bulu-bulu itu dapat pula dimanfaatkan untuk makanan ternak (ruminansia, non ruminansia dan unggas). Jumlah ayam yang dipotong terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga bulu ayamyang dihasilkan juga meningkat dan sekaligus menimbulkan permasalahan apabila tidak dikelola dengan baik. metode pengolahan untuk meningkatkan nilai nutrisi bulu unggas yaitu, perlakuan fisik dengan pengaturan temperatur dan tekanan, secara kimiawi dengan penambahan asam dan basa (NaOH, HCL), secara enzimatis dan biologis dengan mikroorganisme dan kombinasi ketiga metode tersebut. Bulu ayam mengandung protein kasar yang cukup tinggi, yakni 80-91 % dari bahan kering (BK), Tingkat kecernaan bahan kering dan bahan organik bulu ayam secara in vitro masing-masing hanya 5,8 % dan 0,7 %. Uji biologis penggunaan tepung bulu ayam sebagai pengganti sumber protein pakan konvensional (bungkil kedelai) hingga taraf 40 % dari total protein ransum memberikan respons sebaik ransum control untuk domba dan perlakuan campuran bulu ayam, Ca-PUFA, Mg-PUFA (mineral makro organik) dan Zn, Cu, Se, dan Cr, lisinat (mineral mikro organik) dapat meningkatkan kecernaan bahan organik, energi, pertambahan bobotbadan, dan efisiensi ransum untuk kambig peranakan Etawah jantan. Bulu ayam yang diolah dengan NaOH dapat dipakai sampai level 15 % (75 % pengganti tepung ikan) dalam ransum broiler. Hal ini dilihat dari konsumsi ransum, PBB, dan konversi ransum yang sama dengan ransum tanpa bulu ayam.
Kata kunci: tepung bulu ayam, potensi, pakan ternak.
Pendahuluan
Salah satu kendala pada pengembangan domba di Indonesia adalah fluktuasi ketersediaan dan rendahnya kualitas pakan. MCDOWELL (1992) melaporkan bahwa hijauan pakan di daerah tropis jarang dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi ternak Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dicari sumber pakan baru yang punya potensi sebagai pakan ternak. Limbah perkebunan dan pabriknya dapat dijadikan sebagai pakan alternatif dan sampai sekarang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Untuk tumbuh secara optimal ternak memerlukan pakan tambahan yang mengandung nutrien dan bernilai ekonomis yang tinggi seperti bungkil kedelai, tepung ikan, jagung, produk samping gandum/ polar dan beberapa pakan tambahan seperti mineral dan vitamin. Sebagian besar bahan-bahan tersebut masih diimpor dengan harga yang cukup mahal. Oleh arena itu, perlu diupayakan alternatif penyediaan dan penggunaan bahan pakan lokal secara optimal. Salah satu produk samping yang tersedia dalam jumlah banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan baku pakan adalah bulu ayam/ unggas. Bulu ayam berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber protein pakan alternatif pengganti sumber protein konvensional seperti bungkil kedele dan tepung ikan. Bulu-bulu itu dapat pula dimanfaatkan untuk makanan ternak (ruminansia, non ruminansia dan unggas). Jumlah ayam yang dipotong terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga bulu ayamyang dihasilkan juga meningkat dan sekaligus menimbulkan permasalahan apabila tidak dikelola dengan baik.
Bulu ayam mengandung protein kasar yang cukup tinggi, yakni 80-91 % dari bahan kering (BK) melebihi kandungan protein kasar bungkil kedelai 42,5 % dan tepung ikan 66,2 % (Anonimus, 2003). Sayangnya kandungan protein kasar yang tinggi tersebut tidak diikuti dengan nilai biologis yang tinggi. Tingkat kecernaan bahan kering dan bahan organik bulu ayam secara in vitro masing-masing hanya 5,8 % dan 0,7 %. Nilai kecernaan yang rendah tersebut disebabkan bulu ayam sebagian besar terdiri atas keratin yang digolongkan ke dalam protein serat. Keratin merupakan protein yang kaya akan asam amino bersulfur, sistin.Ikatan disulfida yang dibentuk diantara asam amino sistin menyebabkan protein ini sulit dicerna, baik oleh mikroorganisme rumen maupun enzim proteolitik dalam saluranpencernaan pasca rumen. Keratin dapat dipecah melalui reaksi kimia dan enzim, sehinggab pada akhirnya dapat dicerna oleh tripsin dan pepsin di dalam saluran pencernaan.
Dengan demikian bila bulu ayam digunakan sebagai bahan pakan sumber protein, sebaiknya perlu diolah terlebih dahulu untuk meningkatkan kecernaannya. Tepung Bulu Terolah/ TerhidrolisaSebagai makanan ternak tentu saja bulu unggas itu tidak cukup dikeringkan kemudian digiling, tetapi harus melalui suatu proses pengolahan terlebih dahulu dan hasilnya inilah yang dinamakan tepung bulu terolah, salah satu bahan makanan asal hewan yang potensial untuk mengurangi harga ransum dan pemanfaatan limbah.
Metode Pengolahan untuk Meningkatkan Nilai Nutrisi Bulu Unggas
- perlakuan fisik dengan pengaturan temperatur dan tekanan,
- secara kimiawi dengan penambahan asam dan basa (NaOH, HCL),
- secara enzimatis dan biologis dengan mikroorganisme dan
- kombinasi ketiga metode tersebut.
Berdasarkan hasil studi di dalam dan di luar negeri, nilai biologis bulu ayam dapat ditingkatkan dengan pengolahan dan pemberian perlakuanyang benar. Sebagai contoh, bulu ayam yang diolah dengan proses NaOH 6 % dan dikombinasikan dengan pemanasan tekanan memberikan nilai kecernaan 64,6 %. Lama pemanasan juga dapat meningkatkan kecernaan pepsin bulu ayam hingga 62,9 %. Namun, pemanasan yang terlampau lama dapat merusak asam amino lisin, histidin dan sistin serta menyebabkan terjadinya reaksi kecoklatan (browning reaction). Kandungan nutrisi tepung bulu terolah tertera pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Tepung Bulu Terolah/ Terhidrolisa
Nutrisi | Kandungan |
Protein Kasar Serat Kasar Abu calium Phospor Garam | 85% 0,3 – 1,5% 3,0 – 3,5% 0,20 – 0,40% 0,20 – 0,65% 0,20% |
Penggunaan Tepung Bulu Ayam untuk Ternak
- A. Ruminansia
Dari hasil pengujian biologis, tepung bulu dapat digunakan sebagai pengganti komponen bahan pakan penyusun konsentrat untuk ternak ruminansia. Pada domba, penggunaan tepung bulu ayam memberikan prospek yang menjanjikan. Uji biologis penggunaan tepung bulu ayam sebagai pengganti sumber protein pakan konvensional (bungkil kedelai) hingga taraf 40 % dari total protein ransum memberikan respons sebaik ransum control.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perlakuan campuran bulu ayam, Ca-PUFA, Mg-PUFA (mineral makro organik) dan Zn, Cu, Se, dan Cr, lisinat (mineral mikroorganik) dapat meningkatkan kecernaan bahan organik, energi, pertambahan bobot badan, dan efisiensi ransum untuk kambig peranakan Etawah jantan(muhtarudin et al.) UMI ADIATI et al (2004) menyatakan bahwaBulu ayam sebagai limbah atau produk samping dari TPA tersedia cukup banyak dan dapat dipergunakan sebagai sumber protein pakan dan bemilai tambah bila diproses menjadi tepung bulu ayam. Pemanfaatan dan penggunaan tepung bulu ayam sebagai salah satu komponen suplemen protein makanan ternak ruminansia belum banyak dilakukan. Tepung bulu ayam dapat dipergunakan sebagai salah satu komponen makanan ternak rurninansia sebagai sumber protein ransum maksimal 40%. Disarankan agar pemakaiannya dilakukan setelah melalui suatu proses pengolahan agar ikatan sistin dalam bulu ayam dapat terurai . Pemanfaatan tepung bulu ayam sebagai bahan makanan ternak ruminansia sebaiknya diperuntukkan bagi ternak yang sedang tumbuh (f 10% protein dalam ransum).
- B. Unggas
Hasil Penelitian Erpomen et al. (2005) Ransum perlakuan dengan susunan sebagai berikut : A = Ransum tanpa TBA (kontrol), B = Penggantian 25 % protein tepung ikan dengan TBA, C = Penggantian 50 % protein tepung ikan dengan TBA, D = Penggantian 75 % priotein tepung ikan dengan TBA, E = Penggantian 100 % protein tepung ikan dengan TBA. Peubah yang diamati selama penelitian : konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konvensi ransum. Dari hasil penelitian tahap I terlihat bahwa tidak terdapat interaksi (P>0,05) antara dosis NaOH dengan lama pengukusan terhadap BK, PK, LK dan pengukusan fermentasi TBA memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,05) terhadap BK, PK, LK dan daya cerna protein (TBA). Dari hasil analisis tahap 2 menunjukkan bahwa bulu ayam yang telah diolah pada tahap I memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap konsumsi ransum, PBB dan konversi ransum. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Konsentrasi NaOH dan lama pemanasan yang terbaik adalah 0,2 % dengan lama pemanasan 90 menit yang memeberikan daya cerna protein tertinggi 45,02 % dan kandungan lemak kasar terendah 13,37 % serta protein kasar 53,79 %. Bulu ayam yang diolah dengan NaOH dapat dipakai sampai level 15 % (75 % pengganti tepung ikan) dalam ransum broiler. Hal ini dilihat dari konsumsi ransum, PBB, dan konversi ransum yang sama dengan ransum tanpa bulu ayam.Jadi dapat disimpulkan bahwa : Konsentrasi NaOH dan lama pemanasan yang terbaik adalah 0,2 % dengan lama pemanasan 90 menit yang memeberikan daya cerna protein tertinggi 45,02 % dan kandungan lemak kasar terendah 13,37 % serta protein kasar 53,79 %. Bulu ayam yang diolah dengan NaOH dapat dipakai sampai level 15 % (75 % pengganti tepung ikan) dalam ransum broiler. Hal ini dilihat dari konsumsi ransum, PBB, dan konversi ransum yang sama dengan ransum tanpa bulu ayam.
Kesimpulan
- Penggunaan tepung bulu unggas dapat menggantikan pakan sumber protein konvensional seperti bungkil kedelai dan tepung ikan.
- Pemanfaatan tepung bulu ayam sebagai pakan dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan bulu ayam yang tidak tepat
- perlakuan campuran bulu ayam, Ca-PUFA, Mg-PUFA (mineral makro organik) dan Zn, Cu, Se, dan Cr, lisinat (mineral mikro organik) dapat meningkatkan kecernaan bahan organik, energi, pertambahan bobot badan, dan efisiensi ransum untuk kambig peranakan Etawah jantan.
- Pemberian tepung bulu unggas tidak boleh lebih dari 4 % dari total formula ransum.
Adiati, umi.dkk 2004.peluang Pemanfaatan Tepung Bulu Ayam Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Wartazoa vol. 14 no. 1
Anonimus, 2003. Bulu Unggas Untuk Pakan Ruminansia. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Volume 25 No. 6.
http://lp.unand.ac.id/?pModule=home&psub=home&pAct=view&_haeder=home
http://yunilasyarja.blogspot.com/2009/2/potensi-limbah-bulu-ayam-sebagai-bahan.html.
HOGAN, J. 1996. Ruminant Nutrition and Production in the Tropics and Subtropics. Australian Centre for International Agricultural Research. Canberra.
Muhtarudin dan Ali H, 2004. Pengaruh Suplementasi Hidrolisat Bulu Ayam dan Mineral Organik terhadap Kecernaan Zat Makanan, Pertambahan Bobot Badan, dan Efisiensi Ransum Kambing Peranakan Etawah Jantan. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi.UNILA
MCDOWELL, L.R. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. Academic Press, London.
NATIONAL RESEARCH COUNCIL. 1985. Nutrient Requirements of Sheep. National Academy Press. Washington D.C.
Siregar, zulfikar.2005. Pengaruh suplementasi hidrolisat bulu ayam, mineral esensial dalam ransum berbasis limbah perkebunan terhadap penggunaan, nilai hayati protein dan efisiensi ransum (the effect of hidrolyzed poultry feather and mineral essential supplementation in plantation by-product based ration on utilization, biological value of protein, and efficiency of ration).seminar nasional teknologi peternakan dan veteriner 2005
dari artikel saya baca, tak di sngaka ternyata limbah bulu unggas terutama ayam dapat di manfaatka, yang biasanya bulu unggas hanya terbuang dan menimbulkan bau tak sedap... tetapi apakah limbah bulu unggas dapat di manfaatkan sebagai pakan ternak ruminanasia juga????
ReplyDeleteTentu saja limbah bulu ayam bisa diberikan kepada ruminansia. Mau penelitian penggunaan bulu pada ruminansia Hermy? Okey!
ReplyDeleteDari artikel jurnal yang saya baca teryata bulu unggas yang terdapat pada bulu ayam juga bisa dimanfaatkan dan bisa di pelajari agar kami bisa belajar lebih giat lagi.
ReplyDeleteDari jurnal yang saya baca teryata limbah pada bulu unggas bisa juga di manfaatkan agar bisa di manfaatkan oleh manusia
ReplyDeletepak saya mau bertanya apakah pemberian pakan berpengaruh terhadap bulu unggas...??
Tentu saja pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan mutu bulu unggas. Thanks
ReplyDeleteDari artikel yang telah saya baca ini ternyata bulu unggas mempunyai protein yang sangat banyak sehingga bisa diolah menjadi pakan unggas dan ruminansia.Ini bisa menghemat pengeluaran untuk membeli bungkil kedelai sedangkan bulu unggas bisa didapatkan dengan mudah dari unggas itu sendiri.
ReplyDeletedari arikel ini saya baru mengetahui bahwa ternyata bulu unggas dapat diolah sebagai pakan. hal ini sangat bagus apabila dikembangkan. karena selain dapat mengurangi limbah,juga dapat membantu dalam segi ekonomi.
ReplyDeleteternyata pemanfaatan limbah bulu ungga sebagai pakan ternak sangat bermanfaat serta dapat meningkat kan pendapatan bagi peternak itu sendiri dan mengurangi pembuangan limbah secara sia-sia dan merusak lingkungan
ReplyDeleteRina simanjuntak
ReplyDeleteskarang ini sudah semakin modern bulu ayam aja dapat diolah kembali sebagai pakan..
hal ini dapat mengurangi limbah bulu yang berlebihan..
Prof. menyambung pertanyaan dari hendry afrizal ejox. tentang tepung bulu dan pertumbuhan bulu...apakah prof punya jurnal yang berhubungan dengan pengaruh tepung bulu terhadap pertumbuhan bulu unggas ? makasih Prof.
ReplyDeleteoktavia hairunisa E1C009073
ReplyDeletedari artikel yang saya,ternyata limba bulu ayam bisa di gunakan sebagai bahan pakan ternak bisanya bulu ayam banyak terbuang di pasar,sekarang saya baru tau ternyata bulu ayam banyak bermanfaatnya.
febi ashari/e1c009046
ReplyDeleteartikel ini sangat bagus, limbah bulu yang dahulunya hanya menjadi limbah rumah tangga, ternyata kini sudah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
artikel yang menambah suatu inspirasi baru, salah satu limbah dari produk peternakan yaitu bulu ayam dapat dijadikan sebagai pakan konvensional. diketahui bahwa kandungan protein yang tak dapat dicerna secaralangsung dan harus dengan pengolahan lebih lanjut ternyata benar mampu meningkatkan daya cerna serta nilai protein yang cukup tinggi dan aman untuk dikonsumsi ternak. saya ingin bertanya apakah bentuk pengolahan yang digunakan untuk menjdikan bulu ayam sebagai tepung bulu sudah cukup efisienkah jika ditinjau dari segi ekonomi??
ReplyDeletewajuli haryadi(E1C010014)
ReplyDeletesetelah membaca artikel ini,,saya mendapatkan pengetahuan baru lagi...ternyata bulu ayam mengandung pk yang sangat tinggi yaitu 80-91%,selain itu juga dapat meningkatkan kecernaan bahan organik,energi dan pertambahan bobot badan.jadi,tidak salah apabila limbah bulu ayam tersebut diolah lagi menjadi pakan ternak itu sendiri..
wajuli haryadi(E1C010014)
ReplyDeletesetelah membaca artikel ini,,saya mendapatkan pengetahuan baru lagi...ternyata bulu ayam mengandung pk yang sangat tinggi yaitu 80-91%,selain itu juga dapat meningkatkan kecernaan bahan organik,energi dan pertambahan bobot badan.jadi,tidak salah apabila limbah bulu ayam tersebut diolah lagi menjadi pakan ternak itu sendiri..
Wah ternyata bulu ayam sangat baik untuk sumber protein karena memiliki pk yang tinggi, akan tetapi sulit sekali untuk memperolehnya karena proses pemecahanya dan pembuatan sebagai tepung hanya dimiliki didaerah tertentu saja.
ReplyDeletewah ternyata bulu ayam dapat di pergunakan sebagai pakan ternak yang sangat baik, terima kasih atas informasinya pak hal itu sangat bermanfaat.
ReplyDeletewah bulu juga dapat digunakan sebagai pakan ternak sebelum bulu ayam tidak dapat digunakan menjadi apa-apa ternyata bulu ayam setelah dilakukan frmentasi dapat dijadikan pakan ternak yang mengandung protein sangat tinggi.
ReplyDeletesetelah baca artikel ini.ternyanya bulu ayam juga dapat diolah untuk pakan ternak juga
ReplyDeletetapi yang saya tanyakan dengan cara apa bulu ayam tersebut di olah??terimakasih
sebenarnya saya kurang setuju dengan artikel ini karena masih diperlukan kajian lebih dalam lagi limbah bulu unggas dapat dijadikan sebagai pakan ternak,agar kajian artikel ini bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya dan pengruhnya setelah diberikan pakan kepada ternak....
ReplyDeletedari arikel ini saya baru mengetahui bahwa ternyata bulu unggas dapat diolah sebagai pakan untuk unggas dan ruminansial. hal ini sangat bagus apabila dikembangkan. karena dapat mengurangi biaya pakan......
ReplyDeletedari arikel ini saya baru mengetahui bahwa ternyata bulu unggas dapat diolah sebagai pakan untuk unggas dan ruminansial. hal ini sangat bagus apabila dikembangkan. karena dapat mengurangi biaya pakan......
ReplyDeleteass.
ReplyDeleteIndra mustika (E1C011020)
setelah membaca artikel ini saya baru mengetahui bahwa bulu ayam dapat dijaadikan sebagai pakan untuk unggas,hal ini sangat bagus karena selama ini bulu ayam hanya dibuang begitu saj tanpa ada manfaatnya, mudah-mudahan setelah membaca artikel ini saya dapat memanfaatkan bulu untuk pakan ternak.
terima kasih.
Senopka Wiraguna
ReplyDeleteSaya Setuju dengan artikel ini,tpi yang saya bingung khan gmna cara menbuatnya dan apa dampaknya positifnya bagi ternak.?
I conѕtantly ѕpent my half an hour tο read
ReplyDeletethiѕ weblog's content everyday along with a cup of coffee.
Here is my web page - http://freshsmokenow.com
Visit my web site Rauchen aufhören, fresh smoke, fresh smoke ecig, fresh smoke electronic cigarette, water vapor cigarette, water vapor ecig, dejar de fumar, fumo fresco, humo fresco,basta de fumar,parar de fumar, stop smoking now,
bulu ayam yang digunakan apakah tidak merusak oragan dalam yang ada karena proteinnya sulit untuk dicerna pak
ReplyDeleteM. Ari Kurniawan ( E1C010052 )
ReplyDeleteCukup konvensional, tetapi ada yang lebih mengejutkan pembuatan kue berbahan ekstrak rambut dan kuku manusia. ini sudah diperkenalkan sudah sejak lama di negara maju. pembuatan nya sama seperti pembuatan pada bulu ayam dan kandungan proteinnya cukup tinggi mencapai 70-80 %.
Nama: Roni Saeful Anwar (E1C014067)
ReplyDeleteMK : Penyajian Ilmiah
luar bias, bulu ayam bisa di manffatkan untuk pakan ternak, alangkah lebih baiknya ini menjadi bahan ajar di pratikum mahasiswa peternakan. terimaksih.